part44. Terungkap

12 4 2
                                    

Voc Rayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voc Rayan.

Sudah seminggu lebih aku berada di negara yang dijuluki kota seribu menara ini, namun entah mengapa hari-hari yang dilalui terasa begitu lama, mungkin karena aku selalu memikirkannya, gadis manja dengan seribu kekonyolan. Yah, dia begitu polos, sehingga tak jarang ia bersikap konyol di hadapku. Aku sangat menyukai kepolosannya.

Pesan-pesan yang ia kirimkan selalu membuatku tersenyum, kata rindu, cinta selalu ia lontarkan. Tak sesuai dengan umurnya yang masih sangat belia. Sedangkan aku tak bisa membalasnya, terlalu malu untuk mengatakannya, hingga aku hanya membalas seperlunya dan memalingkan topik.

Sebenarnya aku merasa bersalah pada Rizky, aku tahu dia sangat menyukai Alishya, tapi demi kebahagiaan gadis itu, ia menyuruhku menerimanya.

___________________

Flashback.

"Apa lo gak bisa nganggap gue lebih dari Sahabat, Shya? Gue sayang sama lo, lebih dari rasa sayang pada sahabat. Gue suka lo, Shya," ungkap Rizky saat aku hendak masuk kekamarnya.

Repleks membuat langkahku terhenti, kaki terasa lemas untuk beranjak dari tempat itu. Ada rasa sakit dalam dada, saat mendengar Rizky menyatakan cintanya, entah mengapa ada rasa tak rela. Padahal aku sudah tahu kalau adiku itu sangat menyukai sahabatnya, gadis yang diam-diam kusukai juga.

"Jangan bercanda Ky!!"

Masih teringat jelas saat Alishya menanyakan bagaimana perasaanku, tapi, aku selalu menghindar, karena aku pun belum begitu yakin dengannya. Namun, entah mengapa sekarang aku takut kalau cintanya akan berpaling. Mungkin sangat mudah  mengatakan padanya, kalau ada lelaki lain yang lebih baik dariku silahkan dia bersamanya, nyatanya aku tak rela.

"Gue serius Shya, gue suka sama lo, gue jatuh cinta sama lo,"

Hati seakan hancur berkeping-keping, mendengar apa yang diucapkan Rizky. Bisakah aku mengalah untuk adiku?

Ingin segera beranjak dari sini, mengabaikan obrolan kedua sahabat itu, ingin segera pergi. Namun saat aku hendak berbalik, tiba tiba Rei dan Syifa datang, mereka menanyakan mengapa aku masih berdiri di sini? Mereka pun  mengajak masuk, katanya mereka hendak pulang.
Aku melihat Rei, sejak dulu pemuda ini begitu mengejar Alishya, entah apa yang gadis itu rasakan padanya. Aku tidak tahu.

Ragu aku mengikuti keduanya. Aku tahu, pasti akan mengganggu mereka, tapi tak mungkin aku katakan pada mereka kalau Rizky sedang menyatakan perasaannya pada Alishya.

Setelah mendengar dan menyaksikan itu, aku bertekad untuk menghindar darinya dan menjaga jarak. Bahkan aku ingin mengatakan pada gadis itu untuk tidak mengharapkanku lagi, meskipun berat.

***

Hari ini Rizky sudah boleh pulang dari rumah sakit, aku bersyukur karena ia sudah sembuh, namun sikapnya menjadi dingin padaku, seolah dia sedang kesal, tapi apa salahku? Apa dia tahu kalau aku adalah mister hantu yang selalu di ceritakan gadis itu? Semoga apapun yang terjadi, hubungan kami selalu baik.

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang