[18] Hard to Get You

7K 1.2K 412
                                    

Don't wanna say goodbye

I wanna hear your voices in dreams

Don't wanna see your tears

I wanna see your traces

I hear you

(Satellite—Saltnpaper)


~oOo~

Diam. Jangan melawan saat kugenggam.

Tenang. Aku tidak sedang mengajak berperang.

~oOo~


"Jangan pergi."

Sienna menatap jemari Raven yang melingkar di pergelangannya. Dia meneguk ludah sambil menoleh pada Raven. Mata cowok itu masih terpejam rapat. Mungkin Raven cuma mengigau. Sepelan mungkin Sienna berusaha menyingkirkan tangan Raven.

"Jangan!"

*nggak gini juga sih bangun tidur di ruang OSIS-nya*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*nggak gini juga sih bangun tidur di ruang OSIS-nya*

Lagi Sienna mengintip. Sekarang, mata Raven sudah setengah terbuka sambil menatapinya horor. "Kak ... ud-udah bel---aarrrrgh!"

Raven menarik lengan Sienna hingga cewek itu terjungkal. Alih-alih menubruk Raven seperti dalam adegan film romantis, Sienna malah terjengkang ke belakang dengan kepala menghantam tepian sofa yang ditiduri Raven.

"Lo kenapa sih, selalu maksa-maksa!" Sienna mengusap belakang kepalanya.

"Udah gue bilang 'jangan' kenapa ngelawan?" Raven terduduk dari posisinya.

"Lo boleh ngelarang, tapi lo nggak berhak memaksa!" Pipi Sienna menggembung penuh emosi. "Gue ini manusia, punya hati, nggak bisa seenaknya lo injak-injak. Lo baik ke semua orang, tapi sama gue?!"

"Lo nggak suka?" Tangan Raven menyangga dagu sambil mengangguk-angguk.

"Jelas enggak!"

Raven melengos. "Lo ke sini ngapain?"

Mata Sienna mengerjap-ngerjap. Sepertinya Raven tidak mendengar semua celotehannya. Dia berhenti menggosok belakang kepalanya. Hati-hati dia mulai bicara. "Lo beneran mau gue mundur dari OSIS, Kak?"

"Gue bilang 'lo boleh mundur', bukan 'lo harus mundur'. Kalau gue kasih perintah lo bilang pemaksa, kalau gue kasih pilihan lo bingung. Maunya gimana, hmm?"

Mata Sienna membulat. Wajahnya cerah seketika. Kegalauannya terangkat. "Jadi gue nggak harus mundur?"

 "Jadi gue nggak harus mundur?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang