Double up...
.
.
Happy reading Good Reader..
.
.
Taehyung dengan air muka keras mengambil benda kesayangannya dan menyematkannya di balik saku blazernya.
"Jika aku tak bisa bersamamu, akupun juga tak akan membiarkan mereka mendapatkanmu Jim."
"Kosongkan tempat ini, pastikan semua orang pergi jauh dari tempat ini selama dua jam. Aku akan membunuh mereka sendiri dengan tanganku." Ucap Taehyung pada salah satu pengawalnya dan duduk tenang di lobby apartemen.
Jungkook dan Yoongi sudah sampai di kawasan apartemen Taehyung. Terlihat sepi seperti tak ada orang siapapun di tempat itu. Mereka berdua memasuki lobby apartemen, Jungkook seketika terdiam melihat Taehyung hyungnya duduk tenang sembari memasang wajah mengerikan pada mereka.
"Taehyung hyung" ucapnya lirih namun masih dapat Yoongi dengar, Yoongi langsung mengikuti arah pandang Jungkook dan melihat Taehyung yang tengah duduk santai di sofa empuk.
"Kalian sudah datang? Aku benar-benar terpukau dengan kemampuanmu itu Kookie ku. Kemarilah, Taehyung hyungmu ini ingin sekali memelukmu sebagai ucapan selamat." Taehyung merentangkan kedua tangannya di udara.
Jungkook melangkah pelan pada Taehyung seolah ia terhipnotis dengan wajah redup hyungnya itu. Jujur saja, segila dan sebengis apapun Taehyung itu Jungkook tetap tak bisa membenci hyung yang ia sayangi.
"Jungkook!" Teriak Yoongi yang segera sadar dari lamunannya dan berhenti di antara Yoongi dan Taehyung. Taehyung tertawa renyah keras sekali.
"Taehyung hyung"
"Ya, ini Taehyung hyung Kookie" Taehyung mengulas senyum manisnya.
"Dimana Jimin, Tae!" Yoongi sudah tak mau basa-basi sekarang.
"Disuatu tempat yang tak mungkin dapat kau temukan Min Yoongi-ssi"
"Brengsek kau, Tae"
*Dor
Suara tembakan pistol menggema di penjuru apartemen. Jungkook dengan segera melihat apa yang sudah Yoongi hyungnya lakukan. Ya,Yoongi hyungnya menembakkan pistolnya yang tepat menyerempet pipi mulus Taehyung. Taehyung menyeringai tipis.
"Wow, tak kusangka tuan Min sudah memulainya lebih dulu." Ucap Taehyung sembari mengusap asal pipinya yang tergores peluru.
"Yoongi hyung, berhenti. Jangan gegabah seperti ini. Jimin hyung pasti baik-baik saja. Serahkan Taehyung padaku dan segera cari Jimin hyung di seluruh apartemen." Cegah Jungkook pada Yoongi. Sungguh Jungkook merasa takut sekarang. Dia tak ingin ada pertumpahan darah di antara keluarga besarnya.
"Jangan begitu Kookie ku. Biarkan Taehyung hyungmu ini bermain dengan Tuan Min yang tak tahu diri itu"
*Dor
"Arghh!!" Yoongi berteriak kencang. Jungkook benar-benar shock sekaranh. Taehyung hyungny sudah melepaskan peluru pada Yoongi. Dilihatnya betis Yoongi bersimbah darah. Jungkook benar-benar bingung sekarng.
"Tae hyung, hentikan sekarang. Kumohon jangan ada yang terluka setelah ini. Biarkan kami bertemu dengan Jimin setelah itu kami akan pergi" Jungkook benar-benar berlutut memohon pada Taehyung. Yoongi dengan susah payah menahan rasa nyeri di kaki kanannya.
"Hyung kumohon" ucapp Jungkook lagi. Taehyung melirik Jungkook yang sudah berlutut di depannya.
"15 menit. Kuberi waktu kalian 15 menit untuk bertemu dengannya. Setelah itu, bawa Min brengsek itu jauh dari sini atau aku benar-benar akan membunuh kalian tanpa pikir panjang." Ucap Taehyung datar sembari memandang kosong Yoongi yang sedari tadi mengerang kesakitan. Jungkook mengangguk pelan.
"Ikuti aku." Jungkook mengangguk mantap sembari tersenyum lembut pada Taehyung. Jungkook percaya meskipun Taehyungnya mengerikan dan seorang mafia, hyungnya tetaplah manusia. Tae hyungnya tetaplah orang yang sama yang sering menjaga dan menyayanginya. Jungkook percaya itu.
Jungkook dengan perlahan memapah Yoongi yang kakinya sudah dibalut serbet yang ia ambil dari meja resepsionis. Dengan menaiki tangga bersama Taehyung, mereka sampai di pintui kamar Jimin.
"15 menit." Jungkook mengangguk mantap dan membawa Yoongi ke apartemen Jimin, sedangkan Taehyung menunggunya diluar sembari memainkan pistol yang sedari tadi dipegangnya.
Dilihatnya apartemen itu sepi, tak ada orang. Jungkook dan Yoongi terheran dengan suasana canggung dan aneh itu.
"Kook, apa benar ini kamar Jimin?" tanya Yoongi memastikan takut Taehyung tengah menjebak mereka berdua.
"Tae hyung tak akan berbohong dengan perkataannya. Duduklah disini aku akan mencari Jimin hyung" didudukinya ranjang Jimin perlahan dan Jungkook sibuk mencari Jimin dengan cepat mengingat waktu yang diberi Tae hyungnya.
"Ya Tuhan, Jimin hyung!"
Yoongi dengan tertatih mencari keberadaan Jungkook yang ternyata di kamar mandi. Dia bergegas memasuki kamar mandi itu. dilihatnya Jungkook tengah berusaha mengangkat Jimin dari bak mandi yang sudah penuh dengan air itu.
"Jimin.." panggilnya lirih.
"Jimin!.. hei bangun Jim. Jimin!" Yoongi terus berteriak memanggil Jimin. Jungkook masih berusaha memperikan CPR pada Jimin hyungnya.
"Taehyung hyung! Tae hyung! Jimin hyung, Tolong!" Teriak Jungkook memanggil Taehyung yang berada diluar. Terdengar derap kaki cepat menuju kamar mandi. Taehyung seketika ikut shock, tak percaya dengan apa yang sudah dilihatnya.
"Jimin ku.." ucap Taehyung ikut mendekati Jimin yang wajahnya sudah pucat pasi. Jungkook masih tak ingin menyerah dengan nyawa Jimin hyungnya. Dia tak sudi ditinggalkan Jimin cara seperti ini.
"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan padanya Tae!"
"Brengsek kau!" *Bugh
Yoongi dengan emosinya meninju wajah Taehyung yang tengah dilanda shock berat. Jungkook mulai jengah dengan situasi ini.
"Berhenti kalian berdua. Ini bukan waktunya untuk berkelahi!" teriak Jungkook yang masih melakukan CPR.
*Uhuk uhuk..
"Jimin.. Jimin hyung" ucap mereka bertiga bersamaan.
"Panggil ambulan hyung. Cepatnya" ucap Jungkook pada Taehyung. Dengan cepat Taehyung merogoh ponselnya memanggil pengawalnya yang sudah bersiap.
"Cepatlah kemari dalam 5 menit!" teriak Taehyung
.
.
.
Please Good Reader jangan pada sedih ya karena ceritanya sudah akan berakhir..
.
.
sampai Jumpai lagi Godd Reader^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry (Tamat)
Short StoryJadilah orang yang kuat Jim - Yoongi . . Bagaimana jika alasanku menjadi kuat tak lagi menghiraukanku, Hyung - Jimin . Yoongi dan rasa sayang nya yang berbeda pada sang adik. . .