Chapter 21

1K 154 53
                                        

"Bisakah kau lebih pelan? Ini perih."

Jeongyeon berpaling ke arah Taehyung. Kegiatannya mengobati luka-luka yang ada di wajah lelaki itu menjadi terhenti. Padahal Jeongyeon sudah melakukannya dengan sangat hati-hati agar Taehyung tidak kesakitan. Namun kenyataannya, lelaki itu lagi-lagi mengeluh dan memprotes. "Behenti bergerak-gerak agar tidak terlalu sakit."

Taehyung kembali meringis, namun sangat pelan. Ck, malam ini benar-benar kacau. Jungkook tiba-tiba menghajarnya . Sialnya, pukulan bocah itu kuat juga. Pasti besoknya wajahnya akan bengkak dan badannya sakit.

Diam-diam Taehyung melirik Jeongyeon yang dengan telaten membersihkan lukanya. Rambut pendek gadis itu terurai menutupi sebagian wajahnya. Tanpa diduga, tangannya terulur untuk membenarkan letak rambut Jeongyeon.

"Jangan banyak bergerak. Nanti akan semakin sakit."

Tangan Taehyung menggantung di udara. Astaga! Kenapa gadis itu selalu bersikap acuh kepadanya? Tidak mungkin jika Jeongyeon menaruh perasaan padanya. Lalu, apa maksud kalimat yang Jungkook katakan tadi? 'Berhenti menyakiti perasaan Jeongyeon Noona'

"Selama tidur, kompres dengan air hangat disekitar sudut bibirmu agar tidak membiru," suara lirih Jeongyeon menyadarkan Taehyung yang sibuk dengan pikirannya. Kemudian, gadis itu beranjak dari duduknya membereskan peralatan yang sudah ia gunakan untuk mengobati luka Taehyung.

"Kau tidak menanyakan kenapa aku bisa seperti ini?"

Jeongyeon tidak menjawab. Juga tidak menatapnya. Padahal, ia sangat penasaran dengan keadaan Taehyung.
Taehyung kecewa, tentu saja, tapi ia tidak bisa menyalahkan gadis itu. Hanya karena mereka sudah menikah, bukan berarti gadis itu harus memberi perhatian lebih kepadanya. Toh, gadis itu juga tidak mencintainya.

"Baiklah. Aku tidak berharap kau mengkhawatirkanku."

Tunggu. Jeongyeon yang hendak membuka pintu kamarnya berbalik menatap Taehyung yang masih duduk di sofa. Kenapa Taehyung seolah kecewa karena ia tidak menanyakan hal itu? Apa mungkin perkataan Jihyo beberapa waktu yang lalu benar? Jangan-jangan...lelaki itu...

"Apa kau mulai menyukaiku?"

Ya Tuhan! Jeongyeon menghembuskan napas dengan keras. Baiklah, sepertinya ia harus memeriksakan diri ke psikiater karena sering bertindak bodoh dan ceroboh. Jeongyeon mengamati wajah Taehyung yang juga sedang menatapnya. Berharap lelaki itu memberikan jawaban padanya, tapi tidak ada sama sekali.

Taehyung terdiam dan tidak tahu harus mengatakan apa. Bahkan sampai Jeongyeon memasuki kamarnya dan beberapa menit setelah itupun berlalu, ia masih bergeming di tempat tersebut. Sambil memegang handuk kecil yang sudah dibasahi air hangat di sudut bibirnya, Taehyung menatap pintu kamar Jeongyeon dengan pandangan kosong.

~~~

Beberapa hari terakhir, Taehyung tidak dapat tertidur dengan tenang. Banyak hal yang mengusik ketenangannya hingga membuat kepalanya sakit. Hal itu juga yang membuatnya tidak masuk perkuliahan selama lebih dari tiga hari. Namun kabar baiknya, wajahnya sudah mulai membaik. Luka-lukanya juga sepertinya sudah sembuh.

Jalanan padat kota Seoul pagi itu, membuat Taehyung terlambat dua puluh lima menit memasuki kelas perkuliahan paginya. Dan parahnya lagi, ia tidak diperbolehkan masuk ke kelas tersebut oleh dosen yang bersangkutan. Ia harus rela menunggu waktu siang agar bisa mengikuti perkuliahan tersebut pada kelas berikutnya. Sebagai gantinya, ia sekarang sedang menunggu kekasihnya di tempat biasa mereka bertemu.

Beberapa notifikasi muncul di layar ponsel Taehyung. Namun lelaki itu sama sekali tidak terusik dan masih asyik dengan lamunannya sendiri. Bahkan, beberapa panggilan masuk di ponselnya yang membuat meja itu bergetar tidak dapat membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang