[1] Resign

15.7K 2.1K 1.3K
                                    

Heartbreaker

Neon almyeon alsurok deo // The more I get to know you

Ihae hal su eopneun geol // The more I don't understand

Heartbreaker

Ginjangi pullin sungan // The moment I start to relax

Nae nun ape eopneun neo // You disappear from my sight

(Heartbreaker—NCT 127)


~oOo~

"Selamanya dia tetaplah pemilik wajah ramah dengan hati yang tidak pernah terjamah."

~oOo~


Susunan Kepengurusan OSIS Inti Dream High School

Ketua : Raven Kresna Amarta (XI IPA 3)

Wakil Ketua I : Alejandro Rayi Gutomo (XI IPS 4)

Wakil Ketua II : Zelina Yehezkiel (XI Bahasa I)

Sekretaris : Dito Arditama Susatya (XI IPA 1)

Wakil Sekretaris : Ririn Wardhani (X IPS 2)

Bendahara : Najwa Deandra (XI IPS 1)

Wakil Bendahara : Nino Ferdinand Mulya (X IPA 4)

oOo

"Aku suka sama Kak Raven." Ririn mendekap iPad sambil tersenyum penuh percaya diri. Dadanya berdebar penuh antisipasi, tapi dia yakin perasaannya bersambut.

Ririn tidak pernah seyakin ini untuk mengungkapkan perasaannya. Dia dan Raven sudah-sangat-dekat-sekali. Raven bahkan terang-terangan menunjukkan bahwa dia menyusun daftar dos and don'ts soal Ririn di iPad inventaris OSIS. Raven suka mengantarnya hingga ke shelter busway saat pulang, makan siang bersama setelah rapat OSIS, tahu apa makanan yang biasa dipesannya di kantin, hafal musik yang didengarnya dan masih banyak lagi. Siapa yang tidak tersipu?

Raven, murid pindahan di kelas XI IPA 3 yang baru menjabat sebagai ketua OSIS itu langsung mencuri perhatian karena sikapnya yang hangat dan senyumnya yang memikat. Tapi senyum di wajah Raven langsung memudar setelah cewek di depannya mengungkapkan perasaan. Wajahnya jadi sedatar papan cucian. Tampang ramah yang biasa dia tunjukkan juga lenyap. Selamanya dia tetaplah pemilik wajah ramah dengan hati yang tidak pernah terjamah.

Ririn menunggu dan Raven masih tetap membatu hingga bermenit-menit waktu berlalu. "Jadi gimana, Kak? Perlu aku ngancam bakal mundur dari wakil sekretaris OSIS kalau Kak Raven nggak jawab sekarang?" kata Ririn sambil tersenyum manis. Dia yakin Raven hanya kesulitan menyusun kalimat untuk menerima perasaannya.

Raven menelengkan kepala. Bibirnya sedikit terbuka meski diam tanpa kata. Pipi cewek di depannya langsung merona. Raven jadi semakin seksi kalau sudah begitu. Sayangnya, Raven tidak menyadari keterpesonaan itu.

"Gue berharap lo cuma bercanda."

"Maksud Kakak?"

"Lo ngomongin perasaan, cuma bercanda. Karena gue nggak suka."

"Kakak yang jangan bercanda."

"Gue nggak bercanda." Raven menjawab serius.

Ririn menatapi Raven beberapa lama. Menunggu cowok itu akan membubuhkan kata 'My Ravenheart' seperti biasanya. Tapi cowok itu tidak kunjung tersenyum dan mengatakan ini cuma prank atau sejenisnya. Tiba-tiba Ririn ditampar kenyataan. Hatinya sudah jatuh berserakan. Raven cuma philanderer brengsek yang suka mempermainkan hati wanita dan diremukkan begitu dia mendapatkannya.

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang