Part 11

2.1K 158 28
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙

Happy Reading ~

Sorry for typo

____oOo____

Malam hari kemudian...

Pukul setengah 8 malam.

Didalam sana Aliando berdiri didekat lemari. Ia tengah mengancingkan baju kokonya sembari memegang Kopiah nya.

Prilly mengambil sisir dimeja riasnya.
Setelah mengambilnya, Prilly kehadapan Aliando.

"Ayo duduk dulu". Prilly meraih tangan Aliando dan menariknya seraya berjalan beberapa langkah ke ranjang.
Aliando duduk ditepian kasur.
Prilly berdiri dihadapan Aliando. Ia melepaskan genggamannya lalu menyisir rambut Suaminya itu.

"Ali, aku dan rafif gak ikut ya", ucap Prilly

"Kenapa sayang?" Tanya Aliando.

"Aku ikut kalau siang hari atau sore aja. Sama kalau kamu keluar kota. Lagian kan sekarang ada Glenca. Masa aku pepergian? Kalau siang sih gak apa apa, karena Glenca kuliah dan ninggalinnya juga gak khawatir," jawab Prilly.

Setelah merapihkan rambut Aliando, Prilly mengambil kopiah di tangan Aliando. Lalu ia pakaiankan ke rambut Aliando.

" Kan Glenca bisa diajak," ujar Aliando.

"Kok kamu mau banget Glenca ikut?" Tanya Prilly.

"Bukan gitu. Aku cuma belum bisa ninggalin kamu aja sama Rafif", jawab Aliando.

"Kan ada Glenca, terus ada bi Amih juga."

"Bi amih kan jam 8-an juga pulang."

"Insya allah aku gak apa apa. Lagian Rafif udah pinter, gak akan nangis dia abinya pergi."

"Percaya. Cuma aku khawatir. Aku pulang tengah malam walaupun lokasinya gak jauh banget apalagi kamu lagi hamil, rafif masih kecil."

Prilly duduk disamping Ali.

"Justru itu. Aku lagi hamil, rafif masih kecil. Kamu gak mau kan aku capek? Pegel duduk nungguin kamu. Mana rafif kalau ngantuk suka rewel. Kalau dirumah kan enak."

Aliando terdiam dengan pandangan kosong. Mencoba untuk mempertimbangkan Prilly.

***

Prilly dan rafif berdiri diteras rumah.
Keduanya sama sama melambaikan tangannya kepada aliando yang juga melambaikan tangan pada keduanya.
Walaupun sangat berat, tapi aliando harus coba mengerti apa keinginan sang istri. Barangkali memang itu yang terbaik untuk istrinya.

"Hati - hati abi". Teriak rafif.

Ketiganya pun sama sama menurunkan tangan. Aliando tersenyum meski sebenarnya ia yakin, tidak akan bisa tenang.

"Jagalah mereka ya allah. Lindungi dari segala mara bahaya dan orang orang yang ingin berbuat kejahatan. Aamiin", batin aliando. Kemudian ia masuk ke dalam mobilnya yang sudah terparkir dihalaman rumah. Kemudian bang adam melajukan mobilnya keluar dari gerbang rumah.

Tak lama kemudian bi amih keluar dari rumah.

"Nyonya?"

Prilly langsung menoleh.

"Eh iya bi amih",

"Semua udah beres nyonya",

"Oh, alhamdulilah. Iya makasih ya bi amih",

"Nyonya gak masuk? Ayo saya temenin sampe ustadz pulang", ajak bi amih.

"Aduh gak usah bi. Kasihan anak bi amih nungguin dirumah",

Ana Uhibbuka  Fillah ( Sesion 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang