Chapter 10

1.1K 151 47
                                        

Jeongyeon terbangun dengan kepala pusing dan tubuhnya kaku. Semalam, setelah susah payah untuk memejamkan mata, akhirnya Jeongyeon tertidur juga sekitar pukul 2 dini hari. Tenggorokannya yang kering membuat Jeongyeon menyeret kakinya menuju dapur. Dua gelas air mineral habis diteguknya karena kehausan.

Niat awal Jeongyeon untuk kembali tidur batal ketika mendengar bel pintu berbunyi. Ia berbalik menghampiri pintu depan dan membukanya. Sosok laki-laki memakai seragam training dengan senyum cerah berdiri di depan pintu apartemennya.

"Selamat pagi, Noona."

Jeongyeon yang belum sepenuhnya sadar mengusap wajahnya dengan kedua tangan untuk menyadarkan diri. Seulas senyum terukir di wajahnya ketika mengetahui sosok laki-laki tersebut.

"Selamat pagi juga, Jungkook-ah."

"Maaf aku mengganggumu Noona."

"Tidak masalah. Ada apa?" tanya Jeongyeon yang kembali menguap lalu memutar lehernya yang sedikit kaku.

Jungkook memasang senyum aneh ketika melihat tanda kemerahan di leher Jeongyeon. "Tadinya aku mau mengajak Noona untuk jogging, tapi tidak jadi karena sepertinya Noona kelelahan."

"Maafkan aku, Jungkook-ah. Aku tidak bisa tidur tadi malam dan badanku juga sakit semua. Jadi, aku ingin istrirahat."

Mendengar penjelasan Jeongyeon membuat Jungkook yakin dengan pemikirannya. Kini, wajahnya memerah membayangkan apa yang ada dipikirannya.

"Aku yakin, kau benar-benar kelelahan Noona. Kalau begitu istirahatlah." ucap Jungkook berusaha menahan senyumnya yang semakin aneh sambil melambaikan tangannya.

"Lain kali kita jogging bersama. Hati-hati." Jeongyeon balas melambaikan tangannya dan segera menutup pintu apartemennya ketika Jungkook sudah hilang dari pandangannya.

Sebelum melanjutkan tidurnya, Jeongyeon lebih dulu ke kamar mandi karena kebelet. Saat melihat ke arah cermin di kamar mandi, tiba-tiba saja Jeongyeon sadar akan senyum aneh Jungkook dan merasa malu karena hal itu.

Flashback On

Jeongyeon mengangkat alisnya menatap Taehyung tidak berminat, "Lalu?"

Taehyung segera mendekatkan wajahnya ke arah gadis yang berstatus sebagai istrinya dan menunjuk-nunjuk bibirnya dengan jari telunjuknya. Walaupun di dalam mobil hanya ada pencahayaan remang-remang dari luar, tetapi Jeongyeon masih bisa melihat senyum jail Taehyung.

Lelaki itu selalu saja menggoda Jeongyeon. Kali ini, Jeongyeon tidak ingin terlihat bodoh di depan Taehyung seperti sebelumnya. Jeongyeon menghembuskan napas pelan dan memajukan wajahnya hingga hidungnya bersentuhan dengan hidung Taehyung.

"Apa pacarmu tidak akan marah?"

Taehyung memiringkan sedikit kepalanya ke arah kanan, "Aku kan sudah menjadi milikmu." , lalu mengecup sekilas bibir Jeongyeon dan menatap kembali ke arah gadis itu.

Napas Jeongyeon tercekat. Belum sempat ia mencerna perkataan Taehyung barusan, laki-laki itu kembali melanjutkan ucapannya dengan nada seduktif, "Dan kau juga sudah menjadi milikku."

Sensasi hangat menjalar di tubuh Jeongyeon. Taehyung melumat dan menggigit bibirnya. Ciuman Taehyung kali ini lebih agresif dibanding dengan ciuman pertama mereka. Entah bisikin dari mana, Jeongyeon membalas ciuman dari Taehyung. Sekarang, ciuman Taehyung turun ke leher jenjang Jeongyeon dan meninggalkan beberapa 'kissmark' disana. Jeongyeon mendesah atas perbuatan yang Taehyung lakukan dan membuat Taehyung semakin liar melakukan itu.

Setelah beberapa lama, Jeongyeon kembali ke akal sehatnya dan menghentikan Taehyung. Tanpa menoleh sedikitpun ke arah Taehyung, Jeongyeon keluar dari mobil dan berlari ke apartemennya.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang