Chapter 11

1K 146 56
                                    

Sebuah kejutan tak terduga terselip di relung hati Jeongyeon. Kejutan yang benar-benar mengusik batinnya, bahkan sampai membuat dirinya susah untuk memejamkan mata dan sering melamun. Kejadian beberapa malam yang lalu, ketika Taehyung meminta maaf kepadanya mengenai insiden di mobil dan memintanya merahasikan suatu hal dari keluarga mereka, membuat Jeongyeon menghindari Taehyung.

Meskipun begitu, Jeongyeon tidak bisa berkelit lagi sekarang. Mengenai perasaannya terhadap Taehyung sudah jelas baginya. Debaran hati dan detak jantung yang berpacu begitu cepat ketika berhadapan dengan Taehyung sudah tidak bisa ia pungkiri. Jeongyeon menyukai Taehyung.

Sejauh ini Jeongyeon tidak baik-baik saja. Kalimat-kalimat dari Taehyung menghujam tepat ke jantungnya hingga sebersit perasaan terluka terlintas dibenaknya. Taehyung tidak menyukainya. Dan seharusnya, Jeongyeon tahu itu.

Lamunan Jeongyeon buyar ketika Jihyo menyenggol lengan kirinya. Jeongyeon panik. Dia benar-benar tidak mendengarkan apapun yang disampaikan oleh dosennya di depan kelas. Padahal, mata kuliah Manajemen Keuangan termasuk mata kuliah penting diantara 9 mata kuliah yang diambilnya pada semester satu ini.

"Yoo Jeongyeon-ssi, kalau Anda tidak ingin mendengarkan kuliah saya, silahkan keluar dari kelas. Saya tidak butuh mahasiswa yang tidak ada niat untuk belajar."

Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan, Kang Hodong, menegur Jeongyeon karena tidak memperhatikan sedari awal mata kuliah yang diajarkannya.

"Jeseonghamnida, Seonsaengnim."
Jeongyeon segera membungkukkan badannya dan kembali memperhatikan slide yang ditanyangkan oleh dosen tersebut. Percuma, Jeongyeon tidak bisa fokus sepenuhnya dengan apa yang dibicarakan.

Sepanjang kelas Manajemen Keuangan dimulai hingga berakhir, Nayeon dan Jihyo gelisah dengan sikap Jeongyeon. Gadis itu belakangan ini tidak terlihat seperti biasanya.

"Jeongyeon-ah, apa kau sakit?" tanya Jihyo dengan nada khawatir. Saat ini, mereka sedang menuju pintu keluar gedung perkuliahan.

"Kalian tidak perlu mencemaskanku. Aku baik-baik saja." sahut Jeongyeon sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum.

Ketika mereka sampai di luar gedung perkuliahan, mahasiswa tampak ramai dibandingkan di dalam gedung tadi. Kegiatan di luar kelas memang lebih menyenangkan. Tidak perlu mendengarkan dosen ceramah panjang-lebar mengenai sesuatu yang menurutmu tidak penting atau menganalisis pengeluaran modal suatu perusahaan dan lain sebagainya.

"Jangan lupa jam enam sore nanti." seru Nayeon ketika mereka hendak berpisah.

Jeongyeon melihat Nayeon dengan kening berkerut bingung. Nayeon mendesah. "Sebaiknya kau melihat pesan dariku, Jeongyeon-ah."

Saat itulah Jeongyeon tiba-tiba sadar dan tersenyum ke arah Nayeon. "Ah,baiklah. Sampai nanti."

Jeongyeon memutar badannya dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan Nayeon dan Jihyo. Tugas laporan pada mata kuliah Pengantar Ekonomi membuat Jeongyeon melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Hingga menjelang sore, barulah Jeongyeon meninggalkan perpustakaan setelah meminjam beberapa buku sebagai referensi laporannya.

~~~

Jungkook mengamati bus yang perlahan berhenti tepat di depan halte sekolahnya lalu memasuki bus tersebut. Matanya menangkap sosok gadis yang ia kenali sebagai tetangga depan apartemennya. Gadis tersebut sedang duduk di barisan paling belakang dan di sebelah pojok kanan dekat jendela. Tidak salah lagi, gadis itu Yoo Jeongyeon. Ia sedang menatap keluar jendela dengan pandangan kosong dan di kedua telinganya terpasang earphone.

Senyum Jungkook tidak pernah lepas melihat gadis yang duduk tepat disebelah kanannya itu. Jeongyeon masih sibuk dengan pikirannya dan tetap tidak menyadari jika dari tadi seorang laki-laki tidak pernah melepaskan padangannya dari dirinya.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang