Melewati lapangan bersama dan ruang ganti, July dengan cekatan berbelok untuk memasuki ruang perpustakaan. Dalam satu hentak, ia mendobrak pintu demi masuk ke ruangan yang sudah sepi.
Hatinya terasa ringan saat sosok yang ingin ditemuinya itu terlihat sedang membaca buku di sudut. Ia menyengir manis, "Nah, Kim Tae! Ketemu juga kau di sini."
Sosok yang dimaksud menoleh dan refleks merundukㅡberusaha mengkamuflasekan diri bersama buku dengan pose paling konyolㅡmeskipun tetap gagal menyembunyikan fisik besarnya.
Dasar bodoh.
Dari kejauhan July yakin bahwa Taehyung pasti sedang mengumpati Kim Seokjin di bawah buku yang sedang melindungi kepalanya tersebut. July menahan senyum geli.
"Aduh, aduh. Jeon Taehyung dimana, ya? Tiba-tiba hilang. Apa dia tenggelam di antara buku?"
Kemudian July menarik buku dari puncak kepala Taehyung dengan paksa. "Ayolah, Taehyung. Itu tak berguna. Aku sudah melihat batang hidungmu dengan jelas. Bahkan sampai tahi lalat mini di ujung hidungmu itu."
Pemuda itu menyerah saat memutuskan untuk menegakkan punggung. Ia mendengus kasar tanpa kata. Hanya ada kemalasan di wajahnya.
"Ayo, pulang bersama." July menyengir.
Si Jeon itu tidak menjawab. Lututnya dilangkahkan melewati July, membiarkan gadis itu mengekorinya sampai persimpangan jalan lalu menyahut galak. "Berhenti ikut-ikut."
July mengerjap bingung. "Rumah kita searah." Dia lantas memberi satu senyuman lucu setengah meledek. "Lupa, huh? Kita tetangga~"
Iris Taehyung memicing galak dan terlihat risih lalu tak henti-hentinya berjalan menjauhㅡtentunya, itu membuat July tidak paham. Dia tidak mengerti mengapa Taehyung harus bersikap dingin seperti ini di saat ia merasa bahwa mereka telah sedikit lebih dekat dari sebelumnya.
"Ish, menyebalkan!" Bibirnya mendesis sebal sebelum meluncurkan kalimat penyerangan sambil mengejar Taehyung. "Di sini sudah tidak ada teman-teman sekolah tapi kau masih tidak bicara padaㅡ" Bruk!
Semprotan amarah July terhenti saat ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.
July meringis sementara telapak tangannya dipakai untuk mengelus pergelangan kaki. "Aaw..." Dia terluka.
Hal selanjutnya terjadi begitu cepat. Tahu-tahu Taehyung sudah menghampiri July. Pemuda itu berjongkok dan melepas sepatu sang gadis.
"Ouch!" July berjengit kesakitan saat Taehyung mulai memutar sendi limfenya dengan hati-hati.
"Sakit?" tanya Taehyung dengan nada yang lebih pelan, sukses July mengangguk kikuk.
Setelah itu, Taehyung mengulurkan tangannya. Matanya melembut meski wajah masih diusahakan sedingin mungkin. "Sini kubantu."
Tapi July tidak punya cukup kekuatan untuk menopang tubuhnya sendiri. July nyaris terjatuh kalau saja Taehyung tidak menahan kedua lengan July. Akhirnya, July cuman membuat Taehyung mendengus kasar.
"Menyusahkan."
Selang detik singkat, tahu-tahu tubuh mungil July sudah berada di atas pemuda tersebut. Kakinya melingkar di pinggang Taehyung, dan lengannya melingkar di leher. Taehyung menggendong July di belakang punggung.
Pipi July mendadak terasa mendidih. Kalau dia ceret air, mungkin sekarang ini dia sudah berteriak-teriak minta tolong lantaran hatinya tidak kuat diperlakukan seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/180678178-288-k852214.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon I Met in July | salicelee.
FanfictionJeon Taehyung terlihat berbeda. Matanya jadi suram dan sikapnya dingin. Yang sama hanyalah, dia masih punya banyak bekas luka pukulan. Sebagai teman kecil, Moon July mencoba membuka hati Taehyung, namun ia sendiri malah berusaha menutupi sesuatu di...