"Yang Mulia, saatnya Anda bangun ... hari sudah pagi Putri Mahkota." Dua orang dayang perempuan itu terlihat kesulitan membangunkan tuan-nya yang masih tertidur nyenyak di ranjang.
"Hngh ... lima menit lagi Bu ...." racau Soonyoung dengan mata tertutup.
Dayang yang bernama Yena dan Yebin itu saling berpandangan, sepertinya tuan mereka lupa kalau dia sudah hidup di istana. "Yang Mulia ... Anda akan terlambat kalau tidak segera bangun."
Mata sipit Soonyoung perlahan terbuka. Ada jeda waktu sekian detik sampai nyawa Soonyoung terkumpul dan menyadari kalau dia tidak berada di kamar rumahnya yang dulu.
Ini dimana?
Senyum Yena dan Yebin yang secerah matahari pagi seketika mengembalikan ingatannya kalau dia sudah menikah dengan Putra Mahkota dan tinggal di istana. "Ini kamar siapa?"
"Ini kamar pribadi Anda, Yang Mulia," jawab Yena. "Setelah meminum arak di prosesi Dongrwe semalam, Anda tidak sadarkan diri jadi Putra Mahkota langsung membawa Anda kemari."
Mata Soonyoung melebar. "Orang itu? Mau membawaku kemari? Tunggu, dia membawaku dengan digendong dan bukan digelindingkan kan?"
Bibir Yena dan Yebin berkedut menahan tawa. "Tentu saja, Yang Mulia."
"Syukurlah ... " Soonyoung menggaruk lehernya.
"Mari kami bantu bersiap-siap, Yang Mulia. Anda dan Putra Mahkota harus bertemu tetua pagi ini untuk ritual Jogyeon*" ucap Yebin.
Soonyoung seketika menyilangkan tangannya di depan dada. "Terimakasih tapi ugh ... aku bisa mandi dan bersiap-siap sendiri. Kalian tunjukkan saja kamar mandinya."
"Baik, Yang Mulia. Tapi biarkan kami membantu bersiap-siap, karena Anda belum terbiasa dengan kamar mandi disini dan baju tradisional akan sulit bila Anda memakainya sendiri."
Soonyoung mengerang malas namun akhirnya tetap patuh mengikuti Yena dan Yebin. Memori bagaimana dia 'dikeroyok' Kasim Seo dan dayang-dayang itu untuk dimandikan dan dipakaikan baju di hari pernikahannya kemarin kembali berputar. Waktu itu ia ingin teriak histeris, tapi raut serius dan sorot mata tajam Kasim Seo seakan membungkam suaranya. Sepertinya setelah ini dia harus membiasakan diri untuk dibantu bersiap-siap saat memakai baju tradisional.
•••
Soonyoung sedikit menundukkan pandangannya dan mengatur napasnya agar degup jantungnya lebih tenang. Saat ini ia berada dalam satu ruangan dengan orang-orang terpenting di negara ini. Di sebelahnya ada Wonwoo, sedangkan dihadapannya ada Ibu Suri Jihyo, Ratu Nayoung, dan Raja Seungcheol. Untuk pertama kalinya dia bertemu Raja Seungcheol dalam jarak yang dekat. Sisa-sisa ketampanan sewaktu muda masih terlihat jelas di wajah Raja Seungcheol, dengan badan yang terlihat gagah dan aura yang mengintimidasi. Kalau saja Wonwoo tidak pernah memberitahu soal penyakit ayahnya, maka ia pasti mengira beliau dalam keadaan sehat.
"Saat ini kalian telah resmi menikah. Tradisi mengajarkan kita bagaimana saling menghormati pasangan. Aku berdoa semoga kalian berdua akan selalu bersama selamanya, dalam senang maupun susah." Ibu Suri Jihyo memberi wejangan dan doa untuk pengantin baru. "Maklumi wanita tua ini bila menyampaikan hal yang terdengar kuno untuk anak muda seperti kalian."
Soonyoung dan Wonwoo membungkuk memberi hormat setelah Ibu Suri Jihyo selesai berbicara.
"Mulai sekarang pengawal untuk Putra Mahkota akan dikurangi. Mereka juga tidak akan ikut masuk ke dalam gedung tapi berjaga di luar gedung," ucap Raja Seungcheol. "Untuk Putri Mahkota, mulai sekarang kau juga akan dijaga oleh pengawal. Walaupun nanti kau akan merasa kurang nyaman dan leluasa, tapi kau tetap membutuhkan perlindungan dasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love
FanfictionSoonyoung, seorang omega laki-laki yang menyembunyikan identitas dengan impian menjadi seorang penari dan koreografer profesional. Suatu hari dia mendengar kabar yang mengejutkan dari orang tua dan pihak Kerajaan kalau ternyata kakeknya dan almarhu...