DHS edisi spesial KEMERDEKAAN - DHS goes to Wae Rebo

10.6K 1.6K 573
                                    

Tanah air ku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai

Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani

Yang masyhur permai dikata orang

Tetapi kampung dan rumahku

Di sanalah ku rasa senang

Tanah ku tak kulupakan

Engkau kubanggakan

Tanah ku yang kucintai

Engkau kuhargai

Kuhargai


~oOo~

Indonesia beragam, jadi kenapa harus diseragamkan?

~oOo~


"Pak Hasibuan sama Pak Jimin barusan manggil gue. Jelang 17 Agustus, ada program nasional yang namanya Ekspedisi Merah Putih. Pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia disebar di berbagai titik nusantara buat ngadain upacara. Sekolah kita dapat kesempatan untuk memberangkatkan 12 orang ke NTT." Raven memulai rapat terbatas bersama enam orang OSIS inti.

Semua orang menatap antusias. NTT pulau yang eksotis. Labuan Bajo bahkan menjadi salah satu destinasi wisata prioritas, dan tentu saja pesona Taman Nasional Komodo. Satu-satunya tempat di dunia, di mana kita bisa menemukan satwa purba, komodo yang melegenda.

"Pink beach!"

"Rinca! Rinca!"

"Pulau Komodo! Pengen banget ke sana!"

"Padar man! Keren abis. Ngiler gue kalau liat traveler foto di atas bukit dengan latar belakang tiga kelokan pantai. Anjis!"

Para OSIS inti merapal wishlist mereka, tapi Raven menggeleng.

"Sayangnya tujuannya bukan TN Komodo."

"Lalu?" celetuk Dito.

"Negeri Di Atas Awan. Wae Rebo. Gue diberi waktu terbatas buat menentukan 12 orang yang bakal berangkat."

Ale meneguk ludah. Dia pernah bergabung dengan ekskul pecinta alam, jadi tahu tempat yang dimaksud Raven. Sementara Dito yang punya pengetahuan luas jelas tahu Wae Rebo. Sisanya menyenggol lengan dua orang itu atau membuka ponsel untuk browsing. Selanjutnya mereka sama-sama meneguk ludah. Tidak seantusias tadi. Sienna tampak tak acuh. Dia masih belum mendalami peran sebagai wakil sekretaris. Sesekali malah terlihat bermain dengan ponselnya.

"Gila lo, Rav!" Najwa begidik ngeri.

"Bukan gue yang milih destinasi, My Lady."

"Apa yang diharapkan dengan menggiring kita ke sana?"

"Wae Rebo adalah desa tradisional yang masih bertahan dengan adat istiadat nenek moyang. Tentu banyak hal yang bisa dilakukan di sana. Salah satunya meningkatkan jiwa nasionalisme, tentu saja." Mata Raven menyipit mengamati Sienna yang menyembunyikan senyum tipis sambil memandangi ponsel. Cewek itu tidak menyimak rapat dengan baik. Raven mengetuk-ngetuk meja. Membuat perhitungan dengan cermat.

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang