[23] Rain Over You

7.9K 1.3K 377
                                    

I tried to kill the pain

But only brought more

(So much more)

I lay dying

And I'm pouring, crimson regret, and betrayal

(Tourniquet--Evanescence)


~oOo~

Kita berbeda dalam banyak cara

Tak sama dalam beragam makna

Kita takkan bisa bersama

Meski dipasung sejiwa seraga

~oOo~


"Jadi kesimpulannya, waktu ekskul teater bikin pentas tunggal," Raven bersiap menutup rapat OSIS yang digelar sepulang sekolah.

Rapat itu dihadiri oleh semua koordinator sekbid dan ketua ekskul. Sienna duduk tepat di sebelah Raven tapi cowok itu memperlakukannya seperti tak kasat mata. Zelina dan Nino yang duduk di sekitar Sienna bolak-balik menyenggol cewek itu, tapi Sienna hanya mengedikkan bahu. Kalau sekentara itu Raven menghindarinya, Sienna semakin digerogoti rasa bersalah. Dia tidak bermaksud membuka rahasia Raven di depan banyak orang, dia hanya marah, sedih, dan kecewa karena Raven menyembunyikan segalanya sendiri. Tapi... kenapa Sienna harus kecewa karena itu? Berbagi atau tidak adalah hak setiap orang. Berbagi kepada siapa, itu juga BUKAN URUSAN SIENNA. Kenapa Sienna merasa perlu tahu?

Tanpa sadar Sienna mengetuk kepalanya sendiri dengan iPad.

"Oke, Sienna?" Tahu-tahu Raven menoleh pada Sienna.

Sienna yang semula melamun langsung tergeragap. Wajahnya memerah dan anehnya, jantungnya jadi berdegup kencang. "A-apa, Kak?" tanyanya takut-takut.

"Ekskul lain yang berminat untuk bikin booth pameran di sekitar acara, bisa menghubungi lo buat pembagian lokasi." Raven yang biasanya akan langsung menegur atau minimal menyindir Sienna, tapi kali ini, cowok itu mengulang penjelasannya dengan baik dan benar.

"Oke, Kak." Sienna menunduk ke iPad-nya lagi. Harusnya Sienna senang karena Raven tidak marah seperti biasanya kalau tidak diperhatikan. Tapi kenapa kali ini Sienna malah kecewa tidak dimarahi Raven? Gue bego apa gimana sih? Maki Sienna pada dirinya sendiri.

"Kalau gitu rapat hari ini gue tutup. Thanks buat kalian yang udah meluangkan waktu," pungkas Raven.

Para peserta rapat bergegas meninggalkan ruang OSIS. Beberapa bergegas segera menyampaikan ke anggotanya, buru-buru ingin segera bergabung dengan ekskul yang mereka ikuti, atau bergegas untuk pulang karena mendung hari ini begitu pekat.

Seiring sepinya ruangan, detak jantung Sienna berubah kencang. Nino sudah pamit beserta pengurus inti OSIS yang lain—sepertinya semua sadar sesuatu terjadi antara dua orang itu, jadi mereka memberi ruang supaya keduanya menyelesaikan masalah mereka. Tersisa Sienna dan Raven. Cewek itu memang menunggu saat yang tepat untuk bicara pada Raven. Bicara soal apa, Sienna sendiri tidak yakin. Dia hanya ingin membuat perasaan tak nyaman di hatinya karena kejadian jam istirahat tadi menyingkir.

Raven beranjak dari kursinya menuju komputer di sudut belakang.

"Kak," seru Sienna dengan degup jantung yang turut menderu.

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang