Chapter 12

1.4K 171 94
                                        

Taehyung mengerang dan menjatuhkan tubuhnya di kasur king size miliknya setelah melihat pesan dari sang kekasih.

"Taehyungie, maafkan aku. Ini benar-benar mendesak. Aku janji akan mengganti kencan kita yang tertunda hari ini. Selamat malam <3"

Seulas senyum tipis tersungging dibibir Taehyung. Ia sudah sering mengalami kejadian dimana kencan mereka terpaksa batal. Selepas membalas pesan tersebut, Taehyung mencoba memejamkan matanya. Sudah hampir pukul sebelas malam namun Taehyung masih tidak bisa terlelap. Padahal sekujur tubuhnya kelelahan dan matanya sudah mengantuk.

Pikirannya kembali menerawang pada kejadian makan malam tadi. Dimana makan malamnya bersama Yoona tidak sesuai rencana awal dan sekelebat bayangan wajah muram Jeongyeon tiba-tiba muncul.

Taehyung beranjak dari kasurnya menuju dapur untuk mengambil segelas air. Pandangannya kemudian tertuju pada kamar Jeongyeon. Tidak biasanya lampu kamar gadis itu mati. Apa ia sudah tidur? Sepertinya begitu, pikir Taehyung karena sempat mengetuk pintu kamar Jeongyeon dan tidak ada yang menyahut.

Taehyung berjalan ke arah kamarnya dan kembali membaringkan tubuhnya. Matanya bisa terpejam tetapi hatinya selalu tidak tenang. Akhirnya, Taehyung sekali lagi mengetuk kamar Jeongyeon. Nihil, gadis itu tetap tidak menjawab. Langkah Taehyung lantas bergerak ke arah rak sepatu di dekat pintu apartemennya. Ketika manik matanya menangkap sebuah payung lipat yang tergeletak di atas rak sepatu baris kedua dan sneaker yang biasa Jeongyeon pakai tidak ada disana, barulah Taehyung menyadari bahwa gadis itu tidak ada di rumah saat ini.

Hanya ada dua kemungkinan di pikiran Taehyung. Pertama, Jeongyeon menginap bersama Nayeon dan Jihyo. Kedua, Jeongyeon terjebak hujan deras dan saat ini masih berada di halte. Kemungkinan kedua yang lebih diyakininya. Taehyung kemudian menimbang-nimbang apakah sebaiknya ia menelpon Jeongyeon untuk sekedar memastikan atau langsung menjemput gadis itu di halte. Tak beberapa lama kemudian, akhirnya Taehyung mengambil jaketnya dan membawa payung lipat milik Jeongyeon yang tertinggal di atas rak sepatu.

~~~

Jeongyeon menyipitkan matanya agar dapat melihat dengan jelas lelaki yang mendekat ke arahnya. Kemudian raut wajahnya berubah begitu mengenali lelaki tersebut dan tersenyum. "Jungkook-ah!" seru Jeongyeon.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Jeongyeon. Jungkook memperlihatkan tas dibalik punggungnya.

"Oh, begitu." gumam Jeongyeon seolah tahu maksud gerakan Jungkook. Remaja tersebut pasti baru pulang dari bimbingan belajar yang diikutinya. Sama seperti dirinya ketika duduk dibangku SMA tingkat akhir, sering pulang larut malam karena mengikuti bimbel dan lainnya demi lulus ke universitas yang diminati.

"Mau pulang bersamaku?" tawar Jungkook yang langsung disambut anggukan mantap oleh Jeongyeon.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan berteduhkan sebuah payung melewati hujan deras. Senyum Jungkook tidak pernah pudar dari wajahnya. Perasaan itu selalu muncul saat ia sedang bersama Jeongyeon.

"Kenapa kau tersenyum? Apa ada yang lucu?" tanya Jeongyeon dengan alis berkerut samar. Jungkook hanya menggeleng dan mengangkat bahunya.

"Dasar aneh," gumam Jeongyeon pelan. "Ngomong-ngomong, Jungkook-ah, terimakasih. Kau sudah membantuku dua kali hari ini."

Jungkook tersenyum hangat dan berkata, "Aku senang bisa membantumu, Noona."

"Aku jadi tidak enak padamu."

Tepat pada saat itu, suara denting pintu lift yang terbuka membuat percakapan mereka terhenti. Jeongyeon terkesiap dan membeku begitu melihat Taehyung berada di depan pintu lift. Ia tidak berani memandang mata Taehyung.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang