Part 13

744 54 0
                                    

____oOo____

Glenca berjalan kearah prilly.
Prilly melihat kearah glenca.

"Kamu pakai kerudung gih. Ganti. Mau aku ambilkan?" Tanya prilly.

"Hmm, maaf deh. Soalnya aku mau ngampus. Ini juga aku agak kesiangan karena kan semalam aku tidurnya tengah malam, nungguin suami kamu pulang. Buat bukain pintu", jawab glenca.

'cengok'
Ia melirik ibu ibu dan nenek nenek yang saling melirik setelah mendengar penjelasan dari glenca. Entah apa yang mereka pikirkan setelah ini.

'Glekkk'

Prilly menelan ludahnya dengan susah payah.

Glenca berjalan meninggalkan ruang tamu, di iringi tatapan orang orang yang ada disekeliling prilly.

"Aku pikir ali  bisa masuk karena semalam aku lupa tutup pintu rumah", batin prilly.

Waktu pun berganti...

Kini malam sudah tiba.
Aliando baru saja menyelesaikan sholat isyanya dengan sang istri dikamar.

Aliando memutar tubuhnya tanpa merubah posisi duduknya.
Ia mengadap sang istri. Prilly meraih tangan aliando dan menciumnya sebentar lalu ia turunkan lagi.

Aliando memperhatikan raut wajah prilly nampak datar.

"Umi, sebenernya kenapa? Abi liat muka umi mendung. Dari selesai acara tadi siangan, saat abi pergi jama'ah sholat maghrib sama rafif, sampe sekarang selesai sholat isya. Muka umi gitu terus, kenapa hm?" Tanya aliando.

"Terus rafif sekarang mana?" Prilly berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Rafif masih dimesjid sama fariq anaknya bu amih. Dia gak mau pulang katanya",

"Kamu sendiri kenapa pulang?" Tanya prilly.

"Aku mau imamin bidadari dirumah. Terus dia juga keliatan bete. Kenapa ya kira kira?" Aliando berusaha menggoda prilly.

"Hmmm..." prilly melihat kearah lain.

Aliando menggenggam salah satu tangan prilly lalu mencium keningnya dengan lembut. Beberapa detik kemudian ia lepaskan ciumannya.

"Kenapa istrinya, aliando syarief?" Tanya aliando.

"Aku sebel. Kamu gak cerita cerita soal pintu dibukain sama glenca. Aku kan nungguin kamu bilang dulu!"

"Lho, emang kamu gak tau? Aku pikir kamu yang suruh?"

"Engga. Aku gak suruh dia",

"Oh jadi ini yang bikin kamu marah? Maaf ya umi sayang. Abi bukan gak mau cerita tapi karena abi pikir cuma masalah bukain pintu doang. Maafin abi ya?"

"Iya juga sih". Prilly merasa tak enak. Ia merasa dirinya juga sedikit aneh. Mengapa hal ini harus ia debatkan? Padahal hanya perkara buka pintu saja.

"Lain kali abi bilang",

Prilly melihat kearah aliando.

"Eh, gak apa apa abi. Maaf, mungkin umi terlalu sensi aja". Prilly mengukir senyuman lebar di bibir nya.

"Gitu dong senyum. Abi jadi semangat nih buat tausiyah". Aliando mengangkat tangannya, mengusap sekilas pipi prilly.

"Iyaaa". Cengir prilly.

"Umi mau ikut gak? Mumpung lokasinya deket lho, di kampung sebelah", ajak aliando.

"Ngga deh bi. Umi nunggu dirumah aja",

"Yaudah, tapi kalau ada apa apa hubungin abi yaa",

Prilly menganggukan kepalanya.

"Umi.... sayang abi", ucap prilly.

Ana Uhibbuka  Fillah ( Sesion 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang