[7] Impossible Mission

9.1K 1.5K 340
                                    

I don't know, I don't know, I don't know

I don't care about sh*t

(No One—Lee Hi ft. B.I.)


~oOo~

Terkadang, kita lebih memilih mengelak daripada mengakui jatuh hati secara telak. Seringnya, kita berusaha menolak meski dada terasa sesak, jantung terus mengentak dan pikiran bergolak. Sejatinya, cinta itu memang pemberontak yang datang tanpa otak tapi tak henti bersorak.

~oOo~


"Tugas pertama lo adalah mencatat semua biodata pengurus OSIS dan ekskul di DHS."

"WHAT?!?"

Raven menyunggingkan senyum menantang seolah ingin menegaskan siapa yang lebih superior. "Protes? Pelajaran tadi pagi belum cukup?"

"Buat apa, Kakak?" Sienna berusaha keras menahan geram dalam suaranya.

"Gue ingetin lagi." Telunjuk Raven teracung-acung. Sambaran matanya mengerikan. Sama sekali tidak mirip Raven yang dikenal semua orang. "Sienna, gue udah membukakan jalan. Lo cukup mengikuti dan jangan melawan."

"Biodatanya minta ke TU aja, Kak." Sienna rasanya lemas dan ingin melempar kotak bekal itu ke muka Raven.

"Emang di catatan kesiswaan lo bisa nemuin hobi, makanan-minuman yang dia suka, temen deketnya siapa, pacarnya siapa atau berapa, dia punya rahasia apa, prestasi dan potensi dia apa. Dan seterusnya, dan seterusnya."

Kening Sienna berkerut rapat. Dia tidak habis pikir, bagaimana mungkin cowok sinting ini punya segudang fans seperti kata Fendi. Sekolah ini aneh sekali. Dan lagi... Ini sebenernya apa sih? Dia jadi wakil sekretaris, detektif atau stalker?

"Silahkan kalau lo merasa bisa dapetin info itu di sana. Gue nggak peduli gimana caranya, pokoknya lo bisa dapetin itu semua."

Tiba-tiba Sienna ingat kata-kata Fendi lagi. Raven adalah philanderer sejati. Jelas biodata itu akan dijadikan Raven sebagai modal gombal. Memuluskan cara dia ngalus. Astaga, cowok ini benar-benar iblis! Sienna diangkat sebagai wakil sekretaris OSIS, bukan asisten pribadi. Raven benar-benar layak dimutilasi!

Dunia sepertinya berputar terlalu cepat. Kebahagiaan pergi begitu singkat. Kebaikan yang tadi ditunjukkan Raven hanya numpang lewat. Sifat iblis Raven terlanjur melekat kuat. Ingat Sienna, Raven itu iblis yang meski terlihat manis, sifat dasarnya tetap jahat! Ingat!

oOo

Sienna berjalan lunglai menuju kelas. Sekotak chicken wings tidak sebanding dengan derita yang diterimanya. Dia bahkan sudah tidak bernafsu untuk makan lagi.

"Kenapa lo? Lemes amat." Fendi menyenggol bahu Sienna. Cowok itu baru saja dari toilet.

Sienna hanya menggeleng dengan lemas. Tidak yakin Fendi punya solusi dari masalahnya. Dia duduk di bangku sambil membuka iPad yang tadi diberikan Raven. Telunjuknya bergerak membuka file bertulis 'Susunan Pengurus OSIS DHS 2019/2020'. Sienna nyaris sudah bisa menghafal nama-nama di sana hingga dia melihat nama Ririn Wardhani X IPS 2 yang sudah dicoret dan diganti dengan namanya.

Kening Sienna berkerut. Kenapa sejak kemarin dia tidak terpikir untuk bertanya ada apa dengan wakil sekretaris sebelumnya?

"Seriusan lo sekarang jadi wakil sekretaris OSIS?" tahu-tahu suara Fendi terdengar dari belakang Sienna. Cowok itu melongok ke iPad yang dibuka Sienna. "Hebat!"

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang