Seorang murid laki-laki berjalan di koridor sekolah dengan santai tanpa beban padahal jam sudah menunjukan pukul delapan yang berarti ia sudah telat empat puluh lima menit. tampak cuek dengan keterlambatannya, Satria mengetuk pintu lalu masuk ke dalam kelasnya sang menghampiri pak dani yang sedang menjelaskan materi.
semua murid yang ada di dalam kelas memperhatikan Satria yang tampak biasa saja saat berbicara dengan pak dani yang terkenal killer dan tak suka diganggu saat sedang mengajar.
"silahkan duduk" perintah Pak Dani
tanpa basa-basi Satria langsung duduk di bangkunya kemudian memperhatikan penjelasan lanjutan dari Pak d Dani sedangkan Satya yang duduk di sebelahnya masih tak berhenti menatap Satria.
"kenapa lo?" tanya Satria dengan suara pelan tanpa melihat ke arah Satya
"lo bilang apa ke pak dani sampai nggak dihukum?" tanya Satya balik
"biasa"
"jangan salah gunain jabatan lo"
Satria yang tidak mau membalas perkataan satya memilih mencatat materi yang baru saja selesai di tulis oleh Pak Dani.
"bapak akan berikan dua soal yang sesuai dengan materi yang ada di atas, bapak berikan waktu lima menit untuk memikirkan jawabannya"
semua siswa merasakan hawa mencekam saat pak dani mengatakan itu karena setelahnya Pak Dani akan menunjuk secara acak jika tak ada yang mau mengajukan diri.
"sudah lima menit, bagaimana? siapa yang mau maju? kalau tidak ada yang mau maju bapak akan tunjuk" suara tegas Pak Dani semakin membuat murid-murid dikelas xi ipa 2 tegang.
"saya pak" suara Satria membuat semua murid melihat ke arahnya tapi lain dengan Satya yang tersenyum menatap penuh keyakinan bahwa Satria akan menyelesaikan kedua soal itu dengan tepat.
"silahkan" pak dani menyodorkan spidol ke satria yang diterima dengan senyuman. satria memperhatikan kedua soal itu beberapa detik kemudian mulai menulis angka-angka jawaban yang sudah ia pikirkan sebelum maju ke depan. tak butuh waktu lama kedua soal terjawab dengan tepat dan mendapatkan apresiasi dari pak dani.
"silahkan duduk"
satria kembali duduk di tempatnya.
satria pratama ketiua osis high school atlantik sekaligus anak pemilik yayasan. memiliki tinggi sekitar 188 cm, rambut hitam yang selalu tersisir rapi, hidung mancung, alis yang tebal, serta kulit yang bersih membuat satria di sukai oleh banyak murid perempuan di sekolahnya tapi hingga saat ini belum ada satupun yang menarik perhatian satria.
***
sejak pertama kali melangkahkan kaki masuk ke sekolah ini membuat syifa kebingungan harus melangkah kemana mencari ruang kepala sekolah saking luasnya sekolah barunya ini. syifa sudah membaca denah sekolah yang ada di dekat gerbang tapi masih kebingungan harus melangkah kemana agar ia sampai ke ruang kepala sekolah.
tatapannya memperhatikan bangunan-bangunan bertingkat yang ada disekelilingnya untuk mencari petunjuk tapi nihil yang ada ia makin kebingungan.
syifa memilih duduk di dekat pilar memijat keningnya menunggu seseorang yang bisa ia tanyai karna saat ini jam pelajaran masih berlangsung.
syifa menyesal menolak tawaran bundanya yang ingin mengantarnya menemui kepala sekolah hingga ia harus seperti orang kesasar.
bunyi bel istirahat terdengar membuat syifa tersenyum kemudian berdiri dan memperhatikan beberapa murid yang sudah keluar kelas. syifa ragu untuk bertanya tapi jika ia tidak bertanya maka urusannya tak akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA
Teen FictionKita adalah dua orang asing yang dipertemukan oleh takdir dan direstui semesta untuk bersama.