Chapter 30

749 96 34
                                        

Alunan musik mengalun lembut diseluruh penjuru kafe. Taehyung duduk disalah satu kursi dengan raut wajah tidak senang. "Noona meminta Jeongyeon untuk menemuiku?"

Yoona mengangkat wajah, mengalihkan pandangan dari cangkir teh yang asapnya mengepul dan menatap lelaki dihadapannya. "Senang bisa melihatmu kembali, Taehyung-ah. Bogoshipda," kemudian menaruh paper bag kecil didepan lelaki itu.

Alis Taehyung terangkat menatap paper bag kecil berwarna ungu itu.

"Hadiah ulang tahunmu," tambah Yoona dengan senyuman manis seakan mengerti raut kebingungan Taehyung. Ia sudah lama ingin memberi kado itu tetapi baru sekarang ini ia bisa menjumpai Taehyung. "Aku tahu sudah terlambat, tetapi, selamat ulang tahun, Taehyung-ah."

Taehyung membuang napas panjang. "Aku tidak tahu kenapa kau ingin menemuiku. Hubungan kita sudah lama berakhir dan Noona sendiri tahu itu."

Yoona mengamati lelaki dihadapannya. "Bagaimana kalau aku mengatakan aku tidak ingin hubungan kita berakhir? Kau mau kembali padaku?"

Taehyung sama sekali tidak menduga Yoona akan berbicara seperti itu. Dulu, ia sangat berharap hubungannya dengan Yoona akan kembali seperti semula. Dan kini, wanita itu mengingankan hal yang dulu ia harapkan.

"Noona, aku sudah tidak–"

"Saat itu kau mengatakan kau tidak mencintai gadis itu. Kau lebih mencintaiku dan hanya aku," Yoona menyela cepat perkataan Taehyung. Matanya tiba-tiba terasa panas. Ia segera menutup wajahnya dengan kedua tangan sebelum air matanya tumpah.

Ia kembali melanjutkan dengan tersenyum muram. "Aku terlambat menyadari kalau aku masih mencintaimu dan menginginkanmu disisiku, Taehyung-ah." Lalu ia tertawa kecil. "Kalau saat itu aku mau mendengar alasanmu, apa hubungan kita akan baik-baik saja?"

Taehyung menatap lurus ke mata Yoona. "Kata-kataku waktu itu... aku menyesal mengatakannya," gumamnya pelan. Ia terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku berharap bisa menarik kembali kata-kata itu."

"Kau sangat menyukai gadis itu?"

"Aku sangat mencintainya."

Tidak ada lagi yang dapat dilakukan Yoona. Seharusnya ia sudah tahu sejak Taehyung tidak lagi menghubunginya, lelaki itu tidak akan pernah kembali untuknya. Tatapan dan ucapan lelaki itu memperjelas semuanya.

Yoona menggigit bibir dan tersenyum tipis. "Kurasa aku terlalu percaya diri mengatakan kau masih mencintaiku pada Jeongyeon."

~~~

Setelah menghubungi Taehyung atas permintaan wanita itu, Jeongyeon meraih jaket dan syalnya, lalu bergegas meninggalkan kafe secepat mungkin. Pertemuan yang tidak disengaja itu membuat dadanya sesak.

"Aku masih mencintai Taehyung. Dan, aku yakin Taehyung juga merasakan hal yang sama denganku," Yoona berhenti sejenak, lalu menarik napas dan menghembuskannya. "Karena kami berdua masih sepasang kekasih."

Jeongyeon mengamati kendaraan-kendaraan yang melaju dijalan raya dari dalam jendela bus. Tiba-tiba saja seluruh rasa sakit datang menyergapi tubuhnya. Dan yang paling terasa sakit adalah hatinya. Ia menekan telapak tangannya di dada, seakan berusaha menutupi kembali luka yang menganga di sana.

Gadis itu belum ingin kembali pulang. Ia belum siap menghadapi Taehyung setelah mendengar pengakuan wanita yang tadi ditemuinya, Yoona. Ia masih belum memutuskan apa-apa. Dan tidak tahu harus bagaimana.

Begitu penumpang bus lainnya turun disalah satu halte, Jeongyeon pun ikut turun. Matanya menatap gedung besar disebrang jalan. Mau apa malam-malam seperti ini dia pergi ke gedung teater kota? Pikirannya benar-benar kacau. Jeongyeon mendengus kesal dan duduk dibangku panjang halte.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang