CHAPTER 1

2.7K 296 62
                                    

Musik yang terdengar lembut mengalun, tanda dimulainya pertunjukkan di atas panggung. Sorak-sorai penonton yang memenuhi auditorium kampus Pledis Art University itu mulai mereda digantikan dengan pandangan kagum ke arah panggung. Lampu sorot yang mengarah ke dua sejoli di atas panggung itu membuat para penonton bisa melihat dengan jelas indahnya tarian yang mereka bawakan. Chemistry dari sepasang penari di atas panggung membuat penonton seolah dapat merasakan bagaimana sedihnya saat si pria ditolak oleh gadis yang dicintainya.

Ketika si gadis menyentakkan tangannya saat si pria akan mencium tangannya, terdengar sentakan nafas dan pekikan kecil dari penonton menandakan suksesnya cerita yang mereka bawakan lewat tarian itu. Tepuk tangan riuh yang terdengar saat kedua penari itu membungkukkan badannya menjadi tanda berakhirnya pertunjukkan mereka.

"Waah, pertunjukkan mereka benar-benar keren!" Seorang gadis di bangku penonton melontarkan komentarnya pada teman di sebelahnya.

"Tentu saja, mereka berdua kan termasuk dancer terbaik dari angkatan kita. Bahkan laki-laki di atas panggung tadi baru membawa pulang trofi kemenangan bersama anggota tim nya minggu kemarin!" sahut gadis bermata bulat itu tak kalah heboh.

"Namanya Kwon Soonyoung kan? Mahasiswa tahun kedua jurusan Seni Tari?"

"Yupp, benar sekali!" Gadis bermata bulat itu menoleh ke temannya dan berkata, "Tapi jangan salah, Kwon Soonyoung di atas panggung dan di kehidupan nyata itu beda 180 derajat!"

"Beda bagaimana?"

"Sehari-harinya dia sangat konyol. Apalagi kalau sudah berkumpul dengan Seokmin dan Seungkwan dari jurusan musik itu, mereka lebih mirip trio pelawak! Aku tidak habis pikir bagaimana Lee Jihoon yang berwajah datar dan dijuluki prodigy composer itu bisa betah bersama mereka. Benar-benar perpaduan yang unik," ujarnya sambil tertawa.

Obrolan kedua gadis itupun terhenti saat pertunjukkan yang selanjutnya dimulai.

•••

Di taman belakang gedung auditorium kampus, tampak kedua penari yang satu jam lalu berada di atas panggung. Pakaian mereka sudah berganti dengan baju kasual khas mahasiswa. Gadis berambut panjang itu menundukkan wajahnya yang tampak merona. Dia mengumpulkan segenap keberaniannya untuk menyatakan perasaan nya pada laki-laki di hadapannya.

"Soonyoung-oppa, aku... sebenarnya aku mempunyai perasaan lebih padamu," ungkap gadis bernama Yuju itu.

Oh tidak

Kwon Soonyoung rasanya ingin menggaruk aspal untuk menyalurkan rasa frustasi tiap kali ada seorang gadis omega yang menyatakan suka padanya. Soonyoung pun segera memutar otak untuk mencari alasan bagaimana caranya menolak gadis di hadapannya itu tanpa perlu mengatakan identitas aslinya.

"Uhmm... maaf Yuju, aku juga menyukaimu tapi sebagai teman."

Kekagetan dan kekecewaan tampak sekali dari sorot mata Yuju setelah mendengar jawaban dari Soonyoung.

"Aku benar-benar minta maaf, Yuju. Sungguh, kau benar-benar gadis yang manis dan sangat menyenangkan ngobrol denganmu tapi... aku tidak bisa kalau untuk berpacaran." Soonyoung buru-buru menjelaskan karena tidak tega melihat raut sedih Yuju.

"Apa Soonyoung-oppa sudah menyukai orang lain?"

Mata sipit berbentuk jarum jam 10.10 itu melotot mendengar pertanyaan Yuju. "Apa? Tidak kok, ini bukan karena aku sudah menyukai orang lain," Soonyoung menghela nafas sebelum melanjutkan, "tapi memang aku sendiri yang bermasalah. Aku tidak bisa mengatakannya padamu tapi suatu saat nanti kau akan mengerti, Yuju."

Senyuman getir yang mengakhiri penjelasan Soonyoung membuat Yuju mau tidak mau harus menerima kalau perasaannya tidak terbalas.

"Baiklah kalau begitu Oppa, maafkan aku kalau aku terkesan mendesakmu terus. Mungkin karena aku masih shock dan patah hati." Yuju mengangkat wajahnya lalu menatap Soonyoung lalu bertanya, "Setelah ini kau tidak akan membenci dan menjauhiku kan Oppa?"

Perhaps LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang