Ketigapuluh Enam (The End)

3.1K 197 7
                                    


Double up dan ....

.

.

.

Happy Reading Goog Reader..

.

.

Selama seharian Jimin masih tertidur. Yoongi dan Jungkook masih setia menunggunya. Sampai pada akhirnya Jimin terbangun dan orang pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah hyungnya. Jimin tentu merasa senang. Ingin menangis rasanya setelah melihat Yoongi hyungnya di sisinya sekarang.

Yoongi masih tertidur di samping ranjangnya. Mengingat ini masihlah terlalu pagi untuk orang-orang bangun, Jimin memilih tak membangunkannya dan mengelus pelan surai coklat sang hyung.

"Terimakasih sudah datang, hyung. Jimin menyayangi hyung" ucapnya lirih dan kemudian memejamkan matanya lagi.

Yoongi diliputi perasaan bahagia. Jimin, adiknya, sudah sadar. Yoongi benar-benar bersyukur pada Tuhan. Bahkan kondisi Jimin sudah mulai membaik setiap harinya.

"Butuh sesuatu Jim?" Jimin menggeleng pelan.

"Tidak hyung, kaki hyung sedang terluka. Apa sakit hyung? Maafkan Taehyung karena melakukan itu pada hyung" Yoongi menggeleng pelan.

Berbicara tentang Taehyung, sudah beberapa hari ini Jimin tak melihat batang hidungnya. Hanya Seokjin hyungnya yang setiap pagi dan sore mengecek keadaannya dan ketika ia bertanya tentang Taehyung pada Seokjin. Seokjin hanya tersenyum menanggapinya dan berakhir mengalihkan pembicaraan mereka.

Entah mengapa Jimin menjadi khawatirr sekarang. Sekejam-kejamnya Taehyung, Jimin paham betul seperti apa saudaranya itu. Jimin sudah mencoba menghubungi Taehyung namun panggilannya selalu berakhir dialihkan dan tak aktif.

"Jungkook?" panggil Jungkook yang tengah sibuk melahap sushi di sofa sisi ranjang.

"Iya hyung?"

"Apa beberapa hari ini kau tahu dimana Taehyung?" Yoongi yang mendengar nama Taehyung meliriknya sejenak.

"Jim, mengapa kau masih memikirkannya. Dia itu psikopat gila" ucap Yoongi menahan emosinya. Jimin menggeleng pelan.

"Tidak hyung. Taehyung bukan seperti itu, dia saudara kita yang baik"

"Lalu bukti kakiku yang tertembak ini apa?" tanyanya

"Itu karena kau yang memulai semuanya hyung. Jika saja kau tak menodongkan pistolmu dengan asal dan berakhir pipi Tae hyung tergores, dia tak akan membalasnya. Tae hyung itu bukan seperti yang orang-orang lihat meskipun dia adalah seorang yang hidup di dunia bawah dan gelap. Aku paham betul siapa Tae hyung itu" Jungkook berucap panjang lebar. Yoongi terdiam mendengar Jungkook.

"Maaf hyung, setelah kami menjengukmu disini. Aku tak lagi melihatnya. Terakhir kali aku melihatnya dia bersama Seokjin hyung" ujar Jungkook pada Jimin.

"Begitu ya" Jimin merasa sedih dan cemas.

"Jangan memikirkannya lagi Jim. Pikirkan dulu keadaanmu setelah ini kita pulang" Jimin mendongak melihat Yoongi.

"Tapi hyung, Taehyung saudara kita. Dia sudah banyak membantuku bahkan" Jimin menghentikan ucapannya setelah melihat wajah tak suka dari Yoongi.

*Cklek

Seseorang membuka pintu ruang rawat Jimin yang ternyata adalah Seokjin hyung. Seokjin terheran melihat suasana kamar rawat yang terkesan sedikit gelap.

"Apa terjadi sesuatu?" tanyanya untuk memastikan.

"Bukan apa-apa hyung. Emm,, ada apa hyung kemari? Ini kan belum waktu pemeriksaanku." Tanya Jimin.

I'm Sorry (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang