Love is nothing stronger (I want it)
Than a boy with, than a boy with luv
Love is nothing stronger
Than a boy with, than a boy with luv
(Boy With Luv—BTS ft Halsey)
~oOo~
Terkadang, memiliki begitu banyak rasa suka membuat kita lupa cara mencinta. Oleh karena itu, tercipta rasa benci agar kita bersyukur pernah dicintai.
~oOo~
"Serius banget tampang kamu. Pelajarannya udah bubar, Rav!" Rara memutar posisi, menghadap Raven yang duduk di bangku belakangnya sendirian. Bel istirahat sudah berbunyi tapi Raven belum beranjak dari bangkunya.
"Diem, Charra. Gue lagi serius." Raven meletakkan telunjuk di bibir. Matanya terpejam sok cool.
"Rara! Rara! Rara! Cuma ayah aku yang boleh manggil Charra. Kamu manggilnya Rara aja!"
"Saya kan, juga ayah. Ayah dari calon anak-anak kita!" Raven menyipitkan mata, sementara bibirnya nyaris membentuk seringai.
Yang waras ngalah. Rapal Rara berulang kali. Meladeni Raven cuma bikin sakit kepala menjadi-jadi.
"Charra itu panggilan spesial buat first Ravenheart saya."
"First di DHS, nggak tahu di Wasesa. Atau first di XI IPA 3, kali aja di kelas sebelah first-nya beda." Rara mulai mangkel. "Habis bikin huru-hara di kelas X, sekarang lagi mikirin cara ngerayu cewek mana lagi kamu?"
"Negatif mulu pikiran lo kalau sama gue. Mikirin OSIS nih, gue."
"Dulu katanya nggak mau ikut organisasi, sekarang malah serius ngurus OSIS."
Raven mendesah. Wajahnya berubah lebih serius. "Tanggung jawab sebagai Ketua OSIS itu berat, lebih berat dari tanggung jawab saya ke orangtua kamu, Charra. Kalau dulu kamu nggak maksa saya ngisi formulir pendaftaran calon ketua OSIS, mendingan saya fokus sama kamu." Khas Raven! Philanderer-nya terindikasi kambuh kalau dia mulai bicara dengan kata ganti saya-kamu.
"Ngalus mulu kerjaan!" Rara mengatupkan rahang dengan kesal. Dia mengambil kamera dari dalam tas lalu mengalungkannya ke leher. "Ngalusin cewek jago, ngalus Cyan bisa nggak?" Cewek itu menaikkan alis lalu menunjuk cowok di sebelahnya dengan isyarat mata.
"Kalau kamu Charra Mencintai Raven, kalau dia..." Raven mengerling sambil mengeraskan suara, "Ka-Cyan Deh Lo!"
Rara terbahak lalu kabur karena melihat Cyan memutar posisi menghadap Raven. Pait! Pait! Pertanda buruk kalau dua orang itu diadu.
"Hei, bro. Mana nih, katanya mau bikin Cyanisious buat nyaingin Ravenheart. Nggak ada yang sudi gabung ya?" goda Raven sambil tergelak.
"Ravenheart lo langsung bubar pas Cyanisious official. Pada ilfeel sama kelakuan lo." Cyan mendelik sambil melenggang pergi. Malas berurusan dengan ketua OSIS sinting itu.
Tawa Raven membuncah. Cyan memang selalu sensitif padanya. Rara benar, awalnya Raven memang tidak sudi bergabung di organisasi. Kekecewaan karena dipaksa pindah dari Wasesa ke DHS membuatnya jengah. Susah payah dia melewati kaderisasi kepemimpinan di SMA Wasesa, tersiksa latihan disiplin di PMPP yang rasanya seperti wamil—wajib militer—dan semua dikandaskan begitu saja. Tapi Adila membuka matanya. DHS mungkin kesempatan kedua bagi dirinya. Formulirnya mungkin serampang, tapi tanggung jawab tidak boleh diemban sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSienna Fazura Aileen dijebak menggantikan Wakil Sekretaris OSIS yang mengundurkan diri. Baru sehari menjabat, Sienna sudah mencium ketidakberesan dalam diri ketua OSIS-nya, Raven Kresna Amarta. Bagaimana tidak, tugas utamanya adalah MENCATAT BIODATA...