Yakin mau nangkring di sini aja dan nggak mau nengokin Spin off Starstruck Syndrome, Nanti Kita Tahu Akhir Kisah Ini, Minister of Monster, sama Love Shoot Obsession di Wattpad @ayawidjaja ? Wah, kalian nggak asik. Aku bikin gantung berminggu-minggu lagi ah!
This is for long-forgotten
Light at the end of the world
Horizon crying
The tears he left behind long ago
(The Islander--Nightwish)
~oOo~
Bahkan udara yang tak bertuan dirindukan setiap hembusan insan
Lantas bolehkah mengharap rengkuhan yang jelas bukan milik Tuan dan Puan?~oOo~
Sienna sibuk sepanjang hari jelang pementasan tunggal teater. Auditorium harus disiapkan supaya kondusif dan sesuai dengan standar pementasan. Mulai dari pemasangan panggung, backdrop untuk menutup semua celah yang potensial menyelinapkan cahaya tak diinginkan dari luar, latar, tata artistik, tata cahaya, space alat musik, ruang ganti, alur pintu masuk dan keluar, segalanya harus siap dalam dua hari ini.
Sebagai anggota baru, Sienna memang tidak mendapatkan peran di atas panggung. Dia lebih dipercaya sebagai stage manager dan mengurus segala perijinan. Karena kesibukannya, Sienna tidak sempat mengecek keadaan Raven. Padahal dia benar-benar ingin tahu apa cowok itu baik-baik saja. Nggak peduli bahwa pertemuan tadi pagi sedikit canggung dan tidak bisa dibilang menyenangkan, Sienna tetap ingin tahu kondisi Raven. Sadar bahwa dirinya mungkin satu-satunya orang yang tahu keadaan Raven sebenarnya membuat Sienna merasa bertanggungjawab untuk menjaga Raven.
"Sien, alat musik di ruang musik sudah aman buat di angkut ke auditorium?" Rekta menepuk bahu Sienna, membuat cewek itu menarik pandangannya yang melayang ke selasar kelas XI. Rekta ikut menatap selasar kelas XI. Sejak tadi Sienna menatapi sisi gedung yang sama padahal tidak ada apa-apa di sana.
"Eh. Anu. Itu udah aman kok, Bang." Sienna mengulas senyum canggung. "Aku udah ijin sama ketua klub musik."
Tidak mendapati apa-apa di arah pandang Sienna, Rekta lalu mengacungkan ibu jari tanda bahwa kerja Sienna bagus. Seolah itu tidak cukup, Rekta lantas menyibak poni Sienna yang jatuh ke dahi dan menyelipkannya pada headband yang dikenakan cewek itu.
Sienna tertegun. Tatapannya mengunci Rekta dengan tatapan takjub tapi juga bertanya. Harusnya dia senang dengan perhatian Rekta, tapi kenapa rasanya biasa saja?
Tiba-tiba Rekta meniup kening Sienna. "Bengong melulu dari tadi. Mikirin apa sih?"
"Nggg..." Sienna menggeleng. "Nggak apa-apa." Matanya kembali terpaku pada selasar kelas XI. Jam pulang sekolah sudah berlalu setengah jam yang lalu. Suasana sekolah sudah mulai sepi kecuali yang punya kegiatan klub. Apa Raven sudah pulang? "Kak, gue boleh nggak nyari Kak Raven sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSienna Fazura Aileen dijebak menggantikan Wakil Sekretaris OSIS yang mengundurkan diri. Baru sehari menjabat, Sienna sudah mencium ketidakberesan dalam diri ketua OSIS-nya, Raven Kresna Amarta. Bagaimana tidak, tugas utamanya adalah MENCATAT BIODATA...