12 - New Friend?

4.3K 523 49
                                    

Yups, aku gatau apakah ada yang menunggu cerita ini up atau engga, buut here is it! Hope you enjoy it, so sorry for typo.

Ah ya, kalian bisa sambil dengerin lagu pra-debut nya RM - SEVENTEEN

***

Angin berhembus kencang, mengacak rambut yang saat pagi tadi masih tertata rapi. Ribuan kendaraan terlihat sangat kecil dari tempat nya saat ini, bahkan ia tak perlu berusaha begitu keras untuk melihat gedung-gedung yang katanya tak berujung.

Jungkook senang tempat tinggi, ia senang memerhatikan kerumunan orang, ia terpesona dengan interaksi yang di ciptakan oleh mereka. Jungkook mengambil peran sebagai penonton di hidupnya. Ia tak suka menjadi pusat perhatian, menjadi sangat kikuk saat berhadapan dengan banyak orang dan cenderung memilih untuk menghindar dari pada terlibat dengan banyak hal.

Jungkook merogoh celana seragam SMP nya, mengambil sebuah foto yang berukuran tidak terlalu besar dari kantong celananya. Beberapa detik waktu nya ia habiskan untuk menatap lekat foto di tangannya, foto yang Jimin ambil saat liburan mereka di Pulau Jeju 4 tahun lalu. Nyatanya waktu cepat sekali bergulir.

Waktu merubah banyak hal, meski begitu keluarga nya tidak berubah. Taehyung nya masih manja dan Yoongi nya masih hangat, setidaknya itu potret yang berusaha di pertahankan memori Jungkook.

Setelah penjualan tanah milik Kim Jeyeon ayah si tiga bersaudara Kim berhasil, kondisi keuangan keluarga Kim sedikit membaik, setidaknya sampai saat ini. Yoongi berhasil menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, Taehyung mulai memasuki tahun pertamanya di bangku SMA dan Jungkook yang memulai hari nya sebagai anak kelas 2 SMP.

Jungkook tumbuh menjadi remaja yang senang menyendiri, ia juga tumbuh menjadi adik yang sangat pengertian. Ia mudah memahami kondisi dan kepekaannya yang tajam mampu membuat nya terkadang terlihat menyedihkan.

Seperti saat ini, ketika list kekecewaan Jungkook bertambah hanya dengan sebuah pesan singkat.

Jungkook-ah, maaf hyung hanya bisa menjemput Taehyung hari ini.

***
Bel pulang berdentang keras mengakhiri kelas tambahan yang wajib mereka ikuti, membuat kelas tiba-tiba riuh. Percakapan yang di ciptakan beberapa kelompok membuat suara bising tak jelas, rutukan pada guru karena memberi banyak tugas, ungkapan bahagia karena orang yang di sukai nya menangkap sinyal nya, amukan karena hal kecil yang di lakukan temannya. Dan Jungkook hanya memperhatikan mereka dari balik kursi dengan tenang, menatap satu per satu temannya keluar kelas dengan begitu semangat, hingga suara bising sedikit demi sedikit mengecil sampai hilang menciptakan keheningan yang nyata.

Lalu Jungkook memasukkan semua barang nya ke dalam tas, ia berjalan keluar kelas dengan damai. Tak ada yang peduli pada Jungkook si ansos, mereka memberikan ruang yang benar-benar nyata pada Jungkook yang memang menginginkannya.

Jungkook adalah pribadi lain saat di luar rumah. Tak ada tawa girang nya, tak ada binaran matanya. Dua komponen terpenting itu hanya di dedikasikan untuk kedua kakak nya; Yoongi dan Taehyung.

Langkah membawanya menuju halte bus, tak banyak orang yang sedang menunggu datangnya bus membuat Jungkook mendapatkan lahan untuk duduk. Satu persatu orang meninggalkan Jungkook, mereka pergi setelah bus yang di tunggu nya datang. Terselip rasa nyaman ketika hanya tinggal ia sendiri di halte bus.

Ia kembali merogoh ponsel nya.

Jungkook-ah, maaf hyung hanya bisa menjemput Taehyung hari ini.

Jungkook menghela napas dalam, rasa kecewa jelas di rasakannya namun apa yang bisa di lakukannya? Dia mengerti kesibukan hyung nya dan ia memahami posisi diri nya. Dia tak ingin berpikir lebih jauh tentang prasangka buruknya, lebih tepat nya ia ingin menjaga perasaannya untuk tak merasa sakit lebih dalam.

LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang