Bentar lagi dah pergantian tahun..
.
Tapi jangan lupa pantengin Jimin tersayang...
.
Happy reading, Good Reader..
.
.
.
.
.
Yoongi terlihat kelimpungan dengan semua akses yang sengaja Taehyung blokir. Taehyung benar-benar tak main-main dengan apa yang ia katakan. Dan apesnya lagi sekarang, Yoongi harus terkepung oleh pengawal yang Taehyung perintahkan.Kemanapun ia pergi, maka akan selalu ada pengawal di sana. Katakan jika Yoongi sekarang mulai lelah.
Yoongi yang terjebak di apartemennya merogok ponsel di saku jaketnya. Menekan dial nomor yang terlihat cukup familiar itu. Sambungan itu terdengar dan suara seorang pria tengah berbicara sesuatu.
"Kau bisa melakukannya, Joon?" ucap Yoongi. Raut wajahnya terdengar serius namun sarat akan lelah.
'Tentu hyung. Kau bisa masuk dengan penerbangan Seoul XXX, pukul 5 sore ini. Akses sudah aku potong hingga pukul 7 malam nanti. Kau bisa sedikit tenang'
"Sungguh aku berterima kasih padamu, Namjoon-ah"
Raut wajah Yoongi seketika sumringah mendengar penuturan adik kelasnya yang begitu handal dalam hal 'membobol' itu. Namjoon yang ternyata meskipun si pembuat onar dan perusak bisa bermanfaat disaat-saat seperti ini.
'Ma pleasure, hyung. Hati-hati dijalan. Soal pengawal Taehyung, Jungkook sudah kusuruh mengatasinya. Jadi keluarlah pukul 4 sore ini, Jungkook menunggumu di dekat halte biasa' Yoongi mengangguk samar sembari mendengarkan tuturan Namjoon. Dilihatnya jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Masih ada dua jam untuk dirinya bersiap-siap.
"Terimakasih Joon. Kalau begitu, aku bersiap-siap dulu." Setelahnya panggilan itu terputus. Yoongi cukup lega sekarang.
Dia pun bergegas ke kamarnya dan menyiapkan barang-barnag yang dirasa penting saat perjalanan nanti. Dia harus siap akan semua resiko yang akan ia dapatkan saat berhadapan dengan Taehyung nanti.
.
.
.
Dilain tempat, Jimin masih setia dalam diamnya. Taehyung tak pernah sedikitpun meninggalkannya. Meskipun Taehyung kerap sekali dibuat jengah oleh Jimin, namun pada akhirnya ia tak bisa berbuat apa-apa dan justru menjaganya dengan sepenuh hati.
Kecintaannya dan rasa sayangnya pada Jimin membuatnya luluh semarah apapun ia pada Jimin. Dengan tenang Jimin memandang Taehyung yang duduk disamping sebari membaca buku.
"Tae.." panggilnya lirih yang masih bisa didengar oleh Taehyung. Taehyung menghentikan acara membacanya. Menatap Jimin dengan lembut dan mendekatkan wajahnya pada Jimin.
"Ada apa Jim?" tanyanya sembari mengelus lembut surai Jimin.
"A-aku.. taman. Aku ingin ke taman" ucapnya lirih. Taehyung pun melihat keluar jendela. Memastikan apakan cuaca hari ini cukup baik untuk Jimin.
"Baiklah, tapi hanya sebentar. Setelah itu kita kembali lagi ke kamar" Jimin pun mengangguk.
Setelah persiapan dirasa cukup, Taehyung pun menggandeng tangan Jimin menuju taman di kawasan apartemen itu dengan tak lupa membawa beberapa pengawal di sekelilingnya. Beberapa orang yang berada di taman menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada yang heran, takut, bahkan merasa takjub.
Mereka pikir mungkin Taehyung dan Jimin adalah yakuza atau mafia yang sedang berlibur di tempat itu. Maka dari itu yang orang-orang melihatnya tak ingin terlalu memperdulikannya.
Seorang pengawal mendekati Taehyung yang asik mengobrol dengan Jimin.Dengan sedikit merendahkan posisi berdirinya, pengawal itu membisikkan sesuatu pada Taehyung. Jimin tak terlalu memperdulikan raut Taehyung yang mulai mengeras itu. Palingan juga urusan tentang pekerjaan 'kotor' mereka.
Taehyung dengan cepat merogoh ponselnya yang memanggil seseorang. Taehyung meminta ijin pada Jimin untuk urusan telepon.
"Apa benar yang dikatakan salah seorang pengawalku tadi?" Tanya Taehyung dengan nada dingin.
'Benar, kemungkinan ada kaitannya dengannya dan aku sangat kenal siapa yang sudah membobolnya'
"RM,Kim Namjoon." Seketika emosinya memuncak.
"Hyungku yang satu itu selalu saja membuatku ingin menghancurkan komputer-komputernya." Ucap Taehyung memasang ekspresi yang siapa saja melihatnya akan bergidik ngeri.
"Lacak sebisamu Hoseok-ah, aku mengandalkanmu dalam hal ini. Bayarannya akan cukup menggiurkan untukmu" terdengar suara kekehan nyaring dari seberang telepon.
'Baiklah, dengan senang hati Tae.'
Panggilan itu terputus. Taehyung memanggil salah seorang pengawalnya.
"Utus beberapa orang untuk ke bandara pada penerbangan jam 5 sore. Berbaurlah dengan penduduk sekitar dan pantau 'orang itu'" Sang pengawal mengangguk paham lalu pergi dari hadapan Taehyung.
"Dia memulai perang denganku ternyata" gumamnya dan kembali menuju Jimin.
.
"Maaf menunggu lama Jim. Kau ingin makan sesuatu atau pergi ke Disneyland, Jim?" ajak Taehyung. Jimin terlihat sedang menimang-nimang tawaran Taehyung.
"Kare. Aku ingin ke kedai kare"Taehyung pun mengangguk paham.
"Siapkan mobil segera, kita ke kedai kare." Perintahnya pada seorang pengawal
.
.
.
'Yang jauh dari jangkauannya.'
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry (Tamat)
Short StoryJadilah orang yang kuat Jim - Yoongi . . Bagaimana jika alasanku menjadi kuat tak lagi menghiraukanku, Hyung - Jimin . Yoongi dan rasa sayang nya yang berbeda pada sang adik. . .