Suara dua orang omega laki-laki yang sedang berdiskusi memenuhi perpustakaan di kompleks kediaman Putra Mahkota. Mereka berdua terlihat khusyuk membahas isi dari tumpukan buku yang ada di meja. Laptop yang ada disana juga tidak dibiarkan menganggur. Digunakan dengan baik untuk mengerjakan tugas-tugas dari sang mentor.
Kegiatan mereka berdua terhenti ketika seorang dayang datang. Pembawaan dayang wanita itu terasa kaku dan angkuh. Mencerminkan siapa tuannya. Menimbulkan ketegangan bagi orang yang ditemuinya.
"Dayang Kwak," sapa Kasim Seo. "Ada perlu apa kau kemari?"
"Putri Minkyung meminta Putri Mahkota untuk menemuinya sekarang," jawab dayang yang melayani Putri Minkyung.
"Tidak bisa. Putri Mahkota saat ini sedang belajar. Ratu Nayoung memerintahkan agar Putri Mahkota mengikuti jadwal pelatihan yang telah disusun. Sampaikan kepada Putri Minkyung kalau beliau bisa bertemu dengan Putri Mahkota diluar jadwal pelatihan," tegas Kasim Seo.
Dayang Kwak mendengus pelan. "Kau tidak bisa berkata seperti itu disaat kau tahu bahwa status Putri Minkyung saat ini lebih tinggi dibandingkan Ratu Nayoung. Lebih baik kau bersiap sekarang juga daripada membuang waktu untuk mendebatku."
Ekspresi Kasim Seo tetap sedatar papan, namun sorot matanya menajam. Dengan nada yang tenang, dia menyampaikan pesan dari Dayang Park dan membantu Soonyoung bersiap menemui Putri Minkyung. Soonyoung didampingi Kasim Seo dan dayang-dayangnya mengikuti Dayang Kwak menuju ke kediaman Putri Minkyung. Sesampainya disana, Soonyoung memberi hormat lalu duduk di seberang Putri Minkyung yang sedang membuat kaligrafi.
"Saat Pangeran Harry dan rombongannya sedang melaksanakan tugas yang lain, Putri Mahkota sibuk mengisi waktu dengan kuliah dan pelatihan. Maaf kalau aku mengganggumu yang sedang tekun belajar," ucap Putri Minkyung.
"Tidak apa-apa, Yang Mulia." Soonyoung menelan ludah. Kata-kata pujian dari wanita di hadapannya entah kenapa terasa seperti pembukaan sebelum masuk ke lubang jebakan.
"Kau sudah cukup lama menjalani masa pelatihan, aku ingin tahu apa saja yang sudah kau pelajari?"
Soonyoung berpikir sejenak. "Buku tentang tugas Putri Mahkota, Literatur Cina Klasik, Sejarah Kerajaan Korea, Kumpulan Kesusastraan Korea, Kumpulan Syair dan Pujian, Sikap dan Etika, lalu Bahasa Inggris, Yang Mulia."
"Lalu layanan masyarakat apa yang sudah kau lakukan?"
"I-itu aku diminta fokus untuk kuliah dan menjalani pelatihan dulu sebelum terjun ke masyarakat, Yang Mulia."
Tangan Putri Minkyung berhenti menulis dan sorot matanya menatap Soonyoung tajam. "Kau sudah cukup lama menjalani pelatihan, bagaimana mungkin kau tidak segera menjalani tugasmu? Seorang Putri Mahkota harus berkomitmen untuk terlibat dalam menjangkau berbagai masalah di dalam negeri maupun luar negeri. Coba kau sebutkan contohnya, Putri Mahkota."
"Kegiatan pemuda di Korea, literatur, seni, lingkungan hidup, olahraga, kesehatan mental, eng ... kewirausahaan, kesehatan global, umm ..." jawab Soonyoung sambil berpikir keras.
"Sangat banyak bukan? Dan kau belum berinisiatif memulainya satu pun! Apa gunanya jika kau hanya terkungkung belajar di dalam ruangan saja?" Putri Minkyung menggeleng prihatin. "Karena kau belum terlibat ke layanan masyarakat, aku akan mengecek sejauh mana kau telah menyerap pelajaran. Kalian berdua bawa buku-buku yang telah dipelajari Putri Mahkota kemari," perintah wanita itu pada kedua dayang Soonyoung.
Yena dan Yebin segera bergegas mengambil buku-buku yang telah dipelajari Soonyoung di perpustakaan. Dalam perjalanan menuju kediaman Putri Minkyung, mereka berpapasan dengan Ratu Nayoung dan Dayang Cho.
"Mau dibawa kemana buku-buku itu?" tanya Ratu Nayoung.
Yena dan Yebin saling berpandangan. "Kami diminta untuk membawanya ke kediaman Putri Minkyung, Yang Mulia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love
FanfictionSoonyoung, seorang omega laki-laki yang menyembunyikan identitas dengan impian menjadi seorang penari dan koreografer profesional. Suatu hari dia mendengar kabar yang mengejutkan dari orang tua dan pihak Kerajaan kalau ternyata kakeknya dan almarhu...