8 - Understanding (REVISED)

5K 594 37
                                        

"Taehyung!" Jantung Yoongi seperti berhenti sesaat. 

Hoseok si orang yang di bawa Taehyung untuk ikut berlari kencang dengannya pun luar biasa terkejut, pasalnya nyawa seseorang saat ini di pertaruhkan. Maka dengan sekuat tenaga Hoseok menarik Taehyung lalu memeluknya erat. Napas Taehyung sudah tersenggal, jantungnya seolah kaku, kelimpungan memompa darah, tak lagi kuat.

"Taehyungie, dengar hyung! Coba tenang, ambil napas perlahan," cecar Hoseok sambil mempraktekannya, matanya membulat sempurna dengan dahi yang mengerut dalam. Degup jantung Taehyung terasa jelas oleh tubuh Hoseok, dentuman tak berirama.

Yoongi dan Jungkook berlari cepat, tanpa peduli dimana ia berada Yoongi membaringkan Taehyung lalu mengurut perlahan jantungnya. Jungkook mengobrak-abrik tas kecil Yoongi, mencari obat Taehyung.

Yoongi tak menangis, napas nya memburu cepat. Lain hal nya dengan Jungkook yang sudah menangis tak karuan. Yoongi sedang mengontrol dirinya, untuk tak lagi kehilangan kendali nya. Tak menyalahkan Jungkook karena kesalahan yang tidak di perbuatnya. Menekan ego nya untuk tak berteriak marah. Karena jika ia marah pada Jungkook, berarti dirinya yang gila. 

Taehyungie, hyung mohon jangan sakiti dirimu sendiri lebih jauh.

***

"Tae, kau harus mengerti. Kookie seperti itu karena itulah cara Kookie membela Tae-tae. Kookie tidak mengerti hal itu akan menyakiti Tae, yang Kookie tau ia berhasil membela Tae-tae. Berhenti mogok bicara dan ajak main lagi Kookie. Kookie seharian ini murung karena Tae-tae marah." Yoongi berbicara sambil mencuci piring. Taehyung menjatuhkan kepalanya di atas lipatan kedua tangannya, dengan mata besar dan mulut cemberut nya.

"Tae-tae benci tidak bisa lari kencang, kenapa Tae-tae tidak boleh main bola? Tidak boleh main petak umpat dan kejar-kejaran? Bagaimana kalau Kookie tidak mau bermain dengan ku lagi? Aku tidak suka Kookie bermain dengan Mingkyu, dia orang jahat. Dia pasti suka Kookie!" Taehyung merajuk dengan mata berkaca nya.

Yoongi menghembuskan napas nya dan tertawa ringan. Ah betapa menggemaskannya anak-anak kecil ini. Keluhan Taehyung atas kondisinya tentu saja membuat hati Yoongi sakit, tapi karena jiwa anak-anak Taehyung masih utuh, Taehyung bisa membungkus keluhannya dengan sesuatu yang manis. Membuat Yoongi bisa tertawa di sela-sela beban berat nya. Yoongi seperti nya tak ingin kedua malaikat nya membesar, ia tidak ingin membayangkan bagaimana buruknya keluhan-keluhan itu saat Taehyung beranjak dewasa.

Yoongi mengelap tangan basah nya lalu mengacak rambut Taehyung. "Kau tidak akan pernah tergantikan oleh apapun Taehyungie, Jungkook tidak akan melupakan mu. Percaya pada hyung! Hyung yakin Kookie sedang menunggu Tae-tae untuk bermain."

Taehyung akan sedikit sulit di rajuk saat sedang marah seperti ini, tapi bukan Yoongi jika tidak bisa membuat adiknya kembali bersatu. Dengan 1001 cara, akhirnya Yoongi tersenyum bangga melihat Taehyung membawa satu gelas Ice cream ke ruang tengah. Jungkook disana dengan iron man nya, bermain sendiri dengan bibir yang cemberut dan mata merah nya.

Tanpa berbicara Taehyung memeluk Jungkook sambil menangis, membuat Jungkook terkejut. Belum juga Jungkook selesai menuntaskan reaksi terkejutnya, Jungkook sudah di kagetkan dengan kecupan basah Taehyung di seluruh pipi Jungkook, membuat Jungkook tertawa kegelian. "Hyung berhenti!" Teriak Jungkook sambil mengeliat tak karuan.

"Maafkan hyung," Taehyung menunduk sambil memberikan ice cream yang sebelumnya ia taruh tak jauh dari posisinya.

Jungkook tertawa lebar, akhirnya Tae-tae berbicara lagi padanya. Yeaaay!!

Taehyung selalu bersyukur memiliki Jungkook dan Yoongi. Tak tau berapa banyak ia bertengkar dengan Jungkook, pada akhirnya mereka akan bermain bersama lagi. Yoongi terpana melihat jiwa-jiwa anak kecil. Bagaimana mereka dengan mudah melupakan satu masalah dan menerima takdir lainnya. Bagaimana mereka tertawa setelah banyaknya air mata yang keluar. Ternyata menjadi dewasa itu tidak mudah.

Yoongi mendekat dengan sepiring cemilan ringan di tangan kanannya. Meletakkannya di meja persegi dan memeluk adik-adik kecilnya. "Malaikatku, jangan tumbuh terlalu cepat ya!"

"Huh? Kenapa hyung bilang begitu? Aku ingin cepat tinggi!"

"Yess! Kita bisa berhenti minum susu sebelum tidur!"

"Tapi aku suka susu pisang ku!! Aku ingin meminumnya sebelum tidur!" Teriak Jungkook sambil berlagak marah.

Lagi, Yoongi tertawa mendengar celotehan kedua adiknya.

***

Yoongi membuka jendela kamarnya, berharap angin malam mampu menemani ketakutannya. Yoongi merebahkan tubuhnya di kursi kayu yang menghadap ke arah luar, pandangannya terpaku pada gelap nya malam tanpa bintang. Yoongi melamun, sangat lama. Cukup membuat tangis nya meluncur begitu saja. 

Memori nya terlempar pada kejadian beberapa hari lalu, saat ia harus berbicara dengan dokter yang menangani Taehyung.

Dokter Park membenarkan letak kaca mata nya dan menatap Yoongi fokus. "Taehyung, syukurlah untuk saat ini tak ada yang mengkhawatirkan pada jantung Taehyung. Bagi penderita lemah jantung hal pertama yang wajib di lakukan adalah check up rutin. Melihat riwayat penyakit dan pengobatan Taehyung, Taehyung bertahan cukup baik. Untuk terus memantau nya saya menyarankan Taehyung check up rutin satu minggu sekali hingga kondisinya pulih, sampai saat itu tiba Taehyung cukup check up dua minggu sekali."

Mendengar penuturan Dokter Park membuat Yoongi lega bahwa kondisi Taehyung tidak memburuk. Namun ketakutan lain berhamburan datang. Saat ini Yoongi duduk di bangku 3 SMA, hanya menghitung beberapa bulan ia lulus sekolah. Bertepatan dengan itu ia harus mulai memikirkan pendidikan Taehyung di jenjang selanjutnya.

Tanpa Taehyung check up rutin satu minggu sekali saja persediaan uang Yoongi tak akan cukup, kepala nya berputar kencang. Yoongi benci dengan segala kekhawatirannya, tapi wajar saja Yoongi khawatir, ia menanggung tanggung jawab untuk kedua malaikatnya.

Saking terlarutnya Yoongi dalam lamunannya, derap langkah Jungkook tak tertangkap indera pendengarannya. Tiba-tiba saja Jungkook sudah ada di hadapannya membuat Yoongi terlonjak kaget, tanpa bertanya Jungkook menatap kedua bola mata kakak nya dalam. Jungkook tak mengerti arti tatapn dalam seperti apa, ia pun tak mengerti tatapan menenangkan itu seperti apa, ia hanya menatap hyung nya yang sedang bersedih dengan segala ketulusan, tapi Yoongi merasakan ketenangan itu. Berlama-lama Yoongi menikmati tatapan adik bungsunya dalam diam. Akhirnya ia membalik tubuh Jungkook dan memeluknya hangat, membiarkan Jungkook melihat pemandangan yang sedari tadi ia lihat. 

Yoongi menangis, air mata nya tak mampu lagi ia tahan, bahkan terdengar isakan-isakan kecil dari mulutnya. Jungkook tak menganggu Yoongi dengan segala rasa penasarannya. Jungkook hanya diam, dan menikmati pelukan hangat sang kakak.

"Aku sudah berjanji akan selalu menamani hyung setiap malamnya, aku tidak akan lagi mengingkari janji," ujar Jungkook dalam hati.

***

Sooo, what do you think about this story? Silakan tuangkan isi pemikiranmu di kolom komentar yaa!

Jangan lupa tinggalkan jejak :)

I love you soo! See ya~ 

P.s : Part ini pendek? Memang sengaja hehe.

LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang