Jam sekolah Jungkook sudah berakhir dengan bunyi bel sebagai tandanya. Tidak seperti biasa nya, Jungkook siswa yang paling pertama meninggalkan kelas nya kali ini. Tak ada punggung yang ia perhatikan, tak ada kebisingan yang ia nikmati. Ia hanya langsung pergi begitu saja.
Hongdae di sore hari tak seramai saat malam hari, Jungkook menunggu Namjoon di luar kedai tempat ia makan kemarin malam bersama Namjoon. Jungkook membuka seragamnya, meninggalkan kaos putih yang tetap melekat di tubuhnya. Tak lama Namjoon datang dengan senyum ceria nya, menampakkan dua lesung pipit yang sangat indah. Lambaian tangan Namjoon di balas senyuman oleh Jungkook. Jungkook berjalan menuju Namjoon mengikis jarak yang ada.
"Maaf, kau menunggu lama?" Namjoon segera merangkul bahu Jungkook sesaat setelah jarak mereka tak bersisa.
"Tidak hyung, aku juga baru sampai."
"Sudah makan? Mau makan dulu?" Jungkook menunduk malu sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak usah, hyung."
Namjoon terkekeh. "Disana.. Burger nya enak. Ayo kita coba." Namjoon menunjuk toko roti di ujung jalan. Jungkook menengadah untuk melihat Namjoon lalu ia mengangguk malu. "Terimakasih, hyung."
Mereka membicarakan banyak hal hingga mereka sampai di tempat tujuan, memesan 2 king burger, 1 french fries dan 2 soda lalu menunggu pesanannya sampai.
"Coba dengarkan ini." Namjoon memberikan sebelah airpods nya pada Jungkook.
"Kau bisa mulai mendengarkan musik-musik hip-hop, aku merekomendasikan untuk mendengar rap dari barat agar kau bisa merasakan keorisinilannya." Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hyung.. Tapi aku tidak mengerti apa yang hyung ini ucapkan.." Mata bulat Jungkook menatap Namjoon polos.
Namjoon sontak tertawa, lalu ia membuka ponsel nya, mencari terlebih dulu terjemah lirik dari naver dan memberikannya pada Jungkook. "Kau akan mengerti lebih cepat jika banyak mendengarkan orang native berbicara."
"Tapi jika dia berbicara secepat ini, aku rasa uhm.. Akan terlalu sulit untukku hahaha." Jungkook tertawa dengan hidung yang mengerucut lucu membuat Namjoon ikut tertawa.
Jungkook, bocah kecil itu bisa menarik atensi Namjoon sejak pertama kali mereka bertemu malam itu. Namjoon memerhatikan wajah Jungkook lekat, malam itu dengan jelas Namjoon melihat wajah kekecewaan Jungkook. Kemarin Namjoon juga melihat nya kembali dengan matanya yang menyiratkan luka. Dan saat ini, mata sembab Jungkook menjelaskan semua nya, bahwa ia menyimpan banyak luka. Semanis apapun tawa Jungkook, Namjoon bisa melihat tersimpan cukup banyak luka di balik tawa nya. Namjoon sedikit bisa menebak Jungkook, ia tipe anak yang senang memendam rasa sakit nya, entah karena memikirkan hati orang lain atau tak menemukan seseorang untuk mendengar cerita nya.
Namjoon mematikan musik lewat ponsel nya."Jungkook, kenapa kau ingin belajar rap?" Jungkook menatap mata Namjoon.
"Karena melihat mu, hyung."
Wajah Namjoon tiba-tiba berubah kaku, tersenyum malu. "Hanya karena itu?"
Jungkook dengan wajah polos nya menjawab. "Iya."
Namjoon menggaruk belakang kepalanya membuang rasa malu nya. "Kalau begitu, apa mimpi mu?"
Jungkook terdiam cukup lama, ia membutuhkan waktu untuk berpikir. Apa mimpi ku? Aku juga tidak tahu. Sebelumnya aku belum memikirkannya. Lalu Jungkook membalas tatapan Namjoon. "Aku masih mencari nya, hyung. Kau?"
Namjoon mengangguk mengerti. "Dulu aku ingin jadi astronot hahaha, tapi sekarang setelah aku cukup besar aku ingin bermusik. Kurasa menjadi seniman tidak begitu buruk," jawabnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT
Fanfic[BROTHERSHIP] Ketika amarah, kebencian dan keputusasaan luruh karena ketulusan, cinta dan kebahagiaan. Inilah kisah keluarga sederhana, yang berjuang mencari bahagia nya di tengah letupan emosi yang kian meluap. Mari kita arungi bersama. Tak ada ya...