Part 24, Getaran aneh

20 6 0
                                    

“Tuhan, kenapa Kau ambil dia?
Kenapa Kau biarkan ia meninggalkanku tanpa pesan?
Mengapa selama ini aku selalu menghiraukannya?
Kini setelah ia pergi  aku sangat kehilangannya.
Tuhan tempatlan ia di sisi-Mu, ditempat terindah yang  telah Kau janjikan.
Dia sangat berarti bagiku, dia juga pahlawanku.
Tanpanya apalah aku.
Tuhan dia begitu mencintai-Mu
Jadikan ia kekasih-Mu.
Berikan ia Surga-Mu.”

_________________💗_______________
Kini aku berada di ruangan gelap gulita dan sepi, namun tiba tiba ada seberkas sinar terang di depanku, lambat laun sinar itu berubah menjadi redup dan tampaklah Mama berdiri di sana.

"Sayang ...." panggil Mama lembut.

Aku menghampiri Mama dan memeluknya,  aku menangis tersedu dipelukan Mama.

"Mama, jangan tinggalin Kei, Mam, Kei gak mau Mama Pergi! Kei mau sama Mama," rengeku memohon.

"Sayang,  Mama harus pergi. Kei kan anak kuat, Kei gak butuh Mama lagi. Kei tidak lemah, iya kan sayang?  Mama yakin itu. Kei harus iklas, meski Mama tak ada di sampingmu. Tapi Mama tetap ada di hatinya Kei, Mama tetap bersama Kei,  doain Mama terus ya Sayang!"

"Tapi Mam ...."

"Mama tau kamu bisa!!" ucap Mama meyakinkan, Ia tersenyum padaku,  senyuman yang sangat tenang, lalu menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya.  Ia mengecup keningku lama, seolah ini kecupan terakhir. Yah, ini memang kecupan terakhirnya.

"Kei mau ikut Mama!!" teriaku,  dan kebali memeluk erat tubuh Mamaku itu.

"Keira Sayang, coba lihat!" Mama menunjuk kebelakangku,  di sana ada Rizky,  Papa,  Bunda,  Ayah,  Kak Rayan,  Kak Rei,  Syifa,  Aneta, juga Bik Nah . Mereka menatapku penuh harap. Mereka melambaikan tangan padaku mengajakku bersama mereka, "apa kamu mau meninggalkan mereka? Kamu gak mau main lagi sama Rizky?"

"Mam," aku menggleng air mataku terus mengalir,  aku tak mau kehilangan Mama,  tapi aku juga tak mau meninggalkan Rizky.

"Kalau kamu ikut Mama,  Papa sama siapa sayang?"
Aku menangis sejadi-jadinya. Mama benar siapa yang akan menemani Papa?

"Key,  ingat sayang, Kamu gadis Kuat!!  Kamu mampu menjalani hidup sekeras apapun. Jangan lemah lagi! jangan menangis!" ucap Mama menatapku dalam lalu tersenyum.

"Shya lo jangan nangis, gue gak suka liat lo nangis, lo jelek Syha" ucap Rizky sambil memegang pundaku.

"Kita baru saja berteman, lo mau ninggalin gue?" tanya Aneta sambil menangis lalu memeluku.

"Lo jangan lemah, Syha! Gue yakin lo bisa menghadapi semuanya!" Syifa meyakinkanku,  iapun memeluku dan Aneta bersamaan.

"Ndo, kalau kamu pergi, siapa yang jadi putri Bunda? Bunda gak bisa kehilanganmu! Kamu tega tinggalin Bunda?" tanya Bunda, dengan berlinagan air mata, ah,  iya dia juga Bundaku, sama seperti Mama,  dia pun sangat menyayangiku.

"Sayang, temani Papa, jangan biarkan Papa kesepian!" ucap Mama lembut,  aku menatap Mama dalam, aku tak ingin ia pergi.

"Tetap di sini, Mam. Bareng Kei, Kei gak mau Mama pergi!" ucapku merengek.

Belahan Jiwa AlishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang