Ketujuh

3K 308 0
                                    

Ruangan putih itu sedikit sepi dan sunyi. Orang yang tengah berbaring itu masih setia menutup mata. Demamnya sudah mulai turun dan perban pada sayapnya sudah diganti. Sudah dua hari ini dia masih berbaring di kasur penyakitan itu.

*Cklek

"Hai, Jim. Aku kembali"

Seseorang itu, Taehyung, yang masih setia menjaga sahabat sekaligus saudara nya itu. Dia terpaksa harus meninggalkan Jimin seharian karena ada urusan disekolah. Jika tidak dipanggil guru kesana mana mungkin Taehyung meninggalkan saudaranya.

Taehyung mendudukan dirinya pada kursi dekat ranjang Jimin dan meletakkan beberapa makanan dan buah untuk Jimin dan dirinya.

"Kau tau Jim? Saat di sekolah Kris mencarimu, katanya dia rindu ingin membully mu..  Hah..  Lucu sekali bukan? "
Taehyung terus mengajak Jimin mengobrol meskipun tak ditanggapi oleh si lawan bicara.

*Tring tring tring..

Ponselnya berbunyi nyaring, nama Ibu terpampang di layar ponselnya. Diangkatnya panggilan itu dan mulai mengobrol dengan sang ibu.

" Iya bu?  Ada apa? "

'Bagaimana kabar Jimin? Apa dia sudah membaik Tae?'

" Demamnya sudah turun. Beberapa hari lagi sudah bisa pulang jika dia sudah bangun" jelasnya Tae panjang lebar

'Syukurlah kalau begitu. Ibu akan kesana besok pagi dan membawakan kalian makanan'

"Baik bu,  akan Tae tunggu.  Kalau gitu sampai besok "

*Tut

" Eunghh.. "

Leguhan itu terdengar lirih. Jimin terbangun dari tidur panjang nya. Bisa dilihat wajar senangnya begitu kentara. Dipeluknya Jimin pelan.  Jimin yang sadar akhirnya tersenyum.

" Aku senang kau bangun Jim" ucap Tae sembari melepas pelukannya

"Sudah berapa lama aku tidur? " tanyanya lirih

" 48 jam"

Jimin terperanjak kaget. Dia tiba-tiba teringat Hyungnya Yoongi dirumah. Bagaimana jika Yoongi mencarinya. Apakah dia makan dengan baik dua hari ini disaat Jimin tak ada.  Pikiran Jimin dipenuhi dengan nama Yoongi.

Dia pun memaksakan tubuhnya bangun dari tempat tidur. Tae yang melihat seketika gelagapan dan akhirnya membantu. Jimin mencoba menarik infus ditangannya dan dengan segera ditahan Taehyung.

"Apa yang akan kau lakukan Jim? "
Ucap Taehyung panik

" Aku harus pulang Tae. Yoongi hyung pasti mencariku"

"Tidak, tidak ada yang akan pulang sebelum kau benar-benar sembuh. " ucap Tae dingin

" Tapi Tae... "

" Aku sudah memberitahu Yoongi hyung jika kau dirumah sakit. Jadi jangan khawatir "

" Apa dia menjengukku selama dua hari ini? "

" Tidak sama sekali. " ucap Tae datar

Jimin tersenyum kecut.  Taehyung melihatnya. Tidak bisa dipungkiri memang. Taehyung bukan orang yang suka berbohong, terutama untuk menyenangkan orang lain. Lebih baik orang itu tau dari awal daripada hanya melihat kebohongan semata dan pada akhirnya tersakiti. Taehyung tidak suka itu.  Taehyung tidak suka memberi harapan pada Jimin terutama.

Yoongi hyungnya berubah, Jimin tau itu dan Taehyung paham. Hanya karena Jimin lemah, hyung nya sampai berbuat seperti itu. Itu sudah keterlaluan bagi Tae sendiri.  Tapi tidak bisa dipungkiri, Yoongi itu keras kepala, bebal dan juga keras.

Meskipun tujuannya untuk membuat Jimin menjadi orang yang kuat, tapi sayang, cara yang dia lakukan terlampau berlebihan dan menyakitkan. Itu yang Taehyung tau dan karena itulah Jimin menjadi sekarang.

Lebih menjadi pendiam, lemah dan selalu mengalah. Tak jarang Kris dan temannya membullynya hingga pernah masuk ke Uks dulu. Tapi anehnya Jimin masih saja mengalah. Dia tak melawan. Fisik Jimin itu kuat, sungguh. Taehyung tau itu. Tapi tidak di dalamnya. Jimin terlalu baik hati, terlalu berperasaan dan itu sama sekali tak baik untuknya.

...

"Apa kau sudah menghubungi Yoongi Hyung lagi Tae? " tanya Jimin sembari memakan buah pir yang baru saja Tae potong.

Tae menggeleng tak bersuara. Jimin hanya bisa mengehela napas.

"Kau akan pulang besok. Jadi jangan khawatir kan apapun"  ucap Tae sembati memotong buah pir ditangannya. Jimjn mengangguk paham.

Ibu Tae pagi tadi datang ke ruang rawatnya dan membawakan mereka bubur dan buah-buahan segar. Jimin cukup senang karena kedatangan bibinya, apalagi mendapat pelukan hangat darinya. Rasanya seperti mendapat pelukan dari sang ibu. Benar-benar membuat Jimin terharu.

Besok Jimin akan diperbolehkan pulang. Oleh karena itu beberapa barang Taehyung sudah membereskannya agar tidak kerepotan besok.

Jimin bersyukur mempunyai sahabat sekaligus saudara seperti Taehyung itu. Sudah baik hati,  tampan, dan pastinya ahli dalam beladiri. Seperti malaikat.

.

.

.

.

.

.

I'm Sorry (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang