part18

17 5 0
                                    

💔Maaf... 💔

"Kini aku sadar, ternyata Mencintai tanpa memiliki, tak seburuk yang sempat kupikirkan. Hanya mengetahui dia pun merasakanya, aku sudah bahagia.
Karena sebenarnya itulah yang kuharapkan."

__________________¤___________________

Kriiiiiiiing ....

Bel pun berbunyi, pertanda kegiatan belajar mengajar hari ini telah berakhir. Semua murid keluar dengan perasaan gembira,  begitupun dengan Alishya, terukir senyum sumringah dibibirnya. Alishya berjalan bergandengan dengan Rizky sambil bersenda gurau dan tertawa riang. Hingga  tanpa sengaja netranya nenatap sosok yang tengah berdiri dan menyandarkan tubuhnya di dinding kelas sembari memainkan kunci motornya.

"Kak Rei," gumamnya.

"Hei,  Cantik.  Pulang bareng yuk!" ajak Rei pada Alishya tanpa menghiraukan keberadaan Rizky.

"Tapi Ka, gue kan pulangnya bareng Rizky. Lagi pula kita di jemput supir," Kata Alishya. Dia menolak ajakan Rei secara halus.

Rei terlihat kecewa, ia nenatap Rizky tajam,  dan yang di tatap, ia hanya membalas dengan senyuman kemenangan.

"Maaf ya Ka,  gue balik duluan," sambung Alishya, sambil berlalu meninggalkan Rei yang memasang wajah kecewanya. Namun langkahnya terhenti, karena kini tangan Rei tengah memegang tangannya.

"Lo,  menghindar dari gue ya?" tanya Rei pada Alishya.

"Enggak ko Kak,  tapi kan gue bareng Rizky di jemput supir," jawab Alishya lembut. "Tolong lepasin tangan gue ya Kak!" pinta Alishya sambil mencoba melepaskan tangan Rei dari tanganya. Namun Rei malah memegang tangannya lebih erat.

Melihat tingkah Rei, Rizky pun Geram, dan langsung mendorong Rei.

"Lo apaan sih Bro? Lepasin tangan dia!" bentak Rizky sambil menarik tangan Alishya yang dipegang Rei, dan pergi berlalu membawa Alishya pergi.
Rei diam terpaku, dia nenatap tajam punggung Rizky,  menurutnya Rizky merupakan hambatan untuknya dalam mendapatkan Alishya.

"Gue suka sama lo, Bidadari Cantik.  Gue suka lo, Alishya!!" teriak Rei tanpa memperdulikan siapapun.

Alishya langsung berhenti dan berbalik saat mendengar ucapan Rei itu, ia menatap Rei tak percaya. Berbeda dengan Alishya, Rei tersenyum saat melihat Alishya berbalik untuk melihatnya. Rei pun berjalan kearah Alishya, ia menghampiri Alishya yang hanya diam ternganga.

"Gue suka lo,  saat pertama gue melihat lo, Cantik," ucap Rei sedikit berbisik dan menatap lekat Alishya.

Alishya diam bergeming,  ia merasa bingung.  Dia tak mau menolak Rei disini,  dia merasa tak enak. Rei adalah Kakaknya Aneta,  Rei juga kaka kelasnya, Alishya takut kalo dia menolaknya disini, itu akan membuat malu Rei.

"Aku butuh waktu untuk menjawabnya Kak,  temui aku dirumah nanti sore!" Ucap Alishya seraya tersenyum pada Rei.  Rei pun tersenyum, ia merasa kalau dia akan diterima oleh Alishya,  karena Alishya tak terlihat marah padanya.

Alishya neninggalkan Rei tanpa menunggu jawabanya, ia menarik tangan Rizky yang masih diam terpukau. Sedangkan dibelakang Rei, nampak tiga orang gadis yang kebetulan melihatnya, mereka terlihat geram dan sangat marah.

"Kita lihat saja, apa yang bakal gue lakuin sama lo,  cewe manja," gumam seseorang di antara ke tiga gadis itu.  Dan di balas seringayan jahat dari kedua temanya.

*
*
*
*

"Lo bilang gak ada rasa sama si Rei,  tapi kenapa lo harus butuh waktu buat jawab dia? Kenapa gak lo tolak langsung aja, Syha?" tanya Rizky saat sampai didalam mobil.

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang