CHAPTER 16

2K 262 154
                                    

Setelah tiga hari dua malam menginap di rumah keluarga Tuan Kwon, Wonwoo dan Soonyoung kembali ke istana. Keesokan paginya, mereka berdua memberi salam kepada tetua seperti biasa. Hanya saja, kali ini mereka diberondong pertanyaan dari tetua yang penasaran tentang pengalaman hidup sehari-hari di keluarga rakyat biasa.

"Di rumah keluarga Tuan Kwon, semua anggota keluarga berbagi tugas rumah tangga baik itu Ayah, Ibu, maupun anak." Wonwoo bercerita dengan bersemangat.

"Benarkah? Tuan Kwon juga ikut melakukan pekerjaan rumah tangga?" tanya Ibu Suri penuh minat.

"Benar. Keluarga Tuan Kwon tidak mempunyai asisten rumah tangga, jadi mereka berbagi tugas untuk pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Mereka juga menggunakan kamar mandi yang sama, jadi terdapat wadah berisi sikat gigi semua anggota keluarga. Daripada mementingkan hirarki antar generasi, mereka cenderung kekeluargaan dan seperti teman dekat."

"Aku sering melihat situasi keluarga seperti itu di televisi dan youtube, tapi tidak pernah mengalaminya langsung. Kau beruntung, Putra Mahkota," ucap Ratu Nayoung.

"Benar sekali apa kata Ratu." Ibu Suri Jihyo menambahkan.

"Walaupun sewaktu muda aku beberapa kali menjadi relawan baik dalam maupun luar negeri, tapi aku juga tidak cukup beruntung bisa merasakan langsung tinggal di keluarga rakyat biasa di negeriku sendiri. Kau bisa banyak belajar dari pengalaman ini, Putra Mahkota." Raja Seungcheol tersenyum kecil.

"Iya, Yang Mulia," jawab Wonwoo.

Wonwoo tersenyum maklum melihat reaksi keluarganya. Ayahnya adalah seorang pangeran yang seumur hidupnya tinggal di istana. Sedangkan nenek dan ibunya berasal dari keluarga pejabat yang masih keturunan bangsawan. Cara mereka dibesarkan tentunya jauh berbeda dengan keluarga Soonyoung, sehingga ia mengerti kenapa mereka bertanya penuh minat.

"Terimakasih kepada Putri Mahkota dan keluarga Tuan Kwon yang sudah menerima Putra Mahkota dengan baik," ucap Raja Seungcheol.

"Sama-sama, Yang Mulia. Justru saya sangat berterimakasih kepada Paduka karena diberi kesempatan menginap di rumah orangtua saya." Soonyoung tersenyum lebar.

"Kalau begitu, aku akan mempertimbangkan agar Putri Mahkota bisa lebih sering pulang."

Wonwoo meletakkan gelas teh miliknya. "Maaf Ayah, kalau soal itu sepertinya tidak bisa."

Senyum Soonyoung menyurut seketika. Apa yang Pangeran sinting ini coba katakan? batin Soonyoung sambil melirik tajam ke arah Wonwoo. Ia mati-matian menahan diri untuk tidak mendengus dan mencekik Wonwoo saat itu juga di depan tetua.

"Putri Mahkota berbeda dengan Ibu Suri dan Ibunda Ratu yang sejak kecil sudah tidak asing dengan lingkungan dan peraturan istana. Ia baru menjalani kehidupan di istana ini dalam waktu singkat, sehingga masih banyak yang harus dilatih dan dipelajari. Selain itu masih ada kuliah dan juga tugas kerajaan sebagai Putri Mahkota. Semua itu akan membutuhkan banyak waktu, jadi dia hanya akan bisa pulang jika ada waktu luang," jelas Putra Mahkota.

Raja Seungcheol mengangguk. "Apa yang dikatakan Putra Mahkota juga ada benarnya. Kami harap kau mengerti, Putri Mahkota."

"Iya, Yang Mulia." Mata Soonyoung meredup dan bahunya merosot.

Setelah itu, Soonyoung undur diri terlebih dahulu karena harus mengikuti pelajaran dari Kasim Seo dan mentor-mentor lainnya. Wonwoo masih tinggal karena ada hal yang perlu dibicarakan dengan Ratu Nayoung. Wonwoo mendengarkan dengan seksama kata-kata dari Ratu Nayoung sekaligus memperhatikan raut lelah dari wajah ibunya.

"Keadaan Paduka Raja baru membaik, tapi ia bersikeras hadir langsung di semua acara kenegaraan. Tolong Putra Mahkota siap siaga mengikuti beliau untuk berjaga-jaga apabila beliau kelelahan."

Perhaps LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang