Bagian 4

1.5K 81 0
                                    

"Zeaaaaaaaaaaaa...!" Teriak Rossy dipagi hari yang cerah ini.

"Apa? Huss masih pagi loh-" Zea yang bingung akan tingkah Rossy.

"Kamu tahu, hari ini tanggal 4 April!" Rossy mengatakannya sambil terengah-engah.

"Iya apa? Santai hey..." Zea mencoba menenangkan.

"Ada diskon banyak... Kita bisa makan enaaak! Cepat ganti bajumu, kita akan berperang!" Tegas Rossy mengajak agar segera pergi.

Mereka berdua langsung segera pergi mengejar kesempatan emas ini. Zea sangat senang akhirnya bisa keluar, semacam jalan-jalan baginya.

Mereka menyusuri sejumlah supermarket besar sesuai urutan diskon yang sudah tercatat baik-baik oleh Rossy. Zea hanya mengikutinya, membawa barang belanjaan di belakangnya.

Beberapa jam telah mereka habiskan dan setelah memenuhi apa yang Rossy inginkan. Sayuran, buah-buahan, beberapa alat-alat yang dibutuhkannya yang saat itu sedang diskon besar-besaran diusahakannya. Rossy beruntung ada Zea yang membantunya.

Mereka berjalan pulang berdua sambil tertawa bahagia. Zea sudah membayangkan masakan apa saja yang bisa dilakukan dengan hal ini.

Ketika hampir sampai ke tempat Rossy, Zea terkesiap melihat seorang pria yang berdiri di depan tempat itu. Ia secara otomatis berbalik. Hal itu membuat Rossy bingung, Zea beralasan bahwa ada benda yang sangat ingin dibelinya sebelumnya, namun tiba-tiba suara lembut yang dikenalinya dari belakang mereka mengurungkan niatnya.

"Miss Zea!" Taiga memanggil, ketika sebelumnya melihat wanita yang dicari-carinya berbalik dari arahnya.

"Hmm, yes?" Zea mencoba membalas dengan senyuman yang ia usahakan.

Ya Allah cobaan apalagi ini...

Rossy berpikir sejak kapan ada orang yang mengenal temannya itu di Jepang selain dirinya? Rossy yang bingung saat itu, langsung teringat tentang pria yang sering Zea ceitakan akhir-akhir ini ia langsung berkata, "Ehem maaf, tapi sepertinya aku harus segera masuk rumah."

Zea yang tak terima akan sikap Rossy yang seolah-olah senang dengan pertemuan ini dan ingin membiarkannya untuk mengobrol hanya berdua dengan pria itu, langsung menarik tangan Rossy untuk mencegahnya. Lalu Zea membalas Taiga dengan nada halus yang diusahakannya, "Mr. Taiga, ada yang bisa saya bantu?"

Bagaimana bisa ia lari dari pria yang sangat lembut nan sopan itu? Bagaimana bisa ia lari dari keadaan yang terus memaksa mereka untuk bertemu? Bagaimana bisa ia lari dari takdir?

"Sebenarnya Aku ingin mengundangmu untuk makan malam bersama malam ini... kau tahu Toma sangat merindukanmu." Ungkap Taiga sangat halus seolah ia yang sebenarnya merindukan Zea, "Kau jangan khawatir, akan aku usahakan makanannya bisa dimakan oleh muslim."

"Malam ini? Pasti Zea akan datang!" Sahut Rossy yang membuat Zea menarik bajunya dari belakangnya seolah memberi kode tentang pertanyaan apa maksud perkataanya.

"Kau juga diundang Miss Rossy, bagaimana Zea?" Taiga seolah menunggu Zea menjawab permintaannya.

"Baiklah." Jawab Zea.

Zea mencoba menjauh dari magnet pandangan pria itu, namun dia hanya wanita biasa.

"Kalau begitu nanti malam jam 7 Tanaka akan menjemput kalian berdua, dan sepertinya aku harus segera pergi. See u..." Taiga yang melihat jam di tangan kanannya dan kemudian pergi meninggalkan kedua wanita yang berdiri memandangi mobil yang ia tumpangi.

Taiga sendiri merasa sangat puas akhirnya bisa mendapatkan wanita itu.

"Zea...kamu gila jika menolak rezeki ini!" Rossy yang terlihat marah.

Kelopak Sakura di Jabal Rahmah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang