"Berhenti menyalahkanku."
Jeongyeon mengatur napas susah payah. Pikirannya berputar cepat. Menyadari satu hal yang sampai sekarang sudah dengan bodoh dilupakannya. Hati Taehyung tidak akan pernah untuknya. Lelaki itu bertubi-tubi menuduhnya membongkar semua rahasia mereka pada orang lain.
Taehyung mendeliknya tajam. "Kalau bukan karena kau, hubunganku dan Yoona tidak akan hancur seperti ini."
"Itu bukan urusanku. Memangnya kau pikir aku mau membongkar rahasia ini? Itu tidak ada untungnya bagiku!" Jeongyeon berhenti sejenak, berusaha mengatur napas. "Kau tahu, semua orang menghina dan mengatakan hal-hal kotor tentangku. Mereka bilang, pernikahan itu terjadi karena aku hamil dan itu bukan karenamu. Semua itu karena aku diperkosa."
Taehyung menyandarkan tubuhnya di sofa dengan kepala menengadah. Jarinya-jarinya meremas rambut dengan gelisah. Ponselnya terus berbunyi dan nyaris ia banting. Namun, Jeongyeon bergeming di tempatnya, di ruang makan yang bersebelahan dengan ruang tamu tempat Taehyung berada.
"Bahkan mereka memujimu karena mau menikahi perempuan kotor sepertiku. Mereka juga mengatakan aku menghancurkan masa depan lelaki berhati mulia sepertimu."
Kepala Jeongyeon tertunduk dalam. Wajahnya memerah menahan amarah sedang matanya memerah menahan butir cair yang menggenang disana.
Ada sedikit perasaan menyesal bersarang di hati Taehyung. Menyesal karena terus menerus menyalahkan Jeongyeon atas insiden yang menimpa mereka berdua. Namun, lelaki itu bersikukuh dengan egonya. Menampik semua kenyataan bahwa Jeongyeon bukanlah penyebab utama retaknya hubungan ia dan Yoona.
"Lalu, kau pikir ini salahku? Salahku karena mereka merundungmu tetapi tidak merundungku?!"
Ada bermacam-macam rasa yang berkecamuk didada Jeongyeon. Rasa kecewa. Rasa marah. Rasa putus asa. Semuanya...
"Bukan itu maksudku! Kau seharusnya mengatakan hal yang sebenarnya. Pernikahan kita terjadi bukan karena aku hamil diperkosa. Aku lelah mengatakan hal yang sebenarnya terjadi diantara kita. Kenapa kau malah diam saja seakan membenarkan semua informasi yang ada di grup itu? Kenapa tidak berniat membelaku? WAE?!"
"Aku tidak mau mengakhiri hubunganku dengan Yoona! Aku mencintainya."
Kalimat-kalimat Taehyung membuat dada Jeongyeon sesak. Perasaannya kacau. Pikirannya kalut. Pertahanan terakhirnya akhirnya runtuh juga. Cairan bening yang menggenang di pelupuk matanya merembes keluar disusul dengan isak tangis yang tertahan. Gadis itu kemudian membenamkan wajahnya diantara kedua lengannya yang berada diatas meja.
Jauh dilubuk hatinya, Jeongyeon berharap lelaki itu berada disisinya. Memberikan ketenangan padanya di saat keadaan suram seperti ini. Memeluknya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Namun kenyataannya, Taehyung semakin memperparah keadaan. Perkataannya seperti belati tajam. Mencabik-cabik setiap relung hatinya hingga tak bersisa.
Taehyung memilih untuk diam. Membiarkan gadis itu menangis diseberang sana tanpa tahu harus berbuat apa. Bingung karena tangisan gadis itu yang begitu tiba-tiba. Tak lama kemudian, Jeongyeon menghentikan tangisannya dan menatapnya lurus-lurus.
"Kau tahu, aku bisa saja membuatmu terlihat buruk dimata orang-orang yang menghinaku. Mengatakan pada mereka yang memujamu lelaki berhati mulia bahwa kau mengencani wanita lain padahal kau telah menikah."
Sesaat, terjadi keheningan diantara mereka. Jeongyeon jelas-jelas menangkap raut tersinggung di air muka Taehyung. "Tetapi aku tidak melakukannya. Aku tidak tega melihat kau menderita."
Satu kelemahan yang ada pada diri Jeongyeon, yaitu tidak sanggup melihat orang yang ia sayangi menangis apalagi menderita. Ia selalu ingin melindungi hal-hal yang ia sayangi walaupun nantinya dirinya sendiri yang tersakiti. "Kau tahu kenapa aku melakukan itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets
RomansaGadis cantik dengan panjang rambut sebahu yang baru satu minggu lulus sekolah akan menikah dengan laki-laki yang merupakan Sunbae nya sebelum masa kuliah dimulai. Kau siap masa mudamu tidak bebas seperti orang lain? Bagaimana dengan orang yang akan...