Pembaca masing-masing part tuh ada lebih dari seribu. Seorang vote terus komen 1x saja kok susah. Lebih susah yang ngetik cerita dahal.
Ada GIVEAWAY di bawah AYA'S NOTE! Caranya gampillll...~oOo~
몹시도 좋았다
너를 지켜보고 설레고
우습게 질투도 했던
평범한 모든 순간들이
(Ailee—I will Go to You Like the First Snow)
~oOo~
Tidak ada jalan selain tenggelam
Tidak ada pilihan selain melupakan
Tidak ada kita, karena yang tersisa adalah kamu dan dia
~oOo~
"Gue nggak nyangka ya, Sien, lo setega ini sama gue?!" Secha menahan geram. Tadi dia menarik Sienna ke sudut belakang ruangan karena melihat kedekatan Sienna dan Rekta yang tak biasa hari ini. Keduanya memang sudah lama dekat, tapi hari ini, kedekatan itu mengganggu.
Sienna dan Rekta tiba berboncengan dengan motor ke sekolah. Keduanya beriringan ke auditorium. Sesekali, Rekta merangkulkan tangannya ke bahu Sienna atau menggenggam tangan cewek itu. Seolah itu tidak cukup, sampai di auditorium mereka tidak terpisahkan. Siena-Rekta mengangkat level stage. Sienna-Rekta melepas dan melipat backdrop. Sienna-Rekta membereskan peralatan music. Semua dilakukan berdua. Semua.
Ada Sienna pasti ada Rekta. Kadangkala, Rekta berbisik sesuatu di sebelah Sienna sambil tersenyum. Beberapa kali, Rekta tertangkap menatap Sienna yang sedang bicara dengan pandangan memuja. Seringkali keduanya lalu saling tertawa bersama.
Secha terbakar dan tidak bisa menahannya lagi. Sinyal rasa sukanya kepada Rekta bergema jelas di klub teater dan Sienna—si pendatang—tiba-tiba menjadi penjegal sinyal Secha. Jadi, ketika dugaannya tentang 'terjadi sesuatu antara Rekta-Sienna' tidak hanya dirasakannya sendiri, Secha langsung menyeret Sienna ke belakang dengan pertanyaan, "Ada hubungan apa antara lo sama Bang Rekta?"
Sienna merasa pertanyaan itu mengganggu. Dia sendiri tidak tahu jawabannya karena kejadian tadi pagi begitu tiba-tiba. Sienna bahkan belum mengatakan apa-apa ketika akhirnya mereka berangkat ke sekolah bersama dan sikap Rekta jadi berbeda. Jadi untuk menjawab desakan Secha, Sienna cuma bisa mengatakan, "Tadi pagi Bang Rekta nembak gue." And that's it. Sienna tidak perlu memberitahu apa jawabannya untuk Rekta karena Secha sudah cukup mengamuk gara-gara itu.
Kemarahan Secha dilanjutkan dengan, "Gue nggak nyangka ya, Sien, lo setega ini sama gue?!"
"Cha, gue bahkan—"
"Kenapa nggak Kak Raven yang ke mana-mana lo buntutin saja yang lo pepetin? Atau Kak Ale? Kak Dito? Nino! Kenapa harus Bang Rekta?!"
Lidah Sienna terasa kelu. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Sepanjang pagi hingga siang ini dia berlagak baik-baik saja—bahkan mungkin bersikap seolah dia bahagia luar biasa karena crush yang disukainya selama bertahun-tahun dalam diam akhirnya menyatakan cinta. Tapi rasanya sesuatu yang janggal terjadi. Kebahagiaannya tidak bisa penuh. Ada ruang kosong yang menganga di hatinya. Ada rasa tak nyaman melekat di tenggorokannya. Rasa tak nyaman yang membuatnya tidak bisa menjawab pernyataan Rekta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaSienna Fazura Aileen dijebak menggantikan Wakil Sekretaris OSIS yang mengundurkan diri. Baru sehari menjabat, Sienna sudah mencium ketidakberesan dalam diri ketua OSIS-nya, Raven Kresna Amarta. Bagaimana tidak, tugas utamanya adalah MENCATAT BIODATA...