part22

35 8 3
                                    

Alisya duduk cemberut di kantin, ia mengerucutkan bibirnya. Ia merasa kesal pada gurunya itu. Bagai mana tidak, gurunya itu telah menegurnya bahkan menyuruhnya konsentrasi, padahal dia sendiri yang membuat konsentrasinya pudar.
Ia kembali menyeruput Orange jusnya, sambil sesekali mengoceknya dengan sedotan.

"Udahlah Sya, jangan ngambek gitu! Jelek tau kalo lo lagi ngambek!" ucap Rizky mencoba menggoda sahabatnya itu.

"Iky, pliss jangan bikin kesal gue!!" bentak gadis itu pada Rizky.

"Becanda kali Syha," ucap Rizky datar.

"Shya, kok bisa sih kalian sampe kena tegur gitu?" tanya Aneta.

"Tau, padahal gue gak konsentrasi tuh gara-gara dia tau!!" ucapnya dengan nada kesal.
"dia siapa?" tanya Aneta

" Ya Pak Abi lah!"

"Loh kok bisa?" tanya Syifa.

"Kalo dia gak narik tangan gue kemaren, mana mungkin gue kepikiran terus!"

"What?"

"Apa?"

Aneta dan Syifa tak percaya dengan apa yang di ucapkan temanya itu, mereka tak menyangka kalau gurunya yang terkesan cuek dan killer itu bisa-bisanya menarik tangan gadis di sampingnya itu.

Alishya pun menceritakan kejadian kemarin yang membuatnya merasa aneh, sedang Rizky hanya menyimak sambil memakan Batagor yang ia pilih sebagai menu makan siangnya.

"Tuh kan!! Gue bilang juga apa, dia tuh suka sama lo!!" ucap Aneta yang membuat ketiga temannya tersedak secara bersamaan.

"Kapan lo bilang gitu?" tanya Alishya heran, karena menurutnya Aneta tak pernah mengatakan apapun tentang gurunya itu.

"Oh, gue gak pernah bilang ya? Hehe," ucapnya sembari menggaruk rambutnya yang sama sekali tak terasa gatal.

"Heeuuuhh!!" Ucap ketiga temanya kembali secara bersamaan.

"Apa lo pernah terlibat obrolan dengan dia, Shya? Misalnya saat dia mampir ke rumah lo tempo hari?" tanya Syifa.

"Nah, itu yang mau gue tanyain sama lo, Shya. Tapi keduluan Syifa deh," ucap Aneta disertai cekikikan hasnya. Alishya tersenyum gemas melihat tingkah Aneta.

"Gak pernah, iyakan Ky? Malahan hanya Rizky yang ngobrol sama dia, itupun ngomongin Ayah dan Bunda," jawab Alishya.

"Iya Aneh ya!" Ucap Syifa sambil memakan Mie Ayamnya.

"Kalo menurut gue, kayak nya ada hal lain deh, Syha. Eh Syif, lo inget gak pas Alishya pingsan di toilet?" tanya Rizky dan dijawab anggukan oleh Syifa.

"Waktu tau Alishya pernah di culik dia kan pegang kepalanya, trus dia bilang pusing. Apakah dia ituh penderita Amnesia? Atau pernah hilang ingatan, gitu?" tanya Rizky.

"Oh ya? Emang gitu ya Ky?" tanya Alishya.

"Iya, gue inget Ky. Atau jangan jangan dia juga pernah di culik Ky," ujar Syifa.

"Mungkin," jawan Rizky.

"Atau jangan jangan dia ... Kaka baik hati itu Ky?" tanya Alishya.

"Mungkin Shya, pas dia pegang tangan lo yang dilihat dia bukan muka lo kan? Tapi tangan kiri lo. Gelang itu!" ucap Rizky semangat sembari nenunjuk gelang Alishya yang ada di tangan kirinya.

"OMG, Ky," ucap Alishya seakan dia kaget.

Kini dia mulai sadar, ada kenungkinan laki laki dewasa itulah si penolongnya, yang sering ia sebut Kaka Baik hati, tapi ia tak mau cepat ambil kesimpulan, menurutnya biarlah ia cari tahu dulu, tentang guru itu.

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang