Part 12

2.4K 174 20
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙

Happy Reading ~

Sorry for typo

____oOo____

"Allahuakbar... allahuakbaaaarr".

Adzan subuh pun sudah terdengar.
Prilly baru saja terbangun dari tidurnya.
Ia memegang sebuah tangan yang berada dibawah perutnya itu.
Prilly langsung membuka matanya.
Prilly menyingkirkan pelan pelan tangan itu lalu ia bangkit dari posisi barbaringnya jadi duduk.
Prilly menoleh kearah aliando yang semula ada dibelakangnya.

Padahal ia sangat panik, karena tersadar semalam ia ketiduran saat menemani rafif untuk tidur di kamar prilly dan aliando.
Sedangkan saat ini rafif tidak ada bersamanya dan aliando. Mungkin aliando sudah memindahkan kekamar rafif malam tadi.

Prilly terdiam sejenak.

"Ali bisa masuk? Seinget aku semalem pintunya dikunci dari dalam". Prilly mencoba ingat ingat kejadian semalam, saat sebelum menemani rafif tidur.

"Apa aku lupa ngunci?" Prilly masih belum habis pikir.
Seingetnya ia benar benar sudah mengunci pintu dari dalam. Agar tidak ada orang jahat masuk dan jika aliando pulang, pasti aliando akan mengetuk pintu atau berteriak agar prilly mendengar. Namun jika prilly tetap tidak mendengar, pasti aliando tidak akan bisa masuk.

"Iya. Aku pasti lupa deh. Astaghfirullah, kenapa bisa lalai? Untung aja gak terjadi apa apa", batin prilly.

Kemudian ia menatap wajah lelah suaminya itu.

"Sayang?" Prilly mengguncang pelan tangan aliando. Meski wajah aliando terlihat lelah, tapi prilly tahu bahwa sholat tidak bisa untuk ditinggalkan ataupun dilewatkan.

Aliando merasa terusik hingga akhirnya aliando pun terbangun dari tidurnya itu.

"Udah subuh?" Tanya aliando.

Prilly menganggukan kepalanya.

Aliando segera merubah posisinya menjadi duduk.

"Maafin aku ya? Semalem aku ketiduran. Kebablasan pula", ucap prilly.

Aliando yang masih merasa ngantuk hanya tersenyum seraya mengganggukan kepalanya dan mengacak pelan rambut prilly.

***

Bi amih sedang berbelanja sayuran di tukang sayur keliling yang berhenti didepan rumah majikannya.

"Tumben itu bi amih belanja", ucap tukang sayur.

"Ini tuh bukan belanjaan saya. Tapi belanjaan majikan saya", jawabnya.

"Siapa emang majikan nya bi amih?"

"Ini, ustadz ali", jawabnya.

"Oh, gitu. Iya iya. Kok belanja dikit? Bukannya nanti siang ada acara?", Tukang sayur memberikan kantung belanjaan berisikan sayuran yang sudah dibeli, kepada bi amih.

"Tau darimana ada acara?" Tanya bi amih.

"Ibu ibu", jawab tukang sayur.

"Ya kalau buat makan makan sama anak yakim, jompo dan fakir miskin mah itu nanti ada ketring kata si nyonya juga", jawab bi amih.

"Oh, iya iyaa",

Tak sengaja bi amih melihat aliando dan prilly berjalan menuju ke rumah. Sembari aliando menggendong putra pertamanya dan menggenggam tengan istrinya yang tak lain adalah prilly.

"Eh itu mereka", ujar bi amih.

Tukang sayur pun melirik kearah sepasang suami istri itu.

'Tap

Ana Uhibbuka  Fillah ( Sesion 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang