Holaa, barangkali rindu aku drop satu chapter dari Light yaa. Kalau lupa, bisa baca dari chapter sebelumnya. Dan aku mau kasih tau, LIGHT LAGI OPEN PO LAGI! Jangan sampai ketinggalan 💃
***
Yoongi mengambil arah yang berbeda, kali ini ia akan membolos. Hanya untuk hari ini. Perasaannya kacau, kepalanya terasa hampir pecah, bertemu pasien pun Yoongi tak menjamin masih bisa berlaku profesional.
Yoongi membawa dirinya cukup jauh dari kota, ia butuh ruang untuk bernapas. Melepaskan penat. Udara segar mungkin bisa membantunya.
Yoongi memarkirkan mobilnya, mendatangi salah satu toko kecil yang menjual soju. Yoongi membeli hanya satu botol. Ia berjalan santai menuju tepi bukit. Yoongi duduk tanpa alas, dan mulai meneguk cairan pahit itu, membakar tenggorokannya.
Matanya jauh memandang ke depan, pikiran berlomba untuk memenuhi kepalanya. Yoongi kembali menegak alkohol itu, berharap rasa pahit yang diberikan bisa mengalihkan pikirannya.
Yoongi suka alkohol, ia senang dengan sensasi yang zat itu berikan untuk tubuhnya. Tapi ia tinggalkan karena memiliki Taehyung dan Jungkook. Yoongi tak ingin menjadi kakak yang buruk, mencotohkan hal tidak benar. Merusak kualitas hidup nya dan berakhir mengorbankan dua bocah kesayangannya.
Yoongi suka piano, ia jatuh cinta pada melodi dari tuts yang mampu menghipnotis jiwa. Tapi ia tinggalkan karena memiliki Taehyung dan Jungkook. Ia tak mungkin bisa menjamin kehidupan kedua adiknya jika hanya dengan bermain piano.
Yoongi senang sekali istirahat, menyatu dengan kasur empuknya, mengistirahatkan tubuh dan otak dari penat nya kehidupan. Tapi ia tinggalkan karena memiliki Taehyung dan Jungkook. Ia harus banting tulang untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya, meminimalkan waktu istirahatnya dan memaksimalkan waktu bekerjanya.
Yoongi butuh bermain, butuh membeli sepatu nya yang sudah usang, butuh memperbaiki laptop nya yang kini setengah rusak. Namun lagi-lagi keperluan Taehyung dan Jungkook di atas segala nya.
Yoongi banyak meninggalkan hal yang dicintainya dan melakukan banyak hal yang di benci nya. Tapi tetap hal itu tak membuatnya berhasil menjadi kakak yang sempurna.
Kenapa manusia selalu menuntut kesempurnaan? Sedang kita terlahir membawa banyak kekurangan. Sebanyak apa yang harus di korbankan? Sempurna terlalu abstrak, tak memiliki tolak ukur yang nyata. Ia bisa saja sempurna bagi kedua adiknya, tapi ia menjadi tidak sempurna bagi dirinya. Seperti itulah, tak ada kesempurnaan yang abadi. Jika ada, mungkin Tuhan tidak hanya satu.
Saat pekerjaannya menggila, tak ada yang bisa dilakukannya selain menerima. Ia tak bisa mengeluh. Sampai rumah pun ia harus mengerjakan segala pekerjaan rumah, memastikan perut kedua adiknya terpenuhi, memastikan mereka mendapat perhatian dan kasih sayang yang nyata. Yoongi sudah kelelahan bahkan sebelum memikirkan tentang keinginannya, mengabulkan segala harapannya. Yoongi sadar ia tak memiliki waktu untuk dirinya. Semenjak itupun Yoongi merubah pola pikirnya; saat segala kebutuhan adiknya terpenuhi, itu sudah cukup baginya.
Lelah, jika boleh mengeluh Yoongi ingin mengatakan itu beribu kali. Namun ia sadar, ia tak pantas mengucapkannya. Air matanya meluncur perlahan. Yoongi menatap langit, menantang Tuhan untuk ikut menatapnya.
Apalagi yang harus ku lakukan? Berapa banyak lagi yang harus ku korbankan?
Mengapa Yoongi salah saat ia menghukum Jungkook? Bukankah seperti itu peran Ayah? Memastikan bahwa anaknya berada di jalur yang benar. Hukum jika bersalah, jangan buat anakmu nyaman dengan kesalahannya. Yoongi hanya melakukannya.
Mengapa Yoongi salah saat ia mengkhawatirkan kondisi Taehyung? Bukankah seperti itu seorang Ibu? Selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan setiap anaknya. Yoongi pun hanya melakukannya.
Sekarang semua menuntut Yoongi untuk berlaku adil, jadi katakan harus seperti apa? Keadilan yang bagaimana? Bahkan ia sendiri sudah tidak adil pada diri nya sendiri. Sejak ia memutuskan untuk mengambil banyak peran bagi kedua adiknya, saat itu pun Yoongi sudah tak berlaku adil bagi dirinya. Dan untuk kenyataan itu, bahkan tak ada seorang pun yang mengindahkannya.
Jungkook menangis, Taehyung menangis, hati nya ikut sakit. Dunia nya runtuh. Terlalu besar hal yang ada di depan matanya, sedang cakupan matanya tak cukup luas. Yoongi terkadang hilang kendali, ia terkadang tak mengerti harus melakukan apa, tak ada yang menuntunnya, tak ada yang ikut menopang nya, tak ada yang bisa ia jadikan sandaran. Saat ia melakukan kesalahan, tak seorang pun bisa memakluminya.
Jadi apa yang bisa di lakukannya selain menyelami rasa sakitnya seorang diri?
Yoongi menangis tersedu hingga terbatuk beberapa kali, Yoongi memukul dadanya yang terasa sakit, jika sudah seperti ini Yoongi selalu ingin menyerah. Tak usah menyalahkannya, tanpa disalahkan pun Yoongi sudah merasa bersalah karena belum bisa menjadi orang tua yang bijak dan kakak yang baik bagi kedua adiknya. Jangan menyuruhnya untuk menekan ego terlalu dalam, tanpa di suruh pun ia sudah melakukannya sedari dulu.
Tapi bukankah marah, kecewa, egois itu hal yang manusiawi? Jangan terlalu menghakimi, Yoongi juga manusia. Apakah untuk hal semendasar itu Yoongi tak di beri kebebasan?
Yoongi tak minta di kasihani, Yoongi tak minta untuk dimengerti, karena dari awal saja Yoongi tak peduli dengan pandangan orang lain.
Sebanyak apapun ku jelaskan, kau tak akan mengerti karena kau belum berada di posisiku. Jadi untuk apa kulakukan itu? Mengklarifikasi banyak hal yang hanya akan menguras tenaga.
Yoongi menatap tanah, air mata sudah berjatuhan membasahi tanah yang di pandangnya. Tangannya mencengkram kuat botol soju.
Eomma..Appa.. Jika bukan karena Taehyung dan Jungkook yang masih membutuhkan peran orangtua dan kakak. Aku sudah pasti menyusulmu. Aku lelah, hatiku lelah.. Sungguh.
***
Kookie, tolong tatap aku. Kookie.. Hyung percaya padamu. Tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Kau percaya padaku kan? Aku ingin menjadi kakak yang bisa kau andalkan. Kookie.. Andalkan aku kali ini saja. Hyung berjanji tak akan mengacaukannya. Hyung mohon... Taehyungie-mu tak ingin menjadi kakak yang bodoh. Jangan hukum aku atas kesalahan Yoongi hyung..
***
Gimana.. Ada yang bisa mengerti perasaan Yoongi? Ada yang bisa memahami sulit nya berada di posisi Yoongi??? Kalau di pikir-pikir, berat juga yaa hidup Yoongi 😭💔
Terimakasih banyak buat support kalian selama ini, yang bener bener bikin mood aku dalam menulis terus terjaga. Setiap komentar yang kalian lontarkan, itu jadi sumber semangat aku dalam menulis. Aku sampai tau satu persatu pembaca yang suka komen dan vote. Terimakasih banyak..
Layaknya kalian yang menikmati cerita ini, begitupun aku yang menikmati komentar kalian. Entah itu berupa ucapan penambah semangat, tanggapan untuk isi cerita nya, motivasi dan masukan. Itu bener bener berarti buat aku..
Borahaeee 💜💜
Jangan lupa tengok warm yaa, saquel nya Light!!
Enjoy this chap, see yaaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT
Fanfiction[BROTHERSHIP] Ketika amarah, kebencian dan keputusasaan luruh karena ketulusan, cinta dan kebahagiaan. Inilah kisah keluarga sederhana, yang berjuang mencari bahagia nya di tengah letupan emosi yang kian meluap. Mari kita arungi bersama. Tak ada ya...