18%

308 35 0
                                    

             Jangan lupa vote dan                   comment guys                jangan pelit-pelit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             Jangan lupa vote dan
                  comment guys
               jangan pelit-pelit.
                               😁
                               😂
                               😃_______________________________________
                              ╥ω╥
                                  .
                                  .
                                  .
Pagi ini cuaca sedikit mendung, dengan rintikan hujan yang mulai turun ke bumi, Membasahi segala sesuatu yang ada disana. Namun mereka tetap pada kesibukannya masing-masing.

.
Mengingat ini adalah hari Senin, setelah puas pada liburan Sabtu Minggunya. Sooyoung terus menatap kearah jendela, mendengar setiap rintikan hujan yang tak ternilai jumlahnya.

.
Matanya ikut terpejam, begitu tenang hatinya saat setelah laki-laki yang akhir-akhir ini mengganggunya terus bermunculan. "Soo, percayalah aku lebih indah dari rintikan hujan itu." Ucapnya membuat kuping wanita itu serasa dimasuki besi panas.

.
Sungguh godaan ini sangat memuakkan di telinganya. Sooyoung bukanlah wanita pencinta gombalan seperti wanita-wanita yang mudah baperan yang ada diluar sana. Dia ini wanita tomboy, keras, kasar, sering berantem dan sexy adalah nilai bonusnya.

.
Jika memilih untuk diserbu gombalan yang sekarang ia dengar, atau dikroyok preman-preman gang di kampungnya, sudah pasti ia akan memilih di kroyokin oleh mereka.

.
Tak berapa lama sebuah boneka beruang dengan ukuran sedang terpampang jelas di hadapannya membuat ia tersentak kaget. "Apa-apaan sih?!" Dengusnya mendorong boneka itu.

.
"Yah, ini buat kamu. Lucukan, kaya aku?" Ucapnya sambil menyanding
'kan boneka itu disebelah wajahnya. "Cie Soo--," sahut teman-temannya terpotong.

.
"Diem lo semua!" Sentaknya membuat kesunyian. Seokjin sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan gadis di hadapannya itu. Tiba-tiba ia jadi menciut dengan sendirinya dengan boneka yang hampir terjatuh dari lengannya. Apakah dia bakal jadi suami-suami takut istri nanti jika menikahi gadis itu? :')

.
"Dan buat kamu, Kim Seokjin. Aku mohon jangan ngelakuin hal bodoh kaya gini lagi!" Ucapnya penuh dengan penekanan. "Tapi--."

.
"Aku udah lupain semua yang terjadi kemarin, tentang ciuman atau apalah itu. Atau pernyataan cinta kamu yang aku gak peduli. Terserah dan maaf, permisi." Ucapnya pergi dari sana, beberapa orang kini membisikkan tentang mereka.

.
Seokjin hanya terpaku seperti orang bodoh, namun lamunan itu kandas saat sebuah tangga menepuk pundaknya. "Jin, boleh ngomong sebentar?" Tanyanya sambil tersenyum dengan ramah.

.
"Sebelum ngomong, kenalin aku Tyuzu, teman sebangkunya Park Sooyoung." Ucapnya sambil menjulurkan tangan dan disambut hangat oleh tangan Seokjin. Kini mereka saling mendudukkan diri di salah satu bangku yang terpampang jelas kearah jendela.

.
"Maaf yah Jin, Sooyoung memang sedikit keras orangnya." Ucapnya memulai. "Aku juga agak sedikit bingung kemarin, tentang permasalahan yang ada di depan kelas. Setelah di jelasin sama Lisa aku jadi paham." Lanjutnya.

.
"Hmm, aku baru kenal sama Sooyoung dari kelas satu sih. Tapi bukan berarti aku gak kenal sifat dia. Sebenarnya Sooyoung itu anak yang baik kok Jin. Dia tulus, lembut, penuh kasih sayang,"

.
"Kuat kaya wonder woman, senang melindungi orang-orang lemah, tapi juga rapuh."

.
Ucapan itu sejenak membuat Seokjin bungkam. Ternyata selama ini dia belum mengenal Sooyoung sepenuhnya walau sudah mengincarnya dari lama. Wanita itu sangat misterius seperti harta karun yang  berharga.

.
"Sikapnya yang kasar itu, hanya casing untuk dia menutupi kelemahannya. Kamu lihatkan dia sedih banget tempo hari itu. Percayalah dia gak akan melupakan sesuatu yang melukai hatinya."

.
"Jadi aku hanya mengambil kesimpulan, mungkin Sooyoung sedang memilah, dan mencari keraguan dari mata kamu Jin. Dia gak mau hal itu melukai hatinya lagi. Mungkin karena itulah dia sedikit menutup hatinya buat kamu."

.
"Aku bilang hanya sedikit loh, itu artinya kamu masih punya peluangkan? Aku cuma mau bilang, kalo kamu memang bener-bener serius, jangan buat hatinya terluka. Sekalinya dikasih kepercayaan, kamu harus pegang hal itu dengan setia."

.
"Mungkin cuma itu yang bisa aku bantu. Untuk tindakan selanjutnya kamu pikirin lebih baik lagi yah. Aku ingetin, jangan kasih Sooyoung harapan palsu." Sentaknya sedikit pada perkataan akhir.

.
"Oh yah, jangan gombalin dia lagi yah, dia paling anti sebenarnya hehee ... Dia lebih suka yang apa adanya. See you!" Ucap Tyuzu sambil melambai-lambaikan tangan meninggalkan Seokjin yang kini sedang termenung.

.
"Apa adanya? Bukan ada apanya yah? Hm .."

|||||||||||||•••••••••|||||||||||||

Ending Scene 🎥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang