Kedelapanbelas

2.4K 265 12
                                    

Malam itu Jimin terbangun dari tidurnya. Kepalanya berdenyut nyeri mengingat dia sudah tidur sangat lama karena ulah Taehyung, saudaranya.

Diedarkan pandangannya pada setiap sudut ruang rawat itu. Sepi tak orang. Taehyung tidak di sofa. Biasanya dia akan duduk disana. Tapi sekarang tidak.

'Kemana Taehyung?' batinnya

Jimin mencoba mendudukan tubuhnya. Sayap dipunggungnya sudah mulai membaik. Setidaknya itu yang ia rasakan.

Suasana dirumah sakit itu cukup sepi namun juga nyaman. Sinar bulan masuk dari sela-sela tirai jendela kamarnya.

"Kabar Yoongi hyung bagaimana ya? Aku harap dia baik-baik saja dirumah"

Jimin itu aneh. Seperti yang ia katakan barusan. Dia terlalu baik dengan semua orang. Terlalu mengkhawatirkan orang lain, padahal dirinya sendiri juga perlu ia perhatikan.

Bahkan disaat dia harua masuk dan dirawat untuk kedua kalinya. Dia masih sempat memikirkan bagaimana keadaan hyungnya yang jelas-jelas membuatnya masuk ke rumah sakit.

Taehyung sendiri juga tak habis pikir. Bagaimana bisa dia punya saudara yang hatinya sebaik Jimin itu. Bagaimana bisa ada manusia sebaik Jimin di dunia ini?

......

Pagi ini Taehyung tidak biasanya terdiam dengan tenang. Tidak ada omelan dan ambekan darinya. Jimin heran karena itu.

*Cklek

Suara kenop pintu memberi atensi pada Jimin dan Taehyung. Seorang pria paruh baya dengan jas putih kebanggaannya.

"Pagi Jimin. Bagaimana keadaanmu? "

" Dr. Kang..  Baik, aku sudah membaik dok. Sayapku tak lagi terasa sakit"

Ucapan Jimin membuat dr. Kang tersenyum sembari melirik Taehyung yang masih sedari tadi terdiam.

"Oh..  Kau sudah sarapan? "

" Sudah dok"

" Dan kau Tae, apa kau sudah makan? " pertanyaan sang dokter tak digubris Taehyung.

Dia justru sibuk dengan buku majalahnya itu. Dr. Kang menghela napas lelah. Ingatan kemarin seolah kembali berputar di kepalanya.

" Tae.. Ak ---"

"Aku keluar dulu Jim. Jangan bergerak dari ranjangmu sebelum aku kembali" potong Taehyung yang dengan langkah lebar keluar dari kamar rawat Jimin.

Jimin terdiam sejenak. Bingung akan sikap saudaranya yang tidak biasanya seperti itu.

"Dr. Kang, Tae... Kenapa? "

" Bukan apa-apa Jim. Dia hanya kelelahan" Jimin mengangguk mengerti.

*Cklek

Pintu rawat itu kembali terbuka. Jimin terdiam seketika setepah mengetahui siapa orang yang membuka pintu itu.

"H-hyung" lirihnya yang dapat didengar oleh sang dokter.

Yoongi memberi salam pada sang dokter.  Dr. Kang membalasnya dengan tersenyum dan berbalik menghadap Jimin.

"Dokter tinggal dulu ya Jim? "

" T-tapi dok... Aku.. " ucap Jimin tegang

" Tidak apa-apa, tak akan terjadi apa-apa" ucap dr. Kang mencoba menenangkan Jimin yang kemudian tenang dan mengangguk pelan.

"Aku keluar dulu, Jim. Titip Jimin sebentar Yoon" Yoongi mengangguk pelan.

Setelah sang dokter pergi. Kedua pria itu terdiam. Suasana canggung, bingung dan cemas bercampur menjadi satu di ruangan itu.

Jimin masih menunduk, sedikit takut melihat Yoongi hyungnya. Yoongi pun sama. Dia masih terdiam dalam posisinya.

Setelah menarik napas dalam lalu membuangnya,Yoongi berjalan pelan ke arah Jimin. Jimin yang mendengar langkah kaki itu seketika dadanya berdetak kencang.

*grab

Tangan Jimin yang terbebas dari infus dipegang Yoongi. Reflek Jimin menghempaskan tangan itu. Yoongi yang diperlakukan seperti itu pun juga terkejut.

Sebegitu bencikah Jimin padanya?

"Jim..." panggil Yoongi selembut mungkin agar tak melukai hati adiknya dan mencoba kembali memegang tangan sang adik.

Tangan Jimin bergetar dan berkeringat. Jimin masih saja tertunduk diam.

'Sebegitu takutkah kau padaku , Jim? ' batin Yoongi yang merasakan tangan sang adik bergetar itu.

"Jimin.. Tatap aku" pinta Yoongi dengan lembut. Jimin masih terdiam.

"Jim.. Maafkan hyung. Maafkan aku karena membuatmu menderita. Maaf aku, Jim" suara pelan nan pilu itu terdengar di telinga Jimin.

'Tidak hyung. Jangan minta maaf padaku' batinnya

"Hyung mohon tetaplah disini, Jim. Tetaplah disini dan tinggal bersama hyung. Kumohon jangan pergi kemanapun"

"Y-yoongi hyung" ucap Jimin sembari menatap hyungnya

"hyung mohon tetaplah disini dan tinggal bersama hyung. Ayo kita perbaiki hubungan persaudaraan kita seperti dulu" ucap Yoongi sembari mengelus tangan adiknya.

"Yoongi hyung.. Aku... "

*BRAKK

" Sedang apa kau kemari tuan Min? "

.

.

.

.

.

. Nahh lhooo

.

.

I'm Sorry (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang