part.26

19 4 0
                                    

________________💗_______________

"Nenek ke sini bareng Cucu," ucap Nenek itu, lalu dia bertanya, "Nak Alishya, lagi apa di sini?"

"Lishya, habis belanja buku untuk persiapan ujian. Oh ya, di mana Cucu Nenek?" aku balik tanya dengan penasaran.

"Cucu Nenek bentar lagi datang, makannya maen atuh kerumah Nenek, kalo ada waktu  mah, ya!" Nenek itu menyodorkan kartu Namanya.

"Rafka Azkari?" Aku mengernyitkan dahi saat membaca nama yang tertulis di kartu itu.

"Rafka itu nama cucuk Nenek, Dia yang nyelamatin kamu  waktu disekap di rumah kosong itu, sekarang dia ngajak Nenek tinggal di sini," jelasnya.

"Oh, jadi Kaka baik hati tinggal di sini?"

"Iya, sekarang dia Kerja di sini, dan di kasih fasilitas tempat tinggal juga, makanya Nenek diajak tinggal di sini," ucapnya penuh bangga.

"Shya, Ky, lo ngapain?" Panggil Aneta sambil berjalan ke arah kami diikuti Syifa.

Aku menjelaskan semuanya pada mereka lalu memperkenalkan mereka satu persatu pada Nenek Ambar.

Yah, Nenek itu bernama Nek Ambar, dan Cucunya bernama Rafka.
Hampir 30 menit kami menemani Nenek itu mengobrol, namun cucunya itu tak kunjung datang.

"Cucu Nenek lagi apa sih? Kok lama banget?" tanya Aneta yang terlihat jenuh.

"Katanya ada miting, mungkin sebentar lagi," ucap Nenek itu, sepertinya ia juga mengkhawatirkan cucunya.

"Ya udah, gak apa apa, biar kita temenin Nenek, sampai Cucu Nenek datang, tapi kita tunggu di sana ya Nek! sekalian minum, haus!" ajaku. Aku menunjuk kursi yang ada di luar cafe.

"Yuk!!" ucap semua teman teman juga nenek Ambar berbarengan.

Kutuntun Nenek Ambar bersama Syifa. Nenek Ambar orangnya Asyik, gak kayak Nenek-nenek lainnya, dia gak kolot. Bisa dibilang dia tuh Nenek gaul. Hihihi.

Kami berkumpul di kursi, sambil bercerita dan bercanda, di sini Nenek Ambar yang lebih banyak menceritakan pengalamannya, apalagi saat ia masih remaja, saat pertama kalinya jatuh cinta. Hihihi lucu.

"Itu Cucu Nenek, yang lagi duduk sama temennya."

Tiba tiba nenek Ambar menunjuk dua orang pria yang salah satunya sangat kami kenali, dia lah Pak Abi.

Aku dan Rizky saling pandang, karena Nek Ambar menunjuk ke arah Pak Abidzar, padahal dulu kami pernah menanyakannya pada Pak Abi, tapi saat itu dia tak mengakuinya, bahkan ia bilang tidak tahu sama sekali tentang gelang itu. Terus  tadi Nek Ambar bilang kalau nama cucunya adalah Rafka, bukan Abidzar. Malahan aku baca sendiri di kartu nama yang Nenek itu kasih.

"Ka!!" panggil Nek Ambar pada cucunya Setengah bertetiak.

Kedua pria itu menoleh bersamaan ke arah Nek Ambar, lalu bangkit dan menghampiri kami.

"Ka, ini Alishya. Gadis kecil yang dulu di sekap di rumah kosong itu loh!" ucap Nenek itu mengenalkanku setelah keduanya sampai di meja kami.

Pria yang berambut gondrong dan memakai kacamata itu manggut manggut, lalu melihat dan tersenyum ke arahku, sedangkan Pak Abidzar nampak terlihat kaget dan tegang.

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang