25 - Luka Terdalam

5.2K 598 55
                                        

"JUNGKOOK!!!" Teriak Yoongi menggelegar, melupakan aturan di rumah itu yang sudah di terapkan bertahun-tahun lamanya. Amarah menguasai dirinya.

"Ada apa hyung?" tanya Jungkook khawatir dengan mata yang memerah, seketika kepalanya pening, tubuhnya sedikit oleng, wajar saja ia terbangun sekaligus, membuat nya ingin muntah.

Di lain sisi seseorang sedang menelusupkan wajahnya di atas bantal dengan tangan kiri yang meremat kuat dada nya, berteriak keras menahan rasa sakit. Taehyung terkejut, saat Yoongi berteriak dia otomatis menelungkupkan tubuhnya sambil meremat dadanya. Jantung nya sakit luar biasa, keringat sudah membanjiri kepalanya hingga turun ke daerah kening. Taehyung merubah posisinya menjadi tengkurap, otak nya sudah berkeliaran kemana saja mendengar bentakan sang kakak kepada adiknya. Ia ingin menolong, ia ingin bangkit menghampiri keduanya. Namun, alih-alih menyelamatkan Jungkook, ia sendiri perlu di selamatkan.

Taehyung mengatur napasnya, bibirnya sudah membiru, air mata mengalir saat kata demi kata keluar dari bibir Yoongi. Satu hal  yang Taehyung pikirkan, bagaimana perasaan Jungkook. Taehyung berusaha semampunya untuk mengendalikan dirinya. Kali ini, Taehyung bersumpah untuk menolong Jungkook. Mengembalikan kepercayaan Jungkook padanya, merebut kembali hati adik kecilnya. Yoongi tidak sadar, kata-kata kasar yang ia lontarkan pada Jungkook ternyata lebih menyakitinya.

***

Mata Jungkook terjatuh pada bajunya yang di remat Yoongi, seketika ia mengerti kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung.

"H-hyung aku akan menjelaskannya," ucapnya setelah beberapa detik mengumpulkan nyawa.

Brakk!!

Jungkook mematung. Baju yang mula nya di gengam Yoongi kini menampar wajahnya dengan keras, menciptakan efek kemerahan di wajah terkejut nya. Yoongi melempar baju nya tepat pada wajah Jungkook. "APA YANG COBA KAU LAKUKAN JUNGKOOK?!"

15 tahun ia hidup, ini pertama kalinya ia mendapat bentakan. Dari seseorang yang sangat berarti di hidupnya, seseorang yang menjadi pusat kehidupannya. Lidah Jungkook tiba-tiba kelu, otak nya seolah berhenti memproduksi kata-kata. Alasan yang sudah ia siapkan menghilang begitu saja.

"Sejak kapan kau melakukan ini, hm?" tanya Yoongi dengan tatapan mengintimidasi seraya berjalan mendekati Jungkook.

"T-tidak, kau salah paham hyung." Jungkook menggeleng linglung, apakah ini mimpi?

"Sejak kapan kau melakukannya?" Ulang Yoongi begitu dingin.

Jungkook menggeleng. "Aku tidak melakukannya. Seseorang tak sengaja menumpahkan soju ke bajuku, h-hyung." Suara Jungkook bergetar, ia tak sanggup menatap Yoongi. Ia takut sekali.

"Ini alasan kau selalu pulang malam?? Kau sedang mencoba berontak dengan melakulan hal seperti ini?! JUNGKOOK DIMANA AKAL SEHAT MU?! TATAP HYUNG!!"

Jungkook menaikkan kepalanya, tatapan kecewa sudah menghiasi wajah nya. Kali ini tak ada tangisan, air mata nya sudah menggantung siap untuk di lepaskan, dengan penuh tekad, Jungkook menahan air mata nya saat memikirkan betapa miris hidupnya.

Baru saja aku merasa bahagia.

"Siapa yang mengajarimu mabuk-mabukan seperti itu? " suara Yoongi memelas, menatap Jungkook penuh rasa kecewa membuat hati Jungkook seperti tersayat ribuan belati tak kasat mata. Tungkai nya begitu lemas, hati nya benar-benar terasa kosong. Hanya gelengan kepala yang bisa ia berikan.

"Apa kau sedang berontak pada hyung? Bukankah hyung bilang, hyung juga sedang  berusaha? Jungkook, tak bisa kah kau sedikit dewasa?" Yoongi menelan ludah nya yang terasa pahit, tenggorokan nya tercekat.

LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang