[20] Bring Back Memories

7.5K 1.3K 538
                                    

Step on the floor (start a riot)

Where the competition man, it's looking one-sided

Up like a seven forty seven, we the flyest

A lifestyle you should try it

(Jopping—Super M)


~oOo~

Memulai awal yang baru dari sebuah masa lalu

~oOo~


"Lo mau minta gue ngapain sih, Kak?" tanya Sienna ketika mobil yang dibawa Raven mulai melaju.

Raven tidak bersuara. Berlagak tenang padahal dadanya bergemuruh. Tangannya sibuk menyalakan AC mobil sedan lawas yang dikendarainya. Sebuah mobil lama tapi masih sangat nyaman.

"Makan bakso di kantin Wasesa."

"HUAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUAAA... MAUUU..." Sienna langsung menyerong menghadap Raven. Senyum lebar mengembang di wajahnya.

Raven turut menoleh. Bibirnya spontan tersenyum. Rasa-rasanya Sienna tidak pernah tersenyum selebar ini di sebelahnya. Hanya karena bakso? Atau karena Wasesa menyimpan ingatan tersendiri bagi cewek ini? Raven sedang mengamati cara Sienna tertawa girang, tapi dengan cepat gadis itu menekuk bibir.

"Gue nggak yakin cuma itu alasannya." Sienna mencebik. Alarm waspada menyala di kepalanya.

Raven mengalihkan pandangan ke jalanan di depannya. Dia menghela napas. Menimbang sesuatu yang membuatnya meragu.

Sienna menoleh. Menunggu Raven berucap sesuatu.

"Gue mau minta tolong supaya lo merahasiakan kejadian kemarin."

Sienna mengempaskan diri ke sandaran jok. Atmosfir dilingkupi peristiwa tak mengenakkan kemarin. "Kak, nggak usah lo bilangin juga gue tahu itu."

"Yakin?"

Kedua tangan Sienna yang dilipat di dada terurai oleh kekesalan. "Apa gue ini sekeji itu Kak?"

Bahu Raven mengedik. Bibirnya mencebik. "Siapa tahu buat gosip seru."

"Gimana Scarlet?"

"Baik."

"Dia bisa ke rumah gue kalau lagi suntuk. Jangan kabur jauh-jauh apalagi hilang. Tolong bilang begitu ke dia ya."

Dada Raven di selimuti perasaan hangat.

oOo

"Woi, ngapain lo ke sini?!" Rigel terkejut melihat Raven muncul di ambang pintu ruang redaktur Intensitas. Tapi tak urung senyum mengembang di bibirnya.

Hellove [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang