"Ibu.."
Yoongi menangis tanpa suara, tenggorokannya tercekat. Ia merasa telah berteriak kencang, namun tak ada suara yang bisa di dengarnya, suaranya menghilang.. teredam oleh rasa sakin yang kian berkembang.
"Ibu, jangan tinggalkan aku!" Yoongi berlari kencang mengejar sebuah mobil ambulance yang membawa ibu dan ayah nya, sedangkan beberapa petugas mencoba meraih Yoongi, menyadarkan bahwa tak ada yang bisa dilakukannya.
Tidak, ini pasti hanya mimpi. Tidak mungkin, mereka tidak mungkin meninggalkan kita. Rapalan kalimat yang terus menerus di lontarkan hati Yoongi namun di tolak keras oleh logikanya.
Genangan darah dimana-mana, mobil yang selalu di tumpangi nya hanya akan menjadi bangkai, suara sirine memekakkan telinga Yoongi.
Langkahnya memberat, dada nya seolah tertindih batu besar, Yoongi mencoba meraup udara sebanyak-banyak nya namun yang di dapatkan hanya sebagian kecil, nyaris tak ada.
Sebuah tangan kecil terasa menggoyangkan tubuhnya, samar-samar terdengar panggilan adiknya, lalu berubah menjadi tawa adik-adiknya seketika berganti menjadi tangis pilu keduanya. Sekelebat adegan hangat keluarga lengkap nya seakan mengejeknya, berulang-ulang tak ingin pergi.
Ini mimpi.
Yoongi menyadari ia sedang bermimpi, ia ingin segera keluar dari mimpinya, namun alam bawah sadar tak mengijinkannya, menjebaknya hingga terasa sangat menyiksanya. Semakin kuat ia mencoba untuk terbangun rasanya tindihan pada tubuhnya semakin memberat.
"HYUNG!"
Deg. Yoongi terbangun, mata nya terbelalak dengan napas yang tidak beraturan. Tubuhnya sangat lelah, setiap tarikan napas dalam membuat dirinya semakin melekat pada kasur putihnya. Keringat dingin berhasil membasahi keningnya bahkan hingga belakang punggung nya. Banyak sekali energi yang ia habiskan untuk bertarung dengan mimpi buruknya, mimpi yang selalu menghantuinya sejak kedua orang tua nya pergi ke dunia lain.
Yoongi kembali tersadar saat Jungkook sudah membawa segelas air mineral. "Hyung, minum dulu." Yoongi memandang adik nya, tetesan air mata meleleh secara terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Tubuhnya lelah, ia mencoba memulihkan sedikit energi nya, ingin memeluk Jungkook dan mengadu padanya, bahwa ini sangat sulit.. semua nya terlalu sulit untuk di tanggung seorang diri.
Berhasil membawa tubuhnya untuk meraih Jungkook, ia memeluk Jungkook erat, hingga sedikit air keluar dari muara nya membasahi kasur. "Hyuung.. ini air nya tumpah. Kau harus meminumnya sebelum memelukku," ucap Jungkook dengan nada terjepit karena pelukan erat tiba-tiba milik Yoongi.
Air mata semakin tak terkendali, pelukan hangat dari si bungsu membuat seluruh pertahanannya runtuh begitu saja. Tak memedulikan gelas yang sudah pegal di pegangnya Jungkook melepasnya begitu saja, dan membalas pelukan ringkih Yoongi. "Hyuung.. ada apa?" tanya nya menahan tangis, entahlah ia merasa harus berusaha tegar untuk menguatkan sang kakak, meski ia tak begitu mengerti arti di balik sikap tegar.
"Hyung ingin memelukmu.." racau Yoongi hampir tak terdengar.
Lama dengan posisi seperti itu, Jungkook mengeluarkan suara nya tanpa melepas pelukannya. "Hyung, apa hyung selalu menangis di setiap malam?" Yoongi terkejut dengan pertanyaan adiknya, otak nya berputar mencari jawaban untuk peranyaan sesederhana itu, terlebih di hadapan adiknya yang baru 10 tahun.
Jungkook menghembuskan napas lalu berusaha untuk menghentikan air mata Yoongi dengan memberikan usapan konstan pada punggung nya yang basah. "Aku terbangun karena ingin ke kamar mandi, aku bersumpah hanya pergi sebentar dan hyung sudah menangis. Hyung, kalau kau mau aku bisa tidur disini setiap malam. Aku akan pipis sebelum tidur dan tidak akan pergi kemana-mana sebelum pagi tiba. Hyung bisa memelukku semalaman, aku janji akan memeluk balik hyung seperti ini. Jadi.. berhenti menangis ya?" pinta nya bernada gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT
Fanfiction[BROTHERSHIP] Ketika amarah, kebencian dan keputusasaan luruh karena ketulusan, cinta dan kebahagiaan. Inilah kisah keluarga sederhana, yang berjuang mencari bahagia nya di tengah letupan emosi yang kian meluap. Mari kita arungi bersama. Tak ada ya...