CHAPTER 8

1.8K 270 19
                                    

Wonwoo sedang berbincang dengan ayahnya saat ia melihat ibunya datang dengan wajah lesu. "Ada apa Ibu? Apa telah terjadi sesuatu?"

Ratu Nayoung menggeleng pelan. "Bukan apa-apa, hanya kelelahan saja mengurus segala persiapan pernikahan kerajaan."

"Apa Ratu mengalami kesulitan? Katakan padaku bila kau mengalami kesulitan, aku tahu bukan hal yang mudah menyiapkan acara sebesar ini." Raja Seungcheol menatap cemas istrinya.

"Maaf sudah membuatmu cemas, Yang Mulia. Sejauh ini persiapan berjalan lancar, jadi Yang Mulia tidak perlu khawatir. Hanya saja ... perlu kerja keras ekstra untuk melatih calon Putri Mahkota," desah Ratu Nayoung.

"Bagaimana perkembangannya sejauh ini?" tanya Raja Seungcheol.

"Calon Putri Mahkota kesulitan menangkap dasarnya, karena itu sangat sulit melatihnya. Dayang yang kutugaskan melatih berkata kalau Soonyoung-ssi sangat sulit untuk fokus dan konsentrasi pada materi yang disampaikan. Dia juga tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama." Ratu Nayoung memijat pelipisnya.

"Biarkan dia berlatih sesuai dengan kemampuannya. Jika Ratu memaksa anak yang tumbuh di luar istana terlalu keras, nanti dia bisa tumbang saat proses pernikahan berlangsung," timpal Raja Seungcheol.

Ratu Nayoung mengangguk. "Tadi pagi saat aku mengunjungi tempat latihan calon Putri Mahkota, aku melihatnya sedang tertidur menelungkup di atas meja. Ternyata dia kelelahan setelah berhari-hari kurang tidur untuk belajar. Sepertinya dia sudah bekerja keras tapi hasil yang dicapai tidak seberapa."

"Maaf sebelumnya Ibu, aku tahu melatih calon Putri Mahkota adalah tugasmu, tapi kurasa cara seperti ini tidak akan berhasil," sela Wonwoo.

"Maksudmu?"

"Setelah kuamati hasil laporan dari anak buahku tentang riwayat hidup Soonyoung, dia adalah orang dengan rentang perhatian pendek. Dia juga punya energi berlebih dan aktif dalam kegiatan yang menggunakan fisik daripada diam di kelas. Jadi kurasa itulah kenapa dia dulu sempat menjadi atlet taekwondo dan sekarang memilih jurusan Seni Tari. Dia selama ini berhasil mengasah kelebihannya dan menutupi kekurangannya, dan pelatihan dengan cara yang Ibu berikan merupakan kelemahannya."

"Lalu menurutmu kita harus bagaimana, Putra Mahkota?" tanya Ratu Nayoung.

"Ijinkan aku ikut campur dalam pelatihan calon Putri Mahkota, Ibu. Aku juga mengusulkan penggantian dayang yang melatihnya. Cara yang akan kugunakan mungkin akan sedikit ... berbeda, tapi dengan waktu yang mendesak kurasa hasil lebih penting apapun caranya," jawab Wonwoo.

Ratu Nayoung berpandangan sekilas dengan Raja Seungcheol setelah mendengar usul dari Wonwoo. "Baiklah kalau begitu, kurasa tidak ada salahnya mencoba usulmu, Putra Mahkota."

"Terimakasih, Ibu."

Seorang dayang meminta ijin masuk dengan wajah cemas. Setelah diijinkan masuk, dayang itu segera menghadap Ratu Nayoung seakan ada hal genting yang harus disampaikan.

"Ada apa, Dayang Cho?"

"Maaf mengganggu, Yang Mulia. Dayang yang bertugas melatih calon Putri Mahkota melaporkan kalau Soonyoung-ssi tidak ada di ruang belajarnya. Saat ini mereka sedang mencari ke seluruh penjuru istana Eun Young tetapi belum juga menemukannya, Yang Mulia."

"Apa? Bagaimana cara mereka mengawasinya sampai hal itu terjadi!" Ratu Nayoung menuntut penjelasan.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya juga belum tahu bagaimana itu bisa terjadi." Wajah Dayang Cho mulai memucat.

Wonwoo menghembuskan napas pajangnya. "Calon Putri Mahkotaku itu lelaki omega hiperaktif dan mantan atlet taekwondo, kalau Ibu lupa. Dayang yang Ibu tugaskan saat ini lebih cocok menghadapi gadis omega bangsawan yang lemah lembut, tentu saja Soonyoung bisa kabur dengan mudah."

Perhaps LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang