35.Ungkapan Cinta Rizky

17 5 0
                                    

Kak Rayan, kenapa tingkahmu sulit di tebak? Mengapa susah mengerti hatimu?

***

Selesai makan aku langsung ke kamar Rizky. Tak peduli dengan semua orang di sana, kutinggalkan mereka dengan alasan gantian sama Bunda, karena Bunda juga belum makan.

Setelah sampai di kamar Rizky, kusuruh Bunda pergi ke kantin untuk makan, meski sempat menolak akhirnya dia pergi juga.

"Ky, cepat sembuh, gue kangen maen sama lo lagi," ucapku sambil menyuapi Rizky.

"Apa setelah gue sembuh lo masih mau maen sama gue, Shya?" tanya Rizky setelah menelan makanannya.

"Apaan sih lo? Lo tuh temen gue, lo sahabat gue, mana mungkin gue gak mau maen sama lo," Jawabku sedikit ngegas.

Rasa kaget menyeruak di dada, mengapa dia berbicara seperti itu? Apakah ada prilakuku tadi yang membuatnya kecewa? Tapi apa? Perasaan aku bersikap biasa saja padanya, meskipun sebenarnya hatiku suka bersikap luar biasa padanya.

"Apa lo hanya nganggap gue sebagai teman atau sahabat saja, Shya? Gak bisa lebih?" tanyanya.

"Lebih? Maksud lo?"

"Lo gak bisa nganggap gue lebih dari Sahabat, Shya? Gue sayang sama lo, lebih dari rasa sayang pada sahabat. Gue suka lo Shya."

Suka? Lebih dari sahabat? Maksud Rizky dia ingin jadi pacarku? Apa dia juga mencintaiku?

Beribu pertanyaan bekelut dibenakku, aku masih tak percaya, benarkah Rizky bilang ini semua padaku? Atau dia hanya sedang bercanda saja?

Getaran di hati makin menggebu, seolah ada yang memukul-mukul genderang di dalamnaya. Entah ini nyata atau hanya sebatas hayalan saja? Tapi aku bahagia mendengarnya, ingin aku melompat dan berjingkrak-jingkrak di hadapan Rizky, lalu bilang padanya kalau aku pun menyukainya. Namun, harus kupastikan dulu, apa dia benar-benar suka atau hanya bercanda?

"Jangan bercanda Ky!!"

"Gue serius Shya, gue suka sama lo, gue jatuh cinta sama lo," jawabnya, ia menggenggam tangan dengan erat lalu menatapku dalam, ingin rasanya menatapnya balik, namun malu.

"Kenapa Shya? Tatap mata gue Shya! Lo gak liat ada cinta di sana untuk lo?" tanya Rizky.

Tuhan, ini nyata, dia benar benar mengungkapkannya. Dan tatapan itu ternyata adalah tatapan cintanya untuku. Entah apa yang kurasa, dadaku terus menggebu, tanpa diduga bibir pun tersesenyum.

"Ky...." gumamku sambil terus tersenyum. Aku ingin mengatakan padanya kalau aku juga mencintainya, tapi aku sedikit canggung. Malu rasanya.

"Hemh?"

"Se-sebenernya...."

"Shya!!"

Entah ini kebetulan atau di sengaja, Syifa masuk bersama Kak Rei juga Kak Irsyad, dan itu membuatku mengurungkan jawaban.

Syifa, bagaimana dengannya kalau aku berpacaran dengan Rizky? Pasti dia akan sedih, dan malah membenciku.
Tidak. Aku tidak boleh egois, Syifa harus mendapatkan Rizky, kasihan gadis itu, dia sudah mencintainya sejak dulu.
Tega kalau aku menerima Rizky. Bukankah aku pun sudah berjanji pada Kak Rayan aku akan menunggunya. Tapi, Kak Rayan pun belum perah mengungkapkan perasaanya.
Tuhan serumit inikah mencintai Rizky? Kenapa cintaku pada Rizky datangnya belakangan? Kenapa rasa ini harus hadir setelah ada mereka?

Rizky aku juga mencintaimu, Aku pun ingin menjadi kekasihmu. Tapi ... bagaimana dengan Syifa dan Kak Rayan?

"Cantik?" panggil Kak Rei, Aku tersontak dari lamunan. "Kenapa?" tanyanya. Aku melihat wajah Rizky, terlihat kekecewaan di wajahnya, mungkin ia menunggu jawabanku? tapi, bagaimana ini? Aku harus jawab apa?

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang