"Yakk! Apa yang kalian lakukan!! ".
.
.
.
Dokter Kang lah yang membuka pintu itu. Setelah diberitahu security karena terjadi perkelahian di ruang rawat Jimin.Dia segera berlari tunggang langgang menuju ruang rawat itu.
Setelah dibukanya brutal pintu yang tak bersalah itu. Ditariknya Yoongi mundur beberapa langkah. Taehyung yang melihatnya hanya terkekeh pelan.
"Ah.. Dokter Kang! " rajuk Taehyung tiba-tiba. Karena merasa acara senang-senang diganggu.
" Dia saudaramu Tae! Kau pikir dia boneka? "
Dokter Kang tak habis pikir dengan jalan pikiran Taehyung itu. Taehyung yang dimarahi pun memilih diam. Setidaknya dia tau diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar pada dokter keluarganya yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.
" Dia menyakiti Jiminku, dok. Aku tak terima! " kesalnya.
Yoongi yang masih terdiam itu menatap Taehyung aneh. Heran dengan gelagat sepupunya yang begitu cepat berubah.
" Pergilah ke kantin dan belikan aku obat merah dan dua kopi" titah sang dokter
Taehyung bergumam kesal dan pergi berlalu tanpa menghiraukan Yoongi yang masih terduduk dilantak itu. Seolah tak sadar jika Yoongi disana.
"Kau tak apa Yoon?" Yoongi menggeleng pelan.
"Maaf soal Taehyung. Dia akhir-akhir ini sedang tak baik moodnya. Karena Jimin berbaring disana Taehyung jadi suka menyalahkan diri karena tak bisa menjaganya".
Entah karena apa, tapi Yoongi merasa hatinya tercubit karena perkataan dokter Kang. Dipandangnya Jimin yang masih tertidur pulas itu.
Merasa bersalah akan apa yang sudah ia lakukan beberapa hari yang lalu itu. Yoongi dipapah menuju sofa oleh dr. Kang.
.....
*Cklek
Taehyung kembali dari kantin dengan membawa kantong plastik berisi obat merah dan plester. Tak lupa dengan dua gelas kopi yang entah untuk siapa itu.
"Ini obatnya " disodorkannya kantong plastik itu dan Taehyung duduk di sisi lain dari sofa itu.
" Terimakasih Tae" ucap sang dokter yang kemudian fokus mengobati Yoongi dengan telaten.
"Ishh.. " ringis Yoongi sesekali
" Cih.. Luka seperti itu saja tak bisa menahan tapi suka menyiksa, kau lucu sekali Yoongi-ssi"
Yoongi diam enggan menanggapi ucapan Taehyung yang sibuk dengan majalahnya itu. Dokter pun juga memilih diam.
"Sudah selesai. Jangan dipaksakan bergerak terlalu sering Yoon. Lukamu akan segera sembuh" jelas sang dokter yang membuat Taehyung mengalihkan atensinya.
"Wah.. Akan cepat sembuh ya? Enak sekali... Padahal aku ingin sekali mematahkan setiap ruas tulang sayapnya agar impas dengan Jiminku,
Memang ya, keturunan Min dengan sayap indahnya ternyata ada kelebihannya juga. Apa kupatahkan saja hyung sayapmu itu, hm? " ancam Taehyung yang membuat Yoongi sukses beberapa kali tersindir.
" Hentikan Tae, jangan seperti itu. Sudah berapa kali kukatakan padamu"
"Ini belum cukup dr. Kang! " teriaknya
" Tae, henti-"
"Jiminku sakit karena dia!" Taehyung menunjuk Yoongi dengan jari telunjuknya.
"Jiminku tersiksa karena dia! Ini belum cukup. Aku ingin orang brengsek ini merasakan hal yang sama seperti Jimin"
Taehyung terengah-engah karena emosinya tak stabil.
"Bukankah kau sendiri juga brengsek, Tae? " Yoongi tak mau kalah
" Membiarkan dr. Kang menyuntikkan obat tidur untuk Jimin - "
*Grep
Taehyung menarik kerah baju Yoongi. Dr. Kang sudah panik bingung harus melakukan apa. Taehyung sangat susah ditenangkan jika sudah seperti itu.
" Brengsek kau! Apa yang tau dari ini semua hah? Apa?! " teriak Taehyung di depan muka Yoongi.
" Kau brengsek Yoongi ssi. Tapi, apa? Jimin dengan keadaan seperti itu masih sempat mencarimu! Bedebah macam apa kau? " Yoongi terdiam
" Aku sangat ingin membunuhmu!"
"Akh... " Taehyung merintih setelah benda kecil menusuk lehernya pelan.
" Sialan.. Dr. Kang... K-kau.... "
*Brukk..
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya author bisa up juga.... 😣
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry (Tamat)
Short StoryJadilah orang yang kuat Jim - Yoongi . . Bagaimana jika alasanku menjadi kuat tak lagi menghiraukanku, Hyung - Jimin . Yoongi dan rasa sayang nya yang berbeda pada sang adik. . .