Chapter 17

887 146 48
                                    

Seharusnya Taehyung memberitahu waktu Festival Bunga Krisan dengan tepat kepada gadis itu. Taehyung sudah menunggu gadis itu keluar dari kamarnya sejak duapuluh menit yang lalu. Begitu pintu kamar gadis itu terbuka dan memperlihatkan sosok gadis yang masih mengenakan piama tidurnya, helaan napas panjang keluar dari mulutnya.

"Kau baru bangun?"

Gadis itu tampak terkejut melihat Taehyung yang sudah rapi duduk pada sebuah sofa di ruang tamu. Mata coklatnya yang menatap dengan tajam membuat siapapun pasti berpikir dua kali untuk tidak menatapnya terlalu lama. "Memangnya ada apa?"

"Festival Bunga Krisan. Kau lupa?"

"Hari ini?"

Taehyung memijit pelipisnya dan menghela napas. "Menurutmu? Tentu saja hari ini."

Jeongyeon mengangguk. "Kau tidak memberitahuku."

"Jadi, kau akan ikut atau tidak?"

Jeongyeon mengangguk lagi. Tentu saja ia tidak ingin membatalkan rencana tersebut. Festival Bunga Krisan sangat sayang untuk dilewatkan. Melihat lebih dari seribu bunga Krisan yang mekar dari satu akar serta dapat mencicipi makanan dan teh yang dibuat dari Bunga Krisan merupakan daya tarik dari festival yang diadakan sekali dalam setahun itu. Disamping itu, Jeongyeon senang memikirkan untuk dapat menghabiskan waktu bersama Taehyung.

~~~

Mereka sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan yang dipenuhi dengan bunga Krisan di kiri-kanan pinggir jalan. Jeongyeon memandang sekeliling. Banyak orang-orang yang menikmati jalan-jalan di tempat itu seperti mereka. Sepasang kekasih di seberang jalan menjadi pusat perhatiannya. Jeongyeon tersenyum ketika lelaki itu menggenggam tangan si gadis.

Secara tidak sengaja, Taehyung mengikuti arah pandang Jeongyeon. Kemudian ia menatap Jeongyeon yang tampak terkejut seperti sedang tertangkap basah. Gadis itu kemudian berjalan lebih dulu darinya. "Bunga-bunga disini sangat indah," katanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Taehyung maju beberapa langkah mendekati Jeongyeon dan mengulurkan tangannya dengan ragu-ragu. Ia mengambil kelopak bunga Krisan yang tersangkut di rambut gadis itu. Pandangan mata mereka bertemu dan Jeongyeon hanya menatapnya dalam diam. Tatapan mata Jeongyeon saat melihat Taehyung berbeda dari biasanya. Ada sebait puisi yang tercermin di matanya. Dan Taehyung menyukai tatapan mata itu yang membuat hatinya bergetar.

Ditatap seperti itu oleh Jeongyeon membuatnya tersenyum kikuk. "Oh, itu..,aku hanya mengambil ini di rambutmu," sambil memperlihatkan kelopak bunga Krisan di tangan kanannya. Jeongyeon tidak menimpali kalimat Taehyung. Hanya sedikit melengkungkan senyum.

"Apa kau mau langsung pulang? Atau, bagaimana dengan makan malam dulu?"

Jeongyeon mengangguk tanpa menyahut.

Langit tampak menjingga dan lampu jalan disisi-sisi trotoar mulai menyala menerangi langkah ringan mereka. Beberapa menit kemudian, mereka berdua berada di sebuah restoran keluarga yang tak jauh dari festival tersebut. Restoran keluarga tersebut semakin ramai didatangi oleh pengunjung. Keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing hingga makanan pesanan datang.

Diam-diam Taehyung memperhatikan Jeongyeon yang sedang makan tidak sabaran. Pipi kanan gadis itu terlihat menggembung tetapi ia tetap menyuapkan sesendok nasi lagi ke mulutnya. Taehyung tersenyum. Ia baru menyadari ia menyukai cara gadis itu menyantap makanannya.

Mungkin karena terlalu terburu-buru, Jeongyeon tersedak.

"Pelan-pelan saja," kata Taehyung dengan tenang sambil memberinya segelas air. Taehyung merasa kasihan melihat wajah Jeongyeon yang memerah akibat tersedak tadi.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang