CH. 17

2.9K 152 20
                                    

Happy Reading!!!

@_@

Wendy gelisah dalam tidurnya dan itu membuat Chanyeol yang tidur di sebelahnya ikut merasakan kegelisahan. Chanyeol agak merasa khawatir melihat yeoja itu mengalami demam akibat benturan di kepalanya dan sekarang khawatirnya bertambah melihat Yeoja yang bahkan tak tidur nyenyak

Chanyeol terbangun dari tidurnya dan menghidupkan lampu agar bisa melihat ekspresi Wendy dengan jelas. Melihat bibir Wendy yang gemetar beserta bulir-bulir keringat yang terus menetes di kening gadis itu membuat Chanyeol tergugah untuk memeluk tubuh ringkih yeoja itu.

"C-chan" Bisik Wendy lirih ketika matanya telah terbuka.

Chanyeol tak menjawab melainkan hanya menatap Wendy sembari mengelus kepala Wendy, berusaha menenangkan yeoja itu.

"Aku bermimpi, di mimpi aku punya keluarga dan seorang saudara lelaki yang tampan, aku bahagia bertemu mereka walau hanya di mimpi tapi sayangnya di mimpi mereka menghilang, mereka pergi~ aku merindukan mereka, sangat" 

Chanyeol tak memberi tanggapan apapun, dia hanya diam sebagai pendenggar yang baik, membiarkan Wendy leluasa untuk menceritakan keluh kesahnya.

"Apa aku bisa bertemu keluargaku Chan?" Tanya Wendy sendu.

"Entahlah, aku tak tahu" 

Walau jawaban Chanyeol terlihat mengecewakan tapi kesediaan Chanyeol untuk mendengar curahan hatinya itu sudah cukup membuatnya lega, rasanya bebannya sedikit berkurang.

"Sebaiknya kau bangun dan sarapan ini sudah pagi, aku juga harus pergi bekerja" 

Wendy mencengkram lengan Chanyeol yang membuat langkah pria itu terhenti dan menatap Wendy dengan ekspresi terheran.

"Aku tak mau makan!" Chanyeol melotot mendenggar Wendy yang sudah berani membantahnya.

Chanyeol mengeraskan rahang sambil menatap tajam kearah Wendy, Chanyeol sekarang terlihat seperti seorang ibu yang marah pada sang anak yang nakal.

Wendy hanya diam dengan tatapan melawannya dan Chanyeol mendesah lalu menuju dapur menggambil nampan yang berisi bubur dan susu lalu menyajikannya di hadapan Wendy.

"Makanlah atau aku akan pakai cara kasar" 

~PRANG~ Bukannya menuruti Wendy malah menghempas nampan hingga makanan itu terbuang sia-sia dilantai.

Chanyeol sempat kaget melihat sisi kekanakan Wendy tapi dengan cepat ia menggantikan tatapan kaget itu dengan tatapan datar. Tanpa suara pria itu melangkah lagi menuju dapur dan membuat ulang bubur untuk Wendy.

Setelah beberapa menit setelahnya Chanyeol kembali membawa nampan dihadapan Wendy.

"Aku tak tahu setan apa yang merasukimu hingga melawanku! Sekarang makanlah, jangan membuatku berbuat kasar pada orang sakit!"

Wendy hanya menatap Chanyeol dengan wajah pias, Wendy juga tidak tahu kenapa dia bersikap selabil ini tapi sepertinya ini wajar muncul karena semua penderitaan yang dialaminya membuat kondisi kejiwaanya tak stabil.

"Aku tak mau memakannya"

Chanyeol merasa jengah, mencengkram pipi Wendy, "Jangan keras kepala!"

"Kau akan bersikap dingin lagi jika aku sembuh, kau akan menerkam tubuhku dengan keji, aku ingin terus sakit agar kau lembut padaku, aku tak mau makan, aku senang dengan sakit ini"

Chanyeol terhenyak, entah kenapa dadanya terasa perih saat Wendy mengungkapkan itu semua, dia merasa menjadi monster yang paling jahat tapi bukankah seharusnya dia merasa senang wanita ini menderita tapi kenapa dia tak mendapatkan kesenangan itu.

LOVE IS BULLSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang