[27] Longing for Change

7.8K 1.3K 458
                                    

Sambil nunggu HELLOVE mingdep, baca ceritaku di @ayawidjaja  . Ada 3 cerita on going di sana. Nggak mau? Gue kutuk jadi upil.


Angels have no thoughts

Of ever returning you

Would they be angry

If I thought of joining you

(Gloomy Sunday—Billie Holiday)


~oOo~

Kepadamu yang mendamba binasa

Percayalah, masih tersisa asa

~oOo~


"KAK RAVEN!" Tanpa memedulikan tatapan kesal Raven, Sienna bergerak melingkarkan lengan di bahu cowok itu dan mendekapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK RAVEN!" Tanpa memedulikan tatapan kesal Raven, Sienna bergerak melingkarkan lengan di bahu cowok itu dan mendekapnya. "Akhirnya lo sadar juga."

Kening Raven membentuk kerutan. Sejak Sienna memegang-megang tangannya, dia sebenarnya mulai bangun tapi enggan membuka mata lantaran malas ditanya-tanyai. "Sadar? Gue tidur, bukan koma apalagi mati."

"Tapi ka-kata Kak Adila, lo..." Sienna melipat bibir, menelan kembali kata-katanya. Adila bilang Raven sedang kritis makanya dia meminta Sienna menjaganya. Tapi sekarang, cowok itu mengaku dia cuma tidur barusan. Sienna takut sekali salah bicara, tapi dia juga sangat ingin tahu. Sienna bingung bagaimana memenuhi keingintahuannya tanpa menyakiti Raven. Dia melepas pelukannya.

"Jadi Kak Adila yang ngasih tahu lo? Ngomong apa saja dia?"

Kepala Sienna buru-buru menggeleng cepat. "Nggak ada kok. Dia cuma butuh bantuan buat nungguin Kak Raven karena ada ujian mid-semester."

Dari spontanitas gelengan kepala Sienna yang terburu-buru, Raven tahu Sienna sedang menutupi sesuatu. "Udah? Gitu doang? Terus lo langsung mau datang ke sini tanpa tanya kenapa gue di RS?" Raven membuang muka. "Melihat track record lo yang pengin banget gue dirisak massa, gue nggak yakin itu terjadi."

"Kak Adila ngasi tahu kok."

Raven tegang oleh antisipasi tapi bibirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Apa katanya?"

"Lo nabrakin diri ke tiang listrik, masuk RS dengan alasan kepalanya benjol sebesar bakpao biar bisa mangkir dari tanggung jawab sebagai Ketua OSIS." Sienna cekikikan sendiri.

Raven berdecak. Tatapan sengitnya melunak, berubah jadi sebentuk senyuman. Melegakan bahwa Sienna mungkin tahu sesuatu tapi dia tidak berusaha membahasnya. Setelah apa yang dialaminya belakangan, Raven merasa tidak ingin bertemu siapapun. Tapi melihat Sienna sore ini, rasanya berbeda. Cewek itu tidak menghakimi atau mengasihaninya. "Kayak pernah dengar itu cerita siapa."

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang