Epilogue

846 91 18
                                    

"Jadi, kau menangis saat mengatakan hal itu padaku?"

"Tentu saja. Bagaimana mungkin aku tidak menangis saat itu?"

"Kau yakin tidak sedang membohongiku? Kejadian itu sudah sangat lama. Hampir tiga tahun yang lalu."

"Aku tidak berbohong padamu. Saat itu kau membisikkan sesuatu lalu membalas pelukanku. Dan aku langsung menangis."

Jeongyeon mengalihkan pandangannya dari layar notebook dan menatap Taehyung yang sedang duduk di ranjang dengan raut wajah tercengang. Ia meragukan perkataan  lelaki yang sedang menatapnya balik dengan pandangan hangat tersebut.

Lelaki itu kemudian tersenyum lebar. "Oh ya, kau ingat tidak, saat mengobati luka lebam diwajahku? Itu karena aku baku hantam dengan Jeon Jungkook."

"Ya Tuhan. Kau memukul Jungkook? Kenapa?"

Taehyung tidak mempercayai bahwa Jeongyeon mengkhawatirkan bocah itu. Ia menghela napas panjang lalu kembali tersenyum lebar. "Kemarilah," katanya sambil menepuk tempat kosong disampingnya. "Aku akan menceritakannya padamu."

Sebenarnya, Jeongyeon enggan meninggalkan tempat duduknya. Revisian bab tiga skripsinya belum selesai dan ia harus bimbingan lusa nanti. Namun, rasa penasarannya yang lebih tinggi membuat ia melangkahkan kaki menuju ranjang dan duduk disamping Taehyung.

Taehyung mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Jeongyeon. Ia mengamati wajah sempurna gadis itu tanpa suara. Dan, gadis itu menatapnya dengan kening berkerut.

Sebelum Jeongyeon mendesak lelaki itu menceritakan padanya, lengan kukuh Taehyung sudah melingkar di pinggangnya dan mengunci tatapannya dengan lekat. Walaupun hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, tetapi tetap saja jantungnya berdebar-debar saat ditatap seperti itu.

"Terima kasih, Jeongyeon-ah," suara rendah Taehyung terdengar jelas ditelinganya. "Terima kasih telah memberiku kesempatan dan percaya padaku. Kau mungkin tidak membutuhkanku tapi aku membutuhkanmu. Kau membuat diriku utuh."

Aliran kata-kata Taehyung terhenti ketika lelaki itu menempelkan telapak tangan kanannya disisi kepala Jeongyeon. Perlahan, Taehyung mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Jeongyeon.

Napas Jeongyeon memburu. Tangan besar Taehyung yang menangkup pipinya terasa begitu hangat. Begitupun dengan bibirnya. Sesaat jantungnya seolah berhenti. Ia tidak bisa bergerak. Hanya bisa menahan napas sampai lelaki itu mengakhiri ciuman tersebut.

Kemudian tangan kiri lelaki itu menggengam lembut jemari kecil Jeongyeon dan melanjutkan dengan suara yang lebih rendah.

"Selama aku masih bernapas, aku akan selalu mencintaimu sepenuh hatiku, Kim Jeongyeon. Selamanya."

~~~

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang