Chapter 13

958 151 26
                                    

Jeongyeon membuka pelan pintu apartemennya. Seulas senyum tipis mulai tersungging di sudut bibirnya ketika mendapati ruangan di dalam apartemen sangat sepi. Semua lampu sudah mati kecuali di bagian dapur dan kamar mandi. Ia melanjutkan langkahnya ke arah kamar tidur dengan sangat pelan karena tidak ingin bertemu dengan Taehyung.

“Dari mana saja kau?”

Langkah Jeongyeon terhenti. Ya Tuhan, ia benar-benar sial hari ini.  Jeongyeon seakan membeku di tempat ketika suara Taehyung tiba-tiba terdengar dibelakangnya. Tidak bisa bergerak, tidak bisa bersuara, dan seolah tidak bisa bernapas. Kemudian, Jeongyeon membalikkan badannya dan menatap Taehyung dengan kesal. “Bukan urusanmu.”

Taehyung tidak menyadari suaranya bertambah keras. “Tentu saja itu urasanku! Kau habis kencan dengan bocah ingusan itu?”

Jeongyeon mengernyitkan dahinya dan tersulut emosi karena Taehyung membentaknya. “Kencan? Apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura  bodoh. Kau pergi dengan Jungkook, bukan?”

Jeongyeon tidak mengacuhkan pertanyaan Taehyung dan balik bertanya dengan pandangan menyelidik. “Kenapa kau tahu aku pergi dengan Jungkook?”

“Itu tidak penting. Sekarang, yang terpenting adalah kau harus menjauh darinya.”

“Tidak mau. Aku saja tidak melarang kau untuk berpacaran. Kenapa aku harus menjauh dari Jungkook?”

Beberapa detik berlalu tanpa tanggapan. Hingga akhirnya, “Aku tidak suka melihat kau dekat dengannya.”

Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Taehyung tanpa bisa dicegah. Lalu tanpa ia sadari, tubuhnya menegang menunggu reaksi gadis dihadapannya itu. Jeongyeon mencengkram kuat ujung baju kaos yang dipakainya.

‘Ya Tuhan, sekarang apa lagi...'

~~~

“Dia menyatakan perasaannya padamu? Tetanggamu yang tampan itu?!”

Jeongyeon memasukkan kimbap terakhir ke mulutnya lalu mengangguk kecil. Kedua sahabatnya memandang Jeongyeon dengan kagum. Suasana kantin di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang siang ini terlihat lebih ramai dari biasanya mampu meredam teriakan kompak Nayeon dan Jihyo yang duduk dihadapan Jeongyeon. Mungkin karena saat ini adalah jam makan siang, wajar saja jika kantin lebih ramai dibanding jam lainnya.

“Heol. Kau benar-benar beruntung Jeongyeon-ah.” sahut Nayeon lagi sambil menatap iri ke arah Jeongyeon.

“Sekarang bagaimana? Kau tidak bisa terus-terusan menghindar dari Jungkook dan juga Taehyung Sunbae.” tukas Jihyo yang terlihat sangat serius dengan ucapannya. Jeongyeon hanya mengangkat bahunya dan berusaha mengambil kimbap yang ada di kotak makan Jihyo.

“Yak, ini punyaku.”

“Aku minta satu saja, Jihyo-ah.”

“Tidak boleh, aku masih lapar, Jeong-ah...”

Sekarang Jeongyeon mengalihkan pandangannya ke arah Nayeon. Dengan gerakan cepat, Nayeon memasukkan dua sekaligus kimbap yang tersisa ke dalam mulutnya. Jeongyeon mendengus kasar karena kalah cepat dibanding Nayeon.

Jihyo terkekeh pelan melihat tingkah kekanak-kanakan dua sahabatnya itu. “Kau bisa membelinya lagi.” kata Jihyo sambil menunjuk counter kimbap yang berada tidak jauh dari meja mereka.

“Ah, kalian benar-benar pelit.” ucap Jeongyeon sambil menatap tajam ke arah dua gadis yang pura-pura tidak mendengarnya. Jeongyeon segera bangkit dari tempat duduknya untuk membeli sekotak kimbap lagi.

Ketika Jeongyeon hendak membalikkan badannya setelah selesai membeli sekotak kimbap, seorang gadis dari arah berlawanan yang teramat serius dengan ponselnya bertubrukan dengan tubuh Jeongyeon. “Mianhamnida,” ucap Jeongyeon sembari membungkukkan badannya karena tidak sengaja menabrak orang yang berada dihadapannya. Padahal, ini bukan kesalahannya.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang